Mohon tunggu...
Paryono Yono
Paryono Yono Mohon Tunggu... Guru - Menulis untuk berbagi

Blog pribadi https://dolentera.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Belajar Perihal Sapi Perah di Desa Banyuanyar

18 Desember 2018   16:36 Diperbarui: 19 Desember 2018   04:52 342
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Selasa, 18 Desember 2018 kelas 8 SMP Al Irsyad mengadakan studi lapangan di Sentra peternakan di Desa Banyuanyar. Kami berangkat sekitar pukul 06.15 Wib dengan dua bus, satu bus untuk peserta putra dan yang satu lagi untuk peserta putri.

Sekitar pukul 8.30 Wib kami sudah sampai area lokasi di Dukuh Ngemplak Desa Banyuanyar Kec. Ampel Kab. Boyolali. Hampir 2 jam kami ditemani Pak Suwarto yang biasa dipanggil Pak Warto berkeliling sambil berbincang seputar sapi perah. Peternakan sapi perah dan pengolahan susu menjadi fokus pelajaran kali ini.

Penduduk desa Banyuanyar selain tani, mayoritas berprofesi sebagai peternak sapi perah. Untuk mewadahi para petani, tahun 2008 dibentuk kelompok tani. Pak  Suwarto didapuk menjadi ketuanya. Sebanyak 23 warga ikut berpartisipasi di kelompok tani tersebut. Sekarang, selain pengolahan susu, kelompok tani melebarkan sayap dengan membuka pengolahan kopi dari hasil panen warga.

Kelompok tani pimpinan Pak Warto sudah cukup dikenal, bahkan disegani di Jawa Tengah. Tercatat pada tahun 2016 kelompok Tani pimpinan Pak Warto menjadi juara 1 lomba kelompok ternak sapi perah tingkat Jawa Tengah. Maka tidak heran, kelompok Tani Banyuanyar menjadi tempat rujukan bagi yang ingin belajar ternak sekaligus mengelola hasilnya.

Peternakan Pak Widodo

Gambar peternakan Pak Widodo
Gambar peternakan Pak Widodo


Lokasi pertama yang kami kunjungi adalah peternakan sapi perah miliknya Pak Widodo. Menurut penuturan Pak Widodo, sebelum memiliki sapi sendiri, beliau berternak dengan sistem bagi hasil dengan pembagian keuntungan 40 : 60, 40 pemelihara dan 60 pemilik.

Pak Widodo menambah sapi perahnya dengan cara membibit sendiri. Sapi yang baru lahir dipilih yang bagus dan dibesarkan hingga siap untuk di perah. Butuh kurang lebih 2,5 tahun untuk menunggu sampai sapi dapat menghasilkan susu. Sekarang, total ada sekitar 20 ekor sapi yang dipelihara Pak Widodo.

Pakan sapi
Pakan sapi
Perihal konsumsi, sapi diberi makan dari campuran rumput, konsentrat, ampas tahu dan dedak. Setiap harinya dibutuhkan kurang lebih 3-5kg konsentrat, 10 kg ampas tahu, dan 2 - 3kg dedak ditambah rumput secukupnya sebagai pakan. Jika dinominalkan dalam wujud uang, biaya per hari kisaran 35 sampai 40 ribu rupiah tiap sapinya.

Peternakan sapi milik Pak Widodo setiap hari nya sudah rutin menghasilkan susu murni hasil perahan. Setiap sapi dapat menghasilkan  15 - 20 liter susu perhari. Jika diakumulasi dari 15 ekor sapi yang siap perah, susu yang dihasilkan 175 liter susu per hari. Susu hasil perahan dijual dengan harga rata-rata 5rb tiap liternya.

Menurut pengauan Pak Widodo, kendala utama dialami ketika musim kemarau tiba. Air menjadi barang langka yang dicari peternak. Di musim kemarau Pak Widodo biasanya membeli air tangki sebanyak 5000lt dengan harga 130rb rupiah. Padahal tiap sapi menghabiskan kurang lebih 40 liter setiap harinya. Alhasil, air 5000lt hanya dapat digunakan minum ternak selama 3 hari.

Kesehatan ternak tentu menjadi hal pokok yang harus diperhatikan. Dalam hal ini dinas peternakan turut berperan dalam menjaga kesehatan ternak. Setiap bulan dokter hewan dari Dinas Peternakan datang menyambangi, sembari mengecek kesehatan ternak di Banyuanyar.

Pengolahan Susu

Gambar lokasi pengolahan susu
Gambar lokasi pengolahan susu
Tempat kedua adalah tempat kegiatan pengolahan susu (UPH). Saya tidak sempat menanyakan mengapa disebut UPH. Kami disambut hangat di lokasi dengan hamparan karpet yang sudah siap. Dua tempat berisi susu siap minum disiapkan beserta gelas sudah menanti. Dua petugas dari dinas peternakan ikut mendampingi sekaligus menambah wawasan bagi kami.

img-20181218-100705-5c18bf66aeebe13aab5c3334.jpg
img-20181218-100705-5c18bf66aeebe13aab5c3334.jpg
Setiap hari, susu perahan sapi warga dikumpulkan untuk di olah. Pengolahan susu menjadi turunannya dikelola oleh kelompok tani. Kegiatan pengolahan susu dilakukan di lokasi UPH satu tempat dengan tempat pertemuan kelompok tani. Pengolahan susu dipimpin langsung oleh Pak Suwarto.

Alat pengolahan susu 1
Alat pengolahan susu 1
Alat pengolahan susu 2
Alat pengolahan susu 2
Selain menjual susu murni, kegiatan UPH juga mengolah susu menjadi eskrim, yogurt dan stick susu. Bagi yang berminat dapat membeli langsung ke lokasi. Pembeli biasanya memesan untuk dijual kembali, konsumsi keluarga, atau acara arisan. Hasil olahan dari rumah produksi Kelompok Tani Banyuanyar saat ini sudah resmi beredar ditandai terbitnya ijin BPOM untuk hasil olahan susu.

Saat ini, pemasaran masih beredar di sekitar boyolali. Di luar Boyolali, baru dari Ungaran yang mengambil hasil olahan secara rutin. Pemasaran menjadi kendala utama jika ingin meningkatkan hasil produksi. Kedepannya diharapkan jangkauan pemasaran bisa lebih luas, sehingga produksi dapat digenjot untuk meningkatkan perekonomian warga Banyuanyar agar lebih baik lagi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun