Aku adalah kopi , pahit manis terserah caramu meracik, dan terserah kau tempatkan aku dimana selayak anganmu
Maaf sayang terlalu jauh aku meninakan bahagia mu, hanya itu yang bisa aku suguhkan atas nama cinta, meski tanpa permata
Akulah lelaki sejauh langkah mengembara, maka kau adalah air mata yang membawaku kembali karena kerinduanmu
Kuyup sudah tubuhku, kala kelebat halilintar menyambar anganku, jauh memang.. tapi pekatnya hadir dalam benakku, sepertimu
Ya... Anganku jauh sedalam kau menorehkan luka di sanubari terdalamku, mungkinkah terobati sedangkan kau entah dimana
Sungguh indah suguhan kopi mu pagi ini, penuh nikmat di tiap reguknya, andai kau seperti itu
Entah semanis apa kopi buatanmu, bahkan aku tak peduli sebening apa gelasnya, aku hanya menikmati saat senyummu menyertainya
Masih kopi teman pagiku, setelah semalaman dahgaku berpagut pada bayangmu, lalu bagaimana denganmu
Masih kopi teman pagiku, setelah semalaman dahgaku berpagut pada bayangmu, lalu bagaimana denganmu
Sunyi ini temani gejolak hati, dari gigil yang menggerilya hingga sukma yg tanpa asa, entahlah.. mungkin cemburu yg memaksa
Gerimis kali ini menyamarkan air mataku, ada sejuk saat dusta membawamu lena dengan berjuta kata, walau tak nyataÂ