Mohon tunggu...
Piter Lokon
Piter Lokon Mohon Tunggu... Foto/Videografer - Berita dan Blog

Berbicara Untuk Memberi Informasi Ke Publik Sesuai Fakta dan Opini, Bersuara Karena Masalah, Hidup Untuk Menegahkan Kebenaran dan Keadilan.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

25 Tokoh Masyarakat dan Agama Berkumpul Di Istana Presiden, Ali Ulama OAP Tinggal Di Hutan Saja

24 Juli 2015   00:39 Diperbarui: 24 Juli 2015   00:39 447
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

25 Tokoh Masyarakat Dan Agama Berkumpul Di Istana Presiden untuk Perdamain Kaus Tolikara 

Jakarta-SP/Lokon- Kasus Terjadi Kerusuhan antara Umat Beragama Muslim dan Kristen Gereja GIDI di Tolikara, Menewaskan 1 Orang Siswa atas Nama Endi Wanimbo dan 11 Orang Lainnya Luka-luka serta Pembakaran Mushola di Tolikara. Akibat dari itu isu agama meluas sampai di darerah-daerah lain pada 23 Juli 2015 Di Istana Presiden.

Presiden Indonesia Ir. Joko Widodo Melaksanakan Pertemuan di Istana Presiden dengan Mengundang 25 Orang Tokoh Masyarakat, Tokoh Agama dan Petinggi Pemerintahan Indonesia Lainnya, Untuk Membahas Mengenai Perdamaian Insiden di Tolikara pada 19 Juli 2015 Lalu di Karubaga, Kabupaten Tolikara, Provinsi Papua-Indonesia. pada 23 Juli 2015.

Saat Presiden Joko Widodo Menyampaikan Bahwa Kasus di Tolikara ini harapan sudah damai maka itu Pelaku siapapun yang terlibat di kasus tolikara ada Penegakan Hukum, Sebagai Negara Hukum Entah Siapapun dia Kata Jokowi.

Maka dari Itu Stasiun TV One Di Indonesia pada Pukul 20.00 Live di TV One dalam Dialog  Insiden Perdamain Tolikara, Telah Mengundang 2 Orang Tokoh Mewakili Warga Papua segaligus dengan Mewakili Tokoh Agama Gidi dan Agama Muslim Di Indonesia yaitu Ustad2 Jusuf Masyiur dan Bapak Leoni Kogoya Untuk Berdialog di Lintas Agama Menjaga Keberagaman Indonesia. Kesempatan itu juga terhubung langsung dengan Kiai Ali Mustapa Yaqub merupakan Ulama Indonesia.

Ustad jusuf Masyiur mengatakan dalam Dialognya bahwa Soal Penegakan Hukumnya kan kita Tokoh agama Sepakat dan tidak melampaui wewenang dari pada Panglima dan Kapolri biarlah dulu pada mereka-mereka lakukan hal itu. Dan Sebagaiman Itu Ujian Rumah Tangga Itu Ada Katanya.

Ustad Menambahkan Allah Pun Ajari Kami Doa, ia kan dan tidak keliahatan lagi mana yang benar dan mana yang salah ya Ngak Usa Mikir, Serahkan saja Kepada Allah Subahana Wata Allah. Kalau Memang Benar Tunjukin yang Benar.

Ali Mustapa Yaqub Ulama Indonesia Mengantakan Saya Kira semuanya Baik yang Istana Maupun di Tolikara itu ya, Itu Sepakat untuk tidak terjadi lagi Masalah seperti Itu. Karena Mereka Bersalaman, Berpeluka saat berdamain. Maka inilah yang perlu diteliti dan saya yakin ada pihak ketiga yang bermain untuk ingin mengadu antara Umat Beragama, dan tidak Curiga lagi tetapi itu ada maka itu perlu waspadai seluruh pemeluk agama jelas Ali.

Tambahnya Perlu ada Pencerahan kepada Umatnya Masing-masing tentang Konsenkuensi bahwa kita Ini hidup dalam Kemajemukan. Islam Itu Hidup dalam kemajemukan karena ada dalam Alquran, mengakui dan menghormati Eksintensi agama-agama lain. Kita Jangan Mengganggu Orang-orang Ibadah di Gereja, biarlah mereka beribadah dan melakukan kebaktian dengan cara mereka sendiri. 

Maka inilah Kosekkuensi kita hidup dalam Masyarakat yang Majemuk. Saya katan disitu kalau anda tak ingin menddengar seperti Itu ya silahkan hidup di hutan. Tetapi disana Akan Terganggu Juga, Dengan dengar suara-suara Monyet, Karena Monyet Punya Hak Asasi Monyet Namanya itu. Tetapi pa ambil Contoh Begitu Pa Kata Pembawa Acara, kata Ali Mustapa Yaqub “Ya Monyetkan”. Sebagai Kewujudan di Gereja tidak hanya Harmonis dalam Eksistensi, Jelas Ali Ulama Mustapa 

Kata Presiden Di Istana Sebenarnya Insiden Tolikara tidak terjadi itu seharusnya tidak terjadi kalau Komunikasinya Kita Itu Berjalan baik dan selalu baik.

Lenis Kogoya, Pendiri Negara ini kan berikan Satu Amanat yaitu Bineka Tungggal Ika “Berbeda-beda tetapi tetap satu”,  Warna Hitam Putih tetap satu.

Maka Kami di didik dan diajari dari Ajaran Kami Yaitu Kasihilah Sesamamu Manusia Seperti Dirimu Sendiri.

Maka dari itu saudara sakit saya juga sakit, ini kita orang Papua budaya kami. Saling mengasih itu lebih utama dari yang lain. Selama saya ada di papua dan pendiri negara inipun sampai sekarang inipun kami negara yang tidak perna masalah tetang agama.

Saya ini pernah turun langsung di lapangan saat peraang suku untuk mengamankan masalah Perang suku dan selama saya turun di lapangan belum pernah Menyelesaikan masalah agama. Tetapi masalah agama ini baru pertama kali, ha yang dimiliki oleh Papua antara Musli dan Kristen disana tidak dimiliki oleh bangsa yang lain katanya.

Maka saya sampaikan dari pertemuan ini perlu penegakan perlindungan Hukum. Dan Benarkah tidak di Papua Sana Ada 3 Bagian Adat, Agama, dan Pemerintah?

Ya itu karena sebelum Indonesia Merdeka itu adat dulu Baru Gereja sesudah Itu Pemerintah sehingga pemerintah harus menghargai adat.

Pertanyaan Pertama Kata Pembawa Acara, sekarang ini sudah ditetapkan sebagai 2 Orang Inisial tersangka? 

Lenis Ya saya sudah dapat telpon dari papua ada salah satu Ketua sinode di Papua sampaikan Bahwa kenapa pa Lenis sebagai stap khusus presiden tidak pernah angkat untuk nyawa yang hilang ini? 11 orang Masih sakit di rumah sakit yang ditembak aparat dan 1 Orang Meninggal Dunia karena benda yang dibakar itu kita bisa diganti tetapi Jiwa Manusia yang Hilang ini apa? Pertanyaan Bapak Sinode.

Maka itu Kita Bicara Untuk Masalah Agama dan Gereja Itu Kecuali Masyarakat datang langsung lalu dibakar Mushola itu lalu boleh bilang itu masalah agama.

Pertanyaan Kedua Kata Pembawa Acara, Bagaiman dengan Masalah Surat Itu? Ya masalah surat itu karena terjadi masalah Mis komunikasi.

Tetapi Ustad Alihkan Pembicaraan bahwa di Rana Itu mending jadi Rana Penyidikan Saja, Sebenarnya tidak ada asumsi. Kalau jadi asumsikan tidak ada perbincangan yang akan selesai, karena kami sudah tahu soal inikan kami tunggu saja, tugas kita sekarang bagaimana kita melihat jangan sampai meluas dan supaya tidak melebar, Saling membackup antara Umat.

Di Penghujung Acara Pesan apa yang disampaikan Buat Umat Muslim disana? Ya saya mau sampaikan menjaga antara umat beragama saya lagi Malu Karena disana Mereka memang menjaga itu. Tetapi harapan saya Banyak Berdoa, karena kami punya Tuhan Yang Lebih tinggi dari pada Panglima, Kapolri, Presiden dan Penguasa Dunia. Kami Juga sambil Mendoakan Presiden dan Semua Petinggi Negara Katanya.

Lenis Kogoya: Kita sudah selesaikan tanggal 29 Juli 2015 Kemarin, Untuk masalah Keamanan Saya siap Bertanggung jawab dan saya Menjamin aman Untuk hal itu. Maka saya pesan kepada Pihak berwajib Jangan dulu Kejar-kejar Orang  papua atau Rakyat papua.  Tetapi ada yang kita pastikan situasi kemanan nanti dari masyarakat Efeknya Kurang bagus jadi perlu pelan-pelan nanti selesaikan. Yang penting salah satu kematian itu tidak perlu Bayar dan tidak perlu selesaikan saya menjamin aman dan tidak ada pembalasan dari keluarga dan sebagainya, jadi sementara situasi Emosi jangan dulu dikejar-kejar rakyat Papua dulu. Kata bapak Lenis Kogoya. (Suara Pasema/Lokon).

 

 

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun