Mohon tunggu...
Pascasarjana IAT UIN SATU
Pascasarjana IAT UIN SATU Mohon Tunggu... Lainnya - Admin

Memuat berbagai tulisan, sarana memperkenalkan dan melestarikan karya ulama dan lainnya

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Mengenal Tafsir Al-Furqan Hassan bin Ahmad

20 Mei 2024   22:40 Diperbarui: 20 Mei 2024   23:17 119
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: archive.org

Setiap karya pasti memiliki kelebihan dan kekurangan, karena tidak ada kesempurnaan dalam sebuah karya dan setiap karya akan saling melengkapi karya yang lain. berikut kelebihan dari Tafsir al-Furqan : a) Susunan tafsir yang mengikuti mushaf dari ‘utsmani yang memberikan kemudahan pembaca mencari terjemahan dan penafsiran berdasarkan urutan surah dari awal hingga akhir dan ayat-ayat dari kitab al-Qur’an. b) Penafsiran catatan kaki, pada masanya model penafsiran demikian memudahkan pembaca untuk mengetahui kata, frase, kalimat atau potongan ayat, dan ayat yang diberikan penafsiran oleh Ahmad Hassan. c) Penyajian secara global (ijmali), penafsiran Ahmad Hassan langsung merujuk pada intinya dan maksud dari ayat itu. Sehingga pembaca mudah untuk memahaminya, tidak terjebak pada informasi yang rumit dan membingungkan, karenapembaca disuguhkan langsung pada maksud ayat yang ditafsirkan. d) Menyediakan pendahuluan yang sangat kaya, Ahmad Hassan sebelum masuk pada penafsirannya, Ia terlebih dahulu memberikan penjelasan dan pemaknaan tentang beberapa aspek yang penting yang berkaitan dengan terjemahan dan tafsirannya tersebut untuk mengantarkan pembaca kepada pemahaman yang lebih jauh lagi dan mendalam. Adapun kekurangan dari Tafsir al-Furqan adalah sebagai berikut : a) Dalam tafsir al-furqan tidak semua ayatnya dalam al-Qur’an ditafsirkan olehnya Ahmad Hassan, ia hanya menafsirkan yang menurutnya perlu untuk ditafsirkan. Sehingga pada ayat-ayat dan surat-surat yang tidak ditafsirkan oleh Ahmad Hassan maka pembaca tidak mendapatkan informasi, kecuali dari terjemahan ayatnya. b) Seringkali menafsirkan sebagian-sebagian saja, ia seringkali tidakmenafsirkan ayat dalam al-Qur’an denganmenyeluruh. Iacukupmenjelaskan makna,frasa atau potongan-potongan kalimat dalamsuatu ayat yang dianggap pentinguntuk ditafsirkan. c) Sedikit menyediakan informasi pada penafsiran ringkasnya dan tidakmemberikan informasi yang jauh dan lebih mendalam. Sehingga bagipembaca yang menginginkan informasi luas mengenai suatu ayatatau tema tertentu tidak mendapatkan yang diinginkannya. d) Tidak menyebutkan rujukan atau referensi pada karyanya tersebut, Ahmad Hassan tidak sama sekali menyebutkan referensi kitab maupun buku yang menjadi rujukan dalam penulisan tafsirnya. Sehingga pembaca dapat menduga bahwa pendapatnya itu bisa bersumber dari pendapat orang lain atau Ahmad Hassan tidak menyebutkan rujukannya, baik penulis maupun kitabnya.

Penulis: Lana Umi Fauziyah

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun