Mohon tunggu...
Paryono Yono
Paryono Yono Mohon Tunggu... Guru - Menulis untuk berbagi

Blog pribadi https://dolentera.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Sang Mentari dan Pedosa

7 Agustus 2019   13:35 Diperbarui: 7 Agustus 2019   16:58 44
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Setiap pagi sang mentari masih tetap setia melangkah
menebar kehangatan di muka bumi
Bergerak dari ujung timur menuju ujung barat melewati langit katulistiwa

Cahaya sang mentari menghangatkan mahkluk yang kedinginan
Membantu pepohonan melakukan fotosintesis
Serta mengeringkan hasil panen agar dapat dikonsumsi

Sang mentari tidak mengurungkan langkah meski di sana ada si musafir merasakan terik yang menyengat

Sang mentari tidak mundur walau sejengkal meski di sana ada binatang yang kehausan

Sang mentari tidak perduli meskipun rumput dan dedaunan sudah mulai mengering

Sang mentari tetap acuh meskipun tanah sudah menganga

Apa pun yang terjadi sang mentari tetap setia pada garis edarnya
Sampai senja hadir dan dia mempersilahkan rembulan menunaikan kewajiban

Sang mentari bukan abdi musafir
Sang mentari tidak bekerja pada binatang, rumput atau pepohonan

Sang mentari adalah makhluk yang merdeka
Dia hanya terikat pada satu titah
Dia hanya menjalankan perintah dari Yang Maha Pemurah

Dari kejauhan
Sang pendosa hanya bisa termangu mengagumi kebebasan sang mentari
Sebab dia masih terbelenggu oleh ambisi dan terikat oleh nafsi

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun