anak petama kami terapi di RS. Kami pun masuk dan saya dapati seorang perempuan stylish namun cukup tua, sepertinya lebih 50 tahun.
Seperti biasa istri memesan ojol melalui aplikasi, tidak lama berselang kami pun mendapatkan driver seorang perempuan. Saat itu saya bersama istri naik ojol untuk mengantarSeperti biasa, kami mengobrol basa-basi untuk mencairkan suasana. Ibu itu menanyakan perihal keperluan kami ke RS dan kami jawab untuk terapi anak. Saya pun bertanya balik, "anaknya sudah umur berapa?" Namun dia menjawab kalau tidak tertarik memiliki anak. Saya pun tercekat, istri saya menepuk tangan saya untuk memberi tanda untuk tidak melanjutkan pembicaraan.
Setiap orang tentunya punya alasan masing-masing apakah mereka ingin memiliki anak atau tidak memiliki anak, child free. Kita patut menghormati keputusan mereka. Namun patut dihormati juga jika orang yang tidak setuju dengan child free menyampaikan opininya di ruang terbuka, seperti yang saya lakukan ini.Â
Memiliki anak dan membesarkannya saat ini harus diakui membutuhkan biaya yang tidak murah, apalagi bagi keluarga muda dengan gaji UMR yang tinggal di perkotaan. Sebagai orang tua tentunya harus membeli peralatan bayi, membayar untuk pendidikan, dan membiayai gaya hidup mereka sebelum mereka lulus sekolah/ kuliah dan dapat bekerja untuk mendapatkan penghasilan sendiri.
Seseorang yang memiliki anak jelas memiliki tanggung jawab yang lebih besar dari mereka belum memiliki buah hati. Tuntutan tanggung jawab tersebut juga akan menguras banyak waktu, tenaga dan biaya. Memiliki anak secara langsung akan membuat perubahan besar dalam gaya hidup seseorang, dalam hal ini termasuk membatasi waktu untuk aktivitas pribadi dan bepergian.Â
Seseorang mungkin merasa khawatir tidak dapat menyiapkan biaya untuk keperluan bayi dan pendidikan anaknya nanti. Seseorang boleh jadi tidak siap untuk menyediakan waktu dan perhatian yang cukup untuk membesarkan anak dengan baik. Atau bisa jadi seseorang ingin memiliki kebebasan untuk bepergian dan mengejar mimpi tanpa harus memikirkan membesarkan anak yang menjadi tanggung jawabnya.Â
Pertimbangan di Usia Tua
Seseorang tidaklah akan muda terus sepanjang usia. Usia akan menggerus fisik seseorang yang menjadiakan dia tidak produktif di usia tua. Tidak hanya tidak produktif, seseorang yang lanjut usia mau tidak mau akan bergantung kepada orang disekitarnya, dan yang paling dekat adalah anak.
Seseorang yang tidak memiliki anak di usia tua sangat mungkin merasa kesepian dan merindukan hubungan yang lebih dekat dengan seorang anak. Dari pengalaman, orang yang lanjut usia dan tidak memiliki keturunan akan merana jika hanya melihat orang seusianya ramai didatangi cucu disaat lebaran.
Orang tua tanpa anak, Â sangat mungkin merasa khawatir tentang siapa yang akan merawat mereka dan membantu mereka seiring bertambahnya usia. Membeli obat di apotik, mencarikan sarapan, atau mengantar ke dokter saat sakit tentu bukan hal yang mudah bagi orang tua lanjut jika dilakukan sendiri.Â
Selain itu seseorang yang tidak memiliki anak biasanya cenderung mengasingkan diri, sebab teman sebayanya sudah sibuk dengan keluarga, anak dan cucunya masing-masing.Â
Yang jelas, orang yang tidak memiliki anak biasanya memiliki lingkaran sosial yang lebih sempit dan kurang beragam dibandingkan mereka yang memiliki anak.
Manfaat Punya Anak
Seseorang yang memiliki anak tentu harus mengeluarkan tenaga, pikiran dan biaya sebab adanya tanggung jawab. Namun jika dilihat lebih lanjut apa yang dikeluarkan orang tua itu juga akan sebanding dengan yang diperoleh. Kebahagiaan dan kedekatan emosional antara orang tua anak tidak dapat dinilai oleh harta benda.
Menjadi orang tua membantu seseorang menciptakan hubungan yang kuat dan memberikan kebahagiaan yang tidak dapat digantikan. Anak-anak dapat membantu seseorang memperpanjang berbagai warisan ide, karakter, harta dan tradisi keluarga. Anak juga akan memberikan rasa keberlanjutan dan stabilitas dalam hidup seseorang.Â
Secara tidak langsung, menjadi orang tua menjadikan orang tua terus belajar hal baru, sebab mengurus anak membutuhkan keterampilan berkomunikasi dan interpersonal yang baik agar anak berkembang dengan baik. Selain itu, menjadi orang tua memberikan tujuan dan makna hidup baru. Seseorang yang memiliki anak membantu seseorang merasa lebih terhubung dengan dunia dan memberikan lebih banyak makna pada hidup mereka.
Bagi seorang muslim, seseorang yang memiliki anak selain memiliki tabungan dunia juga punya investasi akhirat. Mengurus, membesarkan anak, memberikan pendidikan anak dan mengajarkan hal-hal baik adalah ibadah. Ketika sudah meninggal seseorang masih berpeluang mendapatkan pahala kebaikan dari amal shaleh anak dan doa-doanya. Rasulullah bersabda:Â
"Apabila manusia itu meninggal dunia maka terputuslah segala amalnya kecuali tiga: yaitu sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat, dan anak sholeh yang mendoakan kepadanya." (HR Muslim).
Semoga anak-anak muda saat ini memiliki pertimbangan yang masuk akal dan pemikiran yang matang sebelum memutuskan apakah dia akan mengusakan untuk memiliki keturunan atau child free.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H