Mohon tunggu...
Paryono Yono
Paryono Yono Mohon Tunggu... Guru - Menulis untuk berbagi

Blog pribadi https://dolentera.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Sudahkah Membawa Keluarga Menuju Samawa?

3 Juli 2019   06:24 Diperbarui: 3 Juli 2019   06:54 42
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Selain itu, saya pun mendorong istri jika ada keinginan untuk membantu saudara yang kesusahan. Demikian juga jika ada harapan untuk memenuhi tuntuan dan harapan orang tua. Semakin banyak kebaikan yang diperbuat semakin baik, karena semakin banyak pula nilai-nilai kasih sayang yang tertanam.

Tentu ada harapan yang terselip. Jika ada perselisihan, perbedaan pendapat, dan ganjalan hati ketika beradu argumen tidak menimbulkan persoalan yang berlarut. Jika ada percikan api kemarahan pun tidak membakar bangunan rumah tangga.

Harapan lain tentunya semoga saya dan istri bisa sabar dalam menjalani hidup berumah tangga. Bisa seiring sejalan dalam mendayung biduk rumah tangga.

Waktu empat tahun bukan waktu yang sebentar. Harusnya ada raihan yang terlihat selama selang empat tahun tersebut. Harusnya ada capaian yang terlihat dalam kurun waktu tersebut.

Sampai saat ini, pendapatan kami memang tidak berlimpah. Namun tidak bisa juga disebut hidup dalam kekurangan. Yang penting penghasilan mencukupi untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Juga ada yang untuk berbagi.

Perihal menghadapi suatu persoalan memang tidak selalu sealur. Terkadang berbeda pendapat. Tak jarang ada silang pendapat. Namun semua bisa diatasi. Sampai saat ini bisa dikata tidak ada persoalan yang berarti.

Jalinan kasih dalam rumah tangga terajut dengan baik. Hubungan saya dengan mertua, ipar, ponakan terjalin cukup akrab. Demikian juga antara istri dengan ibu, kakak, ponakan serta keluarga dekat saya lainnya.

Istri pun juga menghormati. Meskipun kalah penghasilan tidak membuatnya menumpuk tuntutan. Persoalan rumah tangga dihadapi bersama. Dalam menutup tugas rumah tangga dilakukan dengan kerjasama.

Memang kami tidak setiap akhir pekan ada liburan keluarga. Tidak juga punya banyak foto tentang keharmonisan keluarga. Namun itu tidak berarti kami hidup menderita. 

Jalinan kasih yang saya rasakan dalam keluarga sudah cukup menjadi penanda bahwa keluarga saya cukup bahagia. Sebagai pemimpin keluarga, saya rasa sudah mengayuh sampan keluarga untuk berjalan pada jalur yang semestinya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun