[caption id="attachment_291092" align="alignnone" width="640" caption="Foto: Doc.pri"][/caption] Banjir....banjir...banjir...banjir teriak semua orangJakarta,, Menado, bandung, bogor dan lain-lainnya. Semua media lalu menempatkan berita banjir di laman terdepan termasuk kompasianapun wara wiri menempatkan berita banjir ter...ter...ter.....depan.
Dulu tidak banjir sekarang banjir dan akan terus menerus banjir. Semua orang lalu sibuk ngurus banjir. Syukur-syukur ngurus banjir uang dari pada banjir lumpur.Lebih bersyukur orangKalimantan penuh dengan sungai-sungai besar tetapi tidak repot ngurus banjir.
Persoalannya? Siapakah yang perlu disalahkan? Banjir? Hujan? Jokowi? Fauzi Wibowo?Manusia? atau Tuhan?Kalau mulai banjir lalu semua orang saling mencari kambing hitam. Lalu kambing hitam sembunyi tinggalwedus putih yang sedang makan rumput.
Kampanye tentang kelestarian lingkungan hidup diabaikan dan dianggap sok...sok...sok tahu. Pastinya manusia yang salah. Manusia yang mana? Ngga  mau tahu siapa-siapa. Yang kutahu bahwa banjir akan terus datang melanda rumah-rumah penduduk. Media ambil untung, dengan mengedepankan banjir sebagai fokus berita. Ha.ha...ha....lebih baik tidur dari pada bicara banjir. Tuhan pasti tahu kapan selesai banjir. Manusiacuma membohongi dirinya sendiri dengan ramalan.... Sukses selalu buat pencinta banjir.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H