Mohon tunggu...
Daniel Pasedan
Daniel Pasedan Mohon Tunggu... Guru - Berkeluarga, dua anak

Iklas, Jujur, Sederhana, Rajin, Peduli, Suka Berbagi, Cerdas, Berani, Tahu Diri, ... adalah Pondasi Pemimpin yang Dirindukan

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Pedagang Buah Jaman Penjajahan

5 Oktober 2011   15:27 Diperbarui: 26 Juni 2015   01:18 157
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Penduduk jaman penjajahan sudah kebal dengan penyiksaan, perlakuan tidak senonoh bahkan kehilangan nyawa adalah hal yang lumrah terjadi.

Sungguh sebuah jaman yang edan, rakyat tidak berdaya dan hanya bisa pasrah sambil tetap setia melakukan aktifitas mereka sehari-hari.

Suatu hari, pasukan penjajah melakukan pengawasan ketat di sebuah kampung perbatasan menuju sebuah pasar yang cukup ramai.
Selain ramai dikunjungi para pedagang dari berbagai penjuru, pasar tersebut sering menjadi tempat pertemuan para pejuang-pejuang.

Pemandangan saat itu tidak seperti biasanya, pasukan penjajah berseragam lengkap senjata dengan bayonet runcing di ujungnya membuat lutut para pribumi bergetar.
Semua penduduk yang hendak menuju pasar maupun keluar tidak luput dari pemeriksaan. Terutama di kampung perbatasan penjagaan terlihat ketat sekali. Barang bawaan diperiksa satu persatu, sesekali tampak tendangan bahkan pantat senjata mendarat di punggung para pribumi...

Beberapa hari melakukan penyisiran, mereka tidak mendapatkan buruan mereka bahkan informasi tentang buruan mereka tertutup rapat di hati para pribumi.
Merasa kesal dengan hasil yang diperoleh, para penjajah mulai meningkatkan kekerasan, interogasi yang lebih sadis.

Dan suatu ketika iring-iringan pedagang buah sedang menuju pasar dan melewati pos penjagaan.

Hei... pak tua! keranjang itu isinya apa?

Eee... anu... tuan, eee... anu...  ayo cepat jawab! kalau tidak kutembak kamu!

ampun tuan... ini buah duuukuuu...  jawab pak tua dengan ketakutan,

apakah kamu pernah melihat orang ini! sambil menunjukkan gambar wajah pribumi yang sering melakukan perampokan serta pembunuhan terhadap penjajah...

Ti.. ti..dak tuuuuan...

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun