Mohon tunggu...
Daniel Pasedan
Daniel Pasedan Mohon Tunggu... Guru - Berkeluarga, dua anak

Iklas, Jujur, Sederhana, Rajin, Peduli, Suka Berbagi, Cerdas, Berani, Tahu Diri, ... adalah Pondasi Pemimpin yang Dirindukan

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Tikus Cerdas Berkacamata

22 Januari 2014   12:13 Diperbarui: 24 Juni 2015   02:35 97
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1390367555263628775

[caption id="attachment_307504" align="aligncenter" width="328" caption="Sumber gambar: http://depositphotos.com/11380886/stock-photo-Rat-wearing-spectacles.html"][/caption]

Tikus Desa,

Bapak saya menggarap beberapa petak sawah yang diwarisi dari Nenek. Salah satu yang lumayan besar cukup jauh dari rumah, jaraknya kira-kira enam kilometer. Waktu itu saya masih kecil dan sering ikut Bapak ke sawah. Entah nyangkul, entah menyiangi pun ikutan panen.

Pekerjaan paling menyiksa adalah ketika menyiangi padi. Membungkuk sambil mencabut rerumputan yang tumbuh subur di antara padi membuat punggung sakit, belum lagi tangan gatal karena buluh padi bahkan sesekali mata kesogok ujung padi.

Menjadi Petani lebih tepatnya penggarap sawah tidaklah mudah!

Masih jelas di memori, ketika itu wabah tikus melanda seluruh kampung. Hasil panen hanya sebakul yang biasanya sepuluh karung. Tikus telah merampok seluruhnya, batang padi dibabat habis, butir padi habis dimakan.

Kecewa, rugi, marah, geram itulah yang dirasakan pemilik dan penggarap sawah.

Penduduk bersatu, bergotong-royong membalas perbuatan tikus. Seluruh pematang diobrak-abrik mencari sarang tikus, ribuan tikus meregang nyawa sebagai balasan atas perbuatannya.

Tikus! engkau musuh petani.

Tikus Kota,

Lain halnya dengan tikus kota. Ukurannya lebih besar dan gemuk, menjadi pelanggan setia tempat sampah. Sebagian bermukim di rumah-rumah penduduk dan sesekali usil mencolek hidangan makanan di meja.

Terkadang menjadi bangkai di jalan raya dilindas roda bermesin bahkan sesekali menjadi target senapan angin.

Konon kabarnya sekarang, beberapa pedagang makanan mencampur dagangannya dengan daging tikus. Waktu itu pernah ditawari teman untuk mencoba bakso tikus.

Tikus Berkacamata, Cerdas Lagi Berani,

Kala itu saya bersetatus mahasiswa plus. Selain rajin dan aktif kuliah meski ip di bawah setandar, saya juga melibatkan diri di berbagai organisasi kemahasiswaan. Seperti mahasiswa lain yang aktif organisasi, demonstrasi dan kegiatan kemahasiswaan menjadi hidangan kaporit.

Bahasan di kampus maupun di kosan tidak lepas dari politik, tokoh, sosial masyarakat dibahas ala anak ingusan yang sedang kasmaran. Sungguh banyak doktrin berseliweran di kepala, terlalu banyak ideal-ideal yang tertanam di benak.

Salah seorang pemuda yang kerap menghiasi layar kaca menjadi obrolan di ruang tunggu kosan. Saya menduga dan berharap banyak bahwa Pemuda ini kelak bakal menjadi orang nomor satu berdasarkan ungkapan, pikiran-pikiran yang sering dilontarkan.

Seiring berjalannya roda, ternyata Pemuda tersebut memang menjadi nomor satu. Baik dalam keluarga, organisasi keagamaan, organisasi politik. Pemuda ini menjadi harapan banyak orang. Satu dua langkah lagi  dia menjadi pribadi yang bisa "disembah".

Saat ini, Pemuda berkacamata sedang dirundung beban berat! Terindikasi, tersangka, terduga, pelaku, dalang dari banyak penyimpangan, pengingkaran.

Lalu muncul tanya di batin, Apa gerangan yang terjadi dengan pemuda ini? Banyak manusia yang kecewa, sedih atas kenyataan ini. Masihkah dia berani? Berani menyatakan kebenaran, fakta sesungguhnya? Sanggup mohon maaf atas khilaf dan keliru?

Tikus sungguh menyengsarakan banyak pihak! Adakah manfaatnya tikus dalam kehidupan manusia, Selain sebagai bagian dari mata rantai ekosistem?

Toraja, 22 Januari 2014 Di bawah pohon rindang nan sejuk halaman kampus SMK Kristen Tagari.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun