Mohon tunggu...
Paryono Yono
Paryono Yono Mohon Tunggu... Guru - Menulis untuk berbagi

Blog pribadi https://dolentera.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Sudahkah Membawa Keluarga Menuju Samawa?

3 Juli 2019   06:24 Diperbarui: 3 Juli 2019   06:54 42
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Enam bulan jelas waktu yang sangat minim untuk saling memahami apalagi saling mengerti. Meskipun jika diberi waktu yang lebih lama pun belum tentu tambah saling memafhumi.

Untuk itu saya pun berusaha berhati-hati. Pasti akan ada kebiasaan saya yang membuat tidak enak hati. Pasti ada tindakan atau ucapan yang dapat melukai hati.

Saya menyadari memiliki sekarung kekurangan dan kelemahan. Kebiasaan srogal-srogol jelas berpotensi membuat jengkel istri yang mungkin sudah terbiasa rapi dan hati-hati. Belum lagi ucapan saya yang biasa memancing emosi, jelas tidak bisa diterima begitu saja.

Membangun jembatan hati menjadi solusi. Namun itu jelas tidak mudah bagi saya yang biasa kurang perduli. Biasa mengerjakan apa-apa sendiri. Cenderung pendiam dengan komunikasi yang minim. Serta tidak pandai mengucap maaf dan terima kasih. Untuk memulai jelas tidak mudah karena itu sudah menjadi kebiasaan yang mendarah daging sejak lama

Kirim Al Fatehah

Silaturahmi menjadi pilihan permulaan. Meski secara fisik sudah berusaha menjalin komunikasi, namun bagi saya itu tidak cukup untuk menguatkan jalinan kasih. Hubungan  fisik yang baik tidak menjamin kuatnya ikatan batin. Ikatan batin dapat dieratkan dengan jalinan batin pula.

Saya pun menambah cara lain. Kirim al-fatehah menjadi pilihan. Cara yang sudah lazim dilakukan oleh orang yang berada di keluarga nahdliyin. Mengharap keberkahan dari bacaan al-fatehah selain untuk diri sendiri juga dimohonkan agar sampai kepada istri dan mertua.

Terlepas dari perdebatan mengenai setuju atau tidak menghadiahkan al-fatehah. Menurut keyakian saya, membaca al-fatehah adalah cara menebar kebaikan kepada keluarga. Al fatehah menjadi wasilah do'a. Sebagai jalan agar keluarga dinaungi kesejahteraan, ketentraman dan keberkahan dalam menjalani hidup.

Menebar Kebaikan

Saya bersyukur pernah mengaji dan mendengar hadits tentang shodaqoh sebagai penolak balak dan bencana.  Juga tentang amal kebaikan yang dapat menjadi jalan tertanamnya kasih sayang. Di al-Quran Surah Maryam ayat 96 menyebutkan bahwa bibit kasih sayang akan muncul dengan adanya perbuatan baik.

"Sungguh, orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan, kelak (Allah) Yang Maha Pengasih akan menanamkan rasa kasih sayang (dalam hati mereka)."

Berbekal pesan tersebut saya pun berusaha menyisihkan beberapa rupiah untuk yang membutuhkan. Uang tersebut saya keluarkan dengan niat sebagai jalan kebaikan bagi istri.  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun