Setiap pagi sang mentari masih tetap setia melangkah
menebar kehangatan di muka bumi
Bergerak dari ujung timur menuju ujung barat melewati langit katulistiwa
Cahaya sang mentari menghangatkan mahkluk yang kedinginan
Membantu pepohonan melakukan fotosintesis
Serta mengeringkan hasil panen agar dapat dikonsumsi
Sang mentari tidak mengurungkan langkah meski di sana ada si musafir merasakan terik yang menyengat
Sang mentari tidak mundur walau sejengkal meski di sana ada binatang yang kehausan
Sang mentari tidak perduli meskipun rumput dan dedaunan sudah mulai mengering
Sang mentari tetap acuh meskipun tanah sudah menganga
Apa pun yang terjadi sang mentari tetap setia pada garis edarnya
Sampai senja hadir dan dia mempersilahkan rembulan menunaikan kewajiban
Sang mentari bukan abdi musafir
Sang mentari tidak bekerja pada binatang, rumput atau pepohonan
Sang mentari adalah makhluk yang merdeka
Dia hanya terikat pada satu titah
Dia hanya menjalankan perintah dari Yang Maha Pemurah
Dari kejauhan
Sang pendosa hanya bisa termangu mengagumi kebebasan sang mentari
Sebab dia masih terbelenggu oleh ambisi dan terikat oleh nafsi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H