Mohon tunggu...
Daniel Pasedan
Daniel Pasedan Mohon Tunggu... Guru - Berkeluarga, dua anak

Iklas, Jujur, Sederhana, Rajin, Peduli, Suka Berbagi, Cerdas, Berani, Tahu Diri, ... adalah Pondasi Pemimpin yang Dirindukan

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Pak Prabowo Benar, Sistem Pertahanan Keamanan Lemah

7 April 2019   07:43 Diperbarui: 7 April 2019   08:03 93
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ada rasa enggan menyaksikan debat pilpres kali ini. tidak seperti debat pilpres yang lalu, rasanya rugi jika tidak menyaksikannya lewat layar kaca. Dan entah mengapa, debat terakhir chanel TV tidak berpindah dari awal hingga selesai. Anehnya lagi, kami sekalian di rumah anteng duduk menyaksikan acara debat dari awal hingga selesai.

Bisa jadi, seandainya saya menyaksikan acara debat secara langsung, maka saya adalah oknum yang akan diusir keluar oleh panitia penyelenggara atau bahkan dikenakan sangsi. Saya berekspresi dan tertawa melebihi ekspektasi menyaksikan debat.

Ada banyak catatan yang saya buat selama debat, dari setiap tema yang sudah ditentukan oleh panitia dan terutama pernyataan, pandangan dari masing-masing calon presiden.

Tentang Persenjataan.

Bicara senjata, menurut informasi yang saya terima sejak di sekolah dasar bahwa para Pahlawan, segenap Pejuang Indonesia menggunakan senjata bambu runcing melawan penjajah yang kala itu sudah menggunakan teknologi lebih modern seperti meriam dan berbagai varian senjata api yang sekali doorrrr bisa menyemburkan banyak peluru mematikan. Dan kenyataanya hingga saat ini kita boleh menikmati kemerdekaan dan bebas dari penjajahan berkat senjata bambu runcing.

Jadi persoalan senjata bukan persoalan teknologi saja namun lebih karena "the man behind the gun". Apalah arti sebuah senjata canggih, modern jika sumber daya yang menggunakanya melempem.

Tentang Pertahanan dan Keamanan Negara.

Sistem pertahanan seperti apa yang bisa diandalkan untuk menjamin keamanan NKRI? Kita sekalian sadar betul dengan kondisi geografis wilayah NKRI dengan 17.504 pulau dengan berbagai keunikan dan kekayaan alam baik di laut, darat dan udara. Berbicara keamanan erat hubungannya dengan ancaman. Ancaman paling tidak berasal dari luar NKRI dan ancaman yang bersumber dari dalam NKRI.

Sistem pertahanan keamanaan yang ideal adalah sebuah sistem yang mengutamakan  "pencegahan lebih baik dari pada mengobati". Sumber utama dan pemicu kondisi tidak aman dari dalam negeri adalah persoalan perut. Apabila rakyat sejahtera maka kondisi keamanan lebih mudah tercipta. 

Potensi ancaman dari luar NKRI lebih besar dipicu oleh keinginan negara tertentu untuk menguasai negara lain dengan berbagai tujuan politik, ekonomi. Pencegahan bisa dilakukan dengan menjalin kerjasama yang baik secara regional maupun internasional.

Pernyataan pak Prabowo yang benar itu seperti apa?

Pengalaman adalah bukti empiris yang kadang rumit disanggah. Sel terkecil dari sebuah negara adalah rumah tangga dan bisa dikatakan bahwa keluarga adalah tiang negara. Pak Prabowo secara implisit ingin mengatakan bahwa untuk menjaga stabilitas pertahanan dan keamanan NKRI mengharuskan sebuah keluarga yang rukun damai dan sejahtera.

Negara yang kokoh bersumber dari keluarga yang kokoh. Beliau ingin menegaskan bahwa untuk menjadikan NKRI yang kuat dibutuhkan keluarga yang harmonis, rukun damai, taat pada ajaran agama yang dianut seperti yang dimodelkan oleh keluarga Bapak Ir. Joko Widodo dan keluarga Prof. Dr. K.H. Ma'ruf Amin.

Mari kita dukung Pertahanan, Keamanan NKRI dengan menjaga stabilitas politik, sosial, ekonomi keluarga masing-masing dan terutama menciptakan keluarga masing-masing harmonis, rukun damai dan terutama keluarga yang taat pada ajaran agama yang kita anut masing-masing.

Saya teringat dengan: "Apa yang telah dipersatukan oleh Allah, tidak boleh diceraikan manusia" berbeda dengan "Apa yang telah diceraikan oleh dua insan, tidak elok disatukan oleh kepentingan pilpres".

Selanjutnya...


Pak Jokowi tukaran baju dengan pak Prabowo,

Ternyata pak Jokowi pake jimat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun