Mohon tunggu...
Paryono Yono
Paryono Yono Mohon Tunggu... Guru - Menulis untuk berbagi

Blog pribadi https://dolentera.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Cucu Menjadi Obat Mujarab Simbah

23 Desember 2018   20:26 Diperbarui: 23 Desember 2018   21:35 215
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Lha Kakung dimana?"." Kakung istirahat masih lemes." jawab Uti.

Kami pun lega dengan berita tersebut, meskipun kami sudah mengubah jadwal untuk datang hari Rabu, lima hari lebih awal. Pesan travel pun sudah kami batalan. Kami berencana beralih ke ojol. Istri menceritakan jika lusa kami akan ke Batang kepada Uti.

Esok paginya Uti menanyakan kembali kepastian kedatangan kami. Uti juga menceritakan Kakung yang terlihat sehat, yang awal nya lemes jadi cerah ceria, rasa sakit bekas jahitan sudah tidak dirasakan.

"Ooo Kakung sudah sembuh." gumamku.

Mendengar kabar tersebut, saya pun tidak heran, kejadian serupa pernah saya saksikan pada Uti. Ketika Simbah berkunjung di Ungaran, Uti mengeluh pusing dan lemes, dan masuk kamar untuk istirahat. Tiba-tiba anak pertamaku masuk membawa tutup panci sambil ketawa-ketawa. Melihat cucunya membuka pintu, tiba-tiba Uti bangun dan ketawa, pemandangan itu dianggap lucu. Uti bangun menghampiri kemudian mencium, tak terasa sakit yang dirasa tiba-tiba hilang. Uti pun sembuh tanpa perlu ke dokter.

Cinta Simbah pada cucunya begitu total, kasih sayang seolah mengikis lemah dan capeknya. Ketika mendengar cucunya akan datang, maka semuanya akan dipersiapkan tanpa kenal lelah. Kamar-kamar di bersihkan, kulkas di penuhi jajan, buah dan sayuran kesukaan cucu. Toko mainan disambangi, sambil dilihat kira-kira mainan mana yang disukai sang cucu.

Uti pun demikian, setiap hari menanyakan perihal persiapan kita. Pakaian, makanan, minuman apa sudah diletakkan di wadah. Kendaraan apa yang akan mengangkut kami. Jam berapa kami berangkat dan sampai kira-kira jam berapa. Semua ditanyakan dengan detil.

Setelah berkeluarga dan memiliki anak, saya merasa lebih mudah untuk sekedar melihat orang tua bahagia. Mendengar cerita mengenai perkembangan cucu membuat mereka bahagia. Mendapat kiriman foto atau video mereka pun bahagia. Apalagi jika dikujungi atau pergi bersama cucu tentu mereka lebih bahagia lagi. 

Bagi saya membahagiaan orangtua adalah prioritas, karena dengan berusaha membahagiakan mereka kita telah menanam kebahagiaan kita sendiri di hari tua.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun