Baru-baru ini, anak laki menyampaikan deretan kebutuhannya dan jika ditotal mencapai nilai juta. Mak, butuh seragam taekwondo dan iuran bulanan. Mak, sepatu bola sudah robek. Mak besok renang yah. Beliin bola dong yang bagusan dikit. Mak, baju pramuka sudah sempit. Apakah semuanya langsung dipenuhi? Tentu tidak!
Memang betul bahwa yang diminta adalah hal-hal bermanfaat, namun saya selalu melihat dan menilai progress pemanfaatan dari sekian permintaan yang sudah dipenuhi. Apakah dia rajin latihan taekwondo atau malas-malasan sekedar gaya? Apakah dia sungguh-sungguh berlatih bola?...
Hmmmm... bagaimana kalau kamu selesaikan persoalan ini (lihat gambar) dalam tempo 24 jam, bebas pakai kalkulator, internet untuk membantumu. Jika selesai dengan benar, kamu dapat bola dengan harga maksimal 150 ribu. Bagaimana?
Tawaran tersebut saya lontarkan karena dia dalam keadaan tidak seimbang! Literasi hitung dasar belum dikuasai dan runyam dengan tambah kurang kali bagi pangkat pada level kelas 7 SMP. Dia hanya doyan bola, mainin kentrung, kajon, pianika. Malas membaca dan berhitung.
Idealnya, anak bertumbuh secara seimbang dan potensi terbesarnya disupport (9 kecerdasan).Â
Hmmm... memang tidak semua orang tua memiliki kemampuan mendeteksi potensi anak-anaknya dan disitulah butuh sekolah, tutor atau jika perlu pembimbing khusus untuk mengarahkan anak bertumbuh lebih cemerlang.
Mendidik anak-anak dengan ideal tidaklah muat dalam selembar kertas, bahkan seribu judul tulisan sekalipun. Butuh waktu, kesabaran, pengetahuan memadai tentang perkembangan anak, psikologi... DAN dimulai saat anak mulai ditenun dalam rahim ibunya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H