[caption id="attachment_171081" align="alignleft" width="194" caption="w2w3.blogspot.com"][/caption]
Pagi ini cukup banyak status di facebook yang menyatakan dirinya sedang bersiap-siap ikutan demo yang marak digelar di beberapa tempat di seluruh nusantara.
"
"Demo lagi, macet lagi.. kok ga ikut demo?" lalu kujawab : aku sedang mendemo istriku... gak perlu jauh2... hahahahDiriku tersenyum membaca berbagai komentar yang sahut-sahutan tanpa diundang. Salah satu status yang menarik bagiku adalah : A : "jangan lupa bawa bekal... C : Iya bro..bakar mobil dan motor biar berkurang kemacetan dmks... D : Awas Ä…Ï‘Ä… dosen... dalam beberapa menit... status terebut menjadi ramai. Awas Ä…Ï‘Ä… dosen
B :Saya mencoba memahami apa sesungguhnya yang melatar belakangi si D berkomentar : Awas Ä…Ï‘Ä… dosen. D hendak memperingatkan si C agar tidak gegabah dalam berkomentar. Entah itu C menyatakan bagian dari skenario aksi hari ini, entah itu sekedar iseng. Sungguh sebuah pemandangan yang tak berkenan didaku. Hari gini masih ada mahasiswa yang takut sama dosennnya. Bukankah dosen adalah partner mahasiswa dalam prosesnya? jangan-jangan dosennya selalu mengancam atau begitu menakutkankah dosennya?
Saya teringat dengan gaya para dosen maupun guru yang senantiasa menempatkan siswa-mahasiswa sebagai object belajar. Dalam banyak hal mereka sangat nampak AROGAN! mungkin karena ilmunya sangat tinggi sehingga membuat Akunya juga ikutan tinggi kali yah...
Untuk meredam kegelisahannku saya mencoba googling beberapa artikel yang terkait dengan persoalan ini dan saya menemukan sesuatu banget. Saya copas sebagian nih : Education is not about certificates and degrees - education is about how a person relates to life. As Greek philosopher Epictetus said: "Only the educated are free."
Education is the opposite of indoctrination. Indoctrination tells people what to think, tells people what the "truth" is, closes minds to critical thought. lebih lengkapnya bisa dibaca di sini http://tonymac04.hubpages.com/ Agh... demikian dulu yah... Aku mo peggy belajar dulu... Selamat tinggal gelisah... da.. dahhhhh Daniel Pasedan gak doyan oknum Angkuh...!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H