Mohon tunggu...
Paryono Yono
Paryono Yono Mohon Tunggu... Guru - Menulis untuk berbagi

Blog pribadi https://dolentera.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Ralat Doa, Kaitan Arya Penangsang dan Sunan Kudus

5 Februari 2019   21:37 Diperbarui: 5 Februari 2019   21:53 2627
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Berita mengenai doa yang dipanjatkan oleh KH Maimoen Zubair---biasa disapa Mbah Maimoen---untuk Prabowo jadi Presiden menuai kehebohan di khalayak medsos.

Padahal yang duduk di samping beliau pada saat itu adalah Presiden Jokowi. KH Maimoen Zubair pun meralat doanya setelah Rohmahurmuzi meminta pada sang Kyai untuk mendoakan Jokowi.

Kabar tersebut mengingatkan saya pada cerita Arya Penangsang. Kisah sejarah yang melegenda di tanah Jawa.

Arya Penangsang adalah Raja Demak terakhir setelah memboyong pusat pemerintahan Kerajaan Demak ke Jipang (kini daerah sekitar Cepu, Blora, Jawa Tengah) yang kemudian lebih dikenal sebagai Demak Jipang. 

Penguasa daerah di bawah Demak menganggap pemerintahan Demak di Jipang tidak sah karena terjadi pembunuhan terhadap Sunan Prawoto oleh seseorang utusan Arya Penangsang.  Sunan Prawoto adalah raja baru di Demak pasca terbunuhnya Raja Demak Sultan Trenggana di Situbondo. 

Penguasa daerah yang tidak puas, menyusun strategi untuk melawan Arya Penangsang. Pemerintahan Arya Penangsang tidak berlangsung lama. Pada 1554, Arya Penangsang tewas oleh Sutawijaya atau Jaka Tingkir dalam sebuah pertempuran besar di dekat Bengawan Sore. Demak Jipang akhirnya runtuh dan digantikan oleh Kesultanan Pajang.

Saya tidak akan membahas panjang lebar mengenai tewasnya Arya Penangsang. Tidak akan menceritakan latar belakang pertempuran Arya Penangsang dan Sutawijaya. Tidak juga menjelaskan pasca kematian Arya Penangsang. Toh sampean semua bisa cari di Google, karena sudah banyak tersebar dalam berbagai versi.

Saya hanya menyoroti hubungan Arya Penangsang dengan Sunan Kudus.
Hubungan tersebut mengingatkan saya akan relasi Prabowo dengan KH Maimun Zubair. Arya Penangsang adalah murid kinasih dari  Sunan Kudus. Anak didik yang sangat dikasihi. Sunan Kudus menginginkan agar Arya Penangsang menjadi penerus dan pemimpin Demak berikutnya.

Perjuangan Sunan Kudus dalam mendukung Arya Penangsang menguasai kerajaan Demak sepenuhnya sangat luar biasa. Beberapa riwayat menyebutkan bahwa Sunan Kudus memberikan keris pusaka Setan Kober kepada Arya Penangsang.

Sunan Kudus juga membuat Rajah Kalacakra dan berpesan agar Hadiwijaya diusahakan bisa duduk diatas dampar yang sudah dirajah. Hadiwijaya adalah menantu dari Sultan Trenggana yang menjadi Adipati di wilayah Pajang.

Hadiwijaya menolak dan malah berhasil memaksa Arya Penangsang untuk duduk di dampar. Untuk menghilangkan tuah Rajah Kalacakra, Sunan Kudus  menyuruhnya berpuasa selama 40 hari, sekaligus untuk mengembalikan kesaktiannya.

Sunan Kudus juga menyiapkan benteng pertahanan berupa galian menyerupai sungai yang diisi air dari sungai Bengawan Solo. Galian tersebut melingkari pusat pemerintahan Jipang. Galian ini kemudian terkenal menjadi Bengawan Sore.

Tak lupa Sunan Kudus juga memberikan Ajian di Bengawan Sore, barangsiapa menyentuh airnya duluan maka dia akan kalah. Semua itu dilakukan Sunan Kudus agar Arya Penangsang dapat mengalahkan Hadiwijaya. Meskipun akhirnya Arya Penangsang lah yang menderita kekalahan.

Meskipun Prabowo tidak serta-merta bisa dianggap murid Mbah Maimoen, namun Prabowo pernah berkunjung ke kediaman beliau, dan tentunya mendapat wejangan, nasehat, petuah dari beliau. Kita ketahui di Pilpres 2014 kemaren Mbah Maimoen mendukung Prabowo dengan mesin politiknya PPP.

Mbah Maimoen adalah Ketua Majlis Syuro PPP dan beliau adalah ulama kharismatik sampai saat ini. Tentunya dukungan beliau saat itu bukan tutur kata yang kosong tanpa isi. Meskipun terkesan senyap, namun bantuan yang diberikan tentu tidak bisa dianggap remeh.

Sekelas beliau sangat mudah jika hanya mengadakan mujahadah, munajat untuk memenangkan yang beliau didukung. Bahkan mungkin tanpa disuruh pun, Kyai, santri di bawahnya sudah bergerak mempersiapkan segala keperluan.

Saya pernah membaca sms himbauan untuk memenangkan Prabowo-Hatta di Pilpres 2014. Sms tersebut ditujukan kepada seluruh santri dan alumni Pondok Pesantren Al Anwar. Pondok Pesantren yang diasuh oleh Mbah Maimoen. Selain itu tentu beliau punya cara mendukung yang tidak kita ketahui.

Tidaklah mudah melepaskan keinginan di hati, apalagi belum terwujud. Ketika dalam hati beliau sudah terisi keinginan Prabowo untuk jadi Presidan, tidak serta-merta begitu saja Jokowi bisa masuk menggantikan.

Kuat dugaan saya saat ini pun Mbah Maimoen masih memiliki keinginan tersebut, meskipun terbentur oleh keluarga dan keputusan partai yang diasuhnya.

Kita ketahui Taj Yasin Maimun yang biasa disapa Gus Yasin adalah wakil gubernur Ganjar Pranowo pendukung militan Jokowi. PPP pun secara resmi menyampaikan dukungannya kepada Jokowi-Ma'ruf Amin. Praktis beliau akan ikut mendukung Jokowi untuk membesarkan hati anak-anaknya dan menjaga keutuhan Partai Persatuan Pembangunan.

Saya berpendapat bahwa apa yang terucap dari doa Mbah Maimoen yang viral tersebut memang merupakan pertanda langit, bukan pertanda Prabowo akan menjadi presiden, tetapi sinyal bahwa Mbah Maimoen masih menginginkan  Prabowo jadi presiden.

Apakah itu akan terwujud? Saya tidak tahu. Yang pasti, tidak semua keinginan manusia sama dengan kehendak Sang Pencipta. Keinginan orang alim bahkan wali pun belum tentu diijabahi Allah. Dalam hal ini kita bisa belajar dari tidak terwujudnya keinginan Sunan Kudus pada sosok Arya Penangsang untuk menguasai Demak secara mutlak.

Sumber:

Mengenal Sosok  Arya Penangsang Sang Adipati Jipang Panolan

Haryo Penangsang Misteri Keris Pusaka

KH Maimun Zubair: Prabowo-Hatta akan Dapat Suara Terbanyak di Pilpres

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun