Mohon tunggu...
Partoba Pangaribuan
Partoba Pangaribuan Mohon Tunggu... Arsitek -

Architect Consultant - Author - Graphic Designer - Football Lover - Hockey - Travelling - Photography - Music

Selanjutnya

Tutup

Politik

Saudi Dibom, Dunia Dirancang Keos

5 Juli 2016   11:02 Diperbarui: 5 Juli 2016   11:15 622
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Malam tadi, dunia dikejutkan oleh meledaknya bom bunuh diri di tiga kota di Saudi; Madinah, Qatif dan Jeddah. Dan tidak jauh dari kita, pagi tadipun bom bunuh diri berkapasitas 'low expolsive' meledak di Mapolresta Kota Solo.

Setelah sebelumnya serangkaian serangan teroris modus bom bunuh diri juga terjadi di Istambul, Turkey pada 12 Januari 2016 secara simultan hingga 28 Juni 2016 yang menewaskan ratusan orang. Kemudian di Brussel, Belgia pada 22 Maret 2016 juga terjadi aksi bom bunuh diri. 

Mungkin belum hilang juga dari ingatan kita, pada 18 Januari 2016 lalu, Ibukota inipun, tepatnya di Plaza Sarinah Thamrin pernah jadi sasaran teror bom bunuh diri. Dan semua aksi teror mematikan tersebut diklaim oleh ISIS. Boleh percaya atau tidak. Yang jelas aksi ini adalah aksi kebiadaban yang dilakukan atas dasar kepentingan politik konspirasi internasional.   

Kalau ada yang bilang aksi bom di tanah suci dilakukan oleh orang yang bukan muslim?. Mari kita pahami bersama bahwa 'agama' pelaku atau otak aksi terorisme adalah 'uang' atau 'kekuasaan'. Tidak ada lain. Bagi mereka agama yang banyak dianut umat manusia di muka bumi, adalah komoditi paling potensial untuk men-'triger' velue dan memperluas ekpansi kekuasaan atau imperialisme.   

Jadi ini bukan soal muslim atau non muslim. Bukan soal perang agama. Bukan soal mengapa cuma umat muslim yang dizolimi dengan indikasi kota-kota atau negara-negara dengan penduduk mayoritas muslim yang selalu diteror bom. Lalu bagaimana pula kita menarik benang merahnya jika aksi tersebut diklaim dilakukan oleh ISIS yang notabene penggagas 'Islamic State'. 

Percayalah, sesungguhnya tidak ada aksi fundamentalis murni. Semua aksi teror berorientasi pada materi. Jikapun ada gerakan aktivist fundamentalis, tidak akan mungkin sebesar ini kapasitasnya. 

Lalu mengapa aksi bom bunuh diri ini dilakukan di saat penghujung bulan Ramadhan dan memilih lokasi di 'tanah suci'?. Pesan 'pendek' yang saya tangkap dari aksi teror di tanah suci ini adalah untuk 'memuncakkan' atau 'mengklimakskan' kemarahan umat muslim di dunia.   

Apa tujuannya? Membuat dunia agar chaos! Lalu apa motifasinya membuat dunia kisruh?

Coba kita kembali ke peristiwa 15 tahun lalu, aksi serangan teror paling 'keren' menurut saya, yang terjadi pada 11 September 2011 di New York. Para pembajak sengaja menabrakkan dua pesawat ke Menara Kembar World Trade Center di New York City; kedua menara itu runtuh dalam kurun waktu dua jam dan menewaskan 3000an orang dari berbagai ras seluruh dunia. Apakah itu dilakukan oleh umat muslim?

Setelah tragedy itu itu apa yang terjadi? Dengan alasan memburu Osama Bin Laden, Afganistan jadi 'milik' Amerika. Hehehe lucu bukan?

Perlu kita pahami beberapa hal yang akan saya jelaskan di bawah, entah ada hubungannya atau tidak?. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun