Mohon tunggu...
Pasha Daveena
Pasha Daveena Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Mengintegrasikan ESG ke dalam Akuntansi manajemen : Langkah Menuju Bisnis Berkelanjutan

18 Desember 2024   17:53 Diperbarui: 18 Desember 2024   17:53 50
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Sumber Gambar : Freepik)

Dalam era modern, dunia bisnis tidak hanya berfokus pada keuntungan finansial semata. Konsep Environmental, Social, dan Governance (ESG) telah menjadi sorotan utama, mendorong perusahaan untuk mempertimbangkan dampak mereka terhadap lingkungan, masyarakat, dan tata kelola perusahaan yang baik. ESG bukan lagi sekadar tren, melainkan sebuah kebutuhan bagi perusahaan yang ingin bertahan dan tumbuh secara berkelanjutan. Dengan mengintegrasikan prinsip ESG ke dalam operasional bisnis, perusahaan tidak hanya berkontribusi pada pembangunan berkelanjutan, tetapi juga dapat meningkatkan reputasi, menarik investor, dan mengurangi risiko bisnis.

Implementasi ESG (Environmental, Social, and Governance) dan Peran Akuntansi

Implementasi ESG membutuhkan pendekatan yang komprehensif, di mana akuntansi memainkan peran krusial. Melalui akuntansi, perusahaan dapat mengukur, melaporkan, dan menganalisis kinerja ESG mereka secara akurat. Dengan mengintegrasikan metrik ESG ke dalam sistem pelaporan keuangan, perusahaan memperoleh wawasan yang lebih mendalam tentang dampak sosial dan lingkungan dari aktivitas bisnisnya. Secara historis, standar atau kerangka kerja yang menawarkan ukuran atau metrik kinerja dengan konsep ESG sebenarnya telah ada sejak tahun 1997, yakni munculnya Global Reporting Institute (GRI). GRI adalah organisasi internasional independen yang menyediakan Standar Pelaporan Keberlanjutan (GRI Standard). Tujuannya adalah memfasilitasi komunikasi yang konsisten tentang dampak suatu entitas terhadap pembangunan berkelanjutan. 

(Sumber Gambar : Freepik)
(Sumber Gambar : Freepik)

Akuntansi juga memungkinkan perusahaan untuk mengidentifikasi area-area yang perlu ditingkatkan dan mengukur kemajuan menuju tujuan keberlanjutan. Lebih jauh lagi, akuntansi dapat mendukung pengambilan keputusan strategis yang sejalan dengan prinsip ESG, seperti investasi dalam proyek-proyek berkelanjutan, pengelolaan risiko yang terkait dengan perubahan iklim, dan peningkatan transparansi terhadap pemangku kepentingan. Untuk penerapan prinsip ESG di Indonesia ini membawa tantangan tersendiri, mulai dari kurangnya kesadaran hingga kerangka regulasi yang masih terus berkembang. Namun, di balik tantangan tersebut, terdapat peluang besar bagi perusahaan untuk menjadi pionir dalam bisnis berkelanjutan. Dengan memanfaatkan teknologi, inovasi, dan kolaborasi lintas sektor, perusahaan Indonesia dapat menciptakan nilai tambah yang signifikan bagi masyarakat dan lingkungan. 

Strategi Integrasi ESG: Membangun Portofolio Berkelanjutan.

Integrasi ESG dalam investasi merupakan proses yang melibatkan evaluasi menyeluruh terhadap aspek lingkungan, sosial, dan tata kelola suatu perusahaan. Dengan mengidentifikasi faktor-faktor ESG material, mengumpulkan data yang relevan, dan menilai kinerja ESG perusahaan, investor dapat membuat keputusan investasi yang lebih informatif dan berkelanjutan. Proses ini melibatkan penyesuaian analisis keuangan tradisional dengan mempertimbangkan faktor ESG, sehingga memungkinkan investor untuk mengukur risiko dan peluang yang terkait dengan keberlanjutan. Dengan membangun portofolio yang berkelanjutan, investor tidak hanya mengejar keuntungan finansial, tetapi juga berkontribusi pada pembangunan berkelanjutan dan menciptakan dampak positif bagi masyarakat dan lingkungan.

ESG: Pengaruh dan Implementasinya dalam Dunia Bisnis Modern

ESG telah menjadi katalisator perubahan dalam dunia bisnis, mendorong perusahaan untuk mengadopsi praktik yang lebih berkelanjutan. Integrasi ESG dalam investasi melibatkan analisis yang mendalam terhadap kinerja perusahaan dalam hal lingkungan, sosial, dan tata kelola. Dengan demikian, investor dapat mengidentifikasi peluang investasi yang berkelanjutan dan berkontribusi pada pembangunan yang berkelanjutan. Perusahaan, di sisi lain, dapat mengintegrasikan ESG ke dalam strategi bisnis mereka dengan menetapkan target keberlanjutan yang ambisius, mengukur kinerja ESG secara berkala, dan melibatkan seluruh karyawan dalam upaya mencapai tujuan tersebut. Kolaborasi antara berbagai pemangku kepentingan, termasuk investor, perusahaan, pemerintah, dan masyarakat sipil, sangat penting untuk mempercepat transisi menuju ekonomi yang lebih berkelanjutan.

Penerapan ESG di Unilever: Membangun Budaya Perusahaan yang Berkelanjutan

(Sumber Gambar : consumergoods.com)
(Sumber Gambar : consumergoods.com)

Unilever, sebagai perusahaan multinasional yang berkomitmen pada keberlanjutan, telah mengintegrasikan prinsip-prinsip ESG ke dalam seluruh aspek bisnisnya. Salah satu contoh konkret adalah upaya Unilever dalam mengurangi jejak karbon. Perusahaan ini telah menetapkan target ambisius untuk mencapai netralitas karbon pada tahun 2039. Untuk mencapai target ini, Unilever telah mengimplementasikan berbagai inisiatif, mulai dari penggunaan energi terbarukan hingga optimalisasi rantai pasok.

Peran Akuntansi Manajemen dalam Mendukung ESG di Unilever

Akuntansi manajemen memainkan peran yang sangat krusial dalam mendukung implementasi ESG di Unilever. Beberapa kontribusi spesifik dari akuntansi manajemen antara lain:

  • Pengukuran Kinerja: Akuntansi manajemen menyediakan metrik dan indikator kinerja yang relevan untuk mengukur kemajuan perusahaan dalam mencapai tujuan ESG. Misalnya, Unilever menggunakan akuntansi manajemen untuk mengukur pengurangan emisi karbon, konsumsi air, dan limbah.

  • Penganggaran: Akuntansi manajemen membantu mengalokasikan sumber daya secara efektif untuk mendukung inisiatif ESG. Misalnya, Unilever dapat mengalokasikan anggaran untuk investasi dalam teknologi ramah lingkungan atau program pelatihan karyawan terkait keberlanjutan.

  • Analisis Biaya-Manfaat: Akuntansi manajemen digunakan untuk menganalisis biaya dan manfaat dari berbagai inisiatif ESG. Hal ini memungkinkan Unilever untuk membuat keputusan yang lebih baik terkait investasi dalam proyek-proyek keberlanjutan.

  • Pelaporan Internal: Akuntansi manajemen menyediakan laporan internal yang komprehensif mengenai kinerja ESG perusahaan. Laporan ini digunakan oleh manajemen untuk memantau kemajuan, mengidentifikasi area yang perlu ditingkatkan, dan membuat penyesuaian strategi.

Penerapan
Unilever ingin mengurangi penggunaan plastik dalam kemasan produk. Akuntansi manajemen dapat membantu perusahaan mengukur biaya yang terkait dengan peralihan ke kemasan yang lebih ramah lingkungan, seperti biaya pengembangan produk baru, biaya produksi yang lebih tinggi, dan potensi penurunan penjualan. Selain itu, akuntansi manajemen juga dapat mengukur manfaat jangka panjang dari pengurangan penggunaan plastik, seperti peningkatan reputasi merek dan pengurangan biaya pengelolaan limbah.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun