Politik Uang, Cara Iblis Mengalahkan Si Abid

Siasat menggunakan uang sebagai sarana mencapai tujuan sudah sejak lama dilakukan Iblis. Keberhasilan Iblis menaklukkan Abid (ahli ibadah) menggunakan uang pernah dibanggakan kepada Rosulullah SAW. Ceritanya sebagai berikut.

"Apakah engkau belum pernah mendengar cerita seorang Abid dari Bani Israil. Akulah yang menggelincirkannya dengan berbagai cara. Abid itu sangat tekun beribadah, namun dia kekurangan harta, dia pasti menginginkan uang untuk kehidupannya." Ujar Iblis. 

Kemudian Iblis itu menceritakan kisah ahli ibadah yang dia gelincirkan tersebut.

Di ujung desa dimana Abid tinggal terdapat sekelompok orang yang selalu menyembah pohon. Melihat keadaan itu Abid tak mau tinggal diam, Abid itu mengambil kampak dan mendatangi pohon tempat ritual tersebut.

Di tengah perjalanan Iblis membujuk Abid untuk mengurungkan niatnya.

"Apa perlumu ke sana..? Buang buang waktu saja..! Bukankah lebih baik engkau beribadah saja?" Tanya Iblis.

"Aku akan menumbangkan pohon di sana. Kalau pohon itu tidak ditumbangkan, maka orang-orang akan terus mendatangi dan meminta sesuatu padanya, mereka tidak lagi menyembah dan meminta kepada Tuhan." Jawab Abid.

"Kalau engkau tumbangkan, maka orang-orang itu pasti akan mencari pohon lain untuk disembah dan engkau akan kewalahan mengikuti mereka. Biarkan saja mereka dan tetaplah beribadah saja." Cegah Iblis.

Iblis terus mencegah, namun keinginan Abid untuk menumbangkan pohon tersebut tidak goyah sedikit pun. Karena tidak ada yang mau mengalah, akhirnya mereka berdua berduel. Tanpa kesulitan Abid memenangkan pertarungan, dan Iblis dapat dibekuk.

Iblis pun meminta ampun dan berjanji tidak akan mencegahnya, bahkan berjanji akan membantunya. Abid pun luluh dengan ucapan Iblis.

Sementara itu, Iblis yang tak mengenal kata menyerah mempersiapkan tipu muslihatnya untuk mengalahkan Abid.

"Baiklah, aku akan membantumu. Engkau tidak pernah melakukan ibadah dengan bersedekah bukan? Tanya Iblis.

"Ya..!, cepat apa yang akan engkau lakukan untuk membatu saya..?" Tanya Abid tidak sabar.

"Setiap bangun dari tidur, lihat lah apa yang ada di bawah bantalmu. Engkau akan menemukan uang satu Dinar, dengan uang itu engkau dapat bersedekah." Kata Iblis.

Awalnya Abid tidak percaya begitu saja, tetapi karena rayuan Iblis begitu menggoda. Akhirnya Abid menerima saran Iblis.

Benar saja, setelah bangun tidur dia membuka bantal, dia menemukan uang satu Dinar. Abid pun tersenyum dengan gembira. Keesokan harinya pun demikian, dia kembali mendapati Dinar di bawah bantalnya.

Namun untuk hari ke tiga, uang Dinar di bawah bantal tidak dia temukan. Abid pun marah dan dia segera mengambil kampaknya untuk menebang pohon sesembahan tersebut.

Di tengah perjalanan, Abid berjumpa kembali dengan Iblis dan menyatakan akan kebohongannya itu. Tanpa pikir panjang Abid mengajak Iblis untuk bertarung lagi. Namun apa mau dikata, pada pertarungan kali ini Abid kalah, Iblis lah yang menang.

Abid sekarang tidak lah seperti yang dulu, Abid tidak lagi ikhlas kepada Allah. Dia telah mengalihkan niatnya pada uang Dinar. Sehingga kekuatan yang dimilikinya tidak seperti dulu.

Strategi menggunakan uang ala Iblis untuk meraih kemenangan pasti akan diterapkan, apalagi mendekati tahun politik seperti sekarang ini. Orang yang dalam himpitan ekonomi memang mudah diprovokasi melalui ketidakmampuannya. 

Tidak perduli orang tersebut dianggap Ustadz, Kyai, Ulama atau santri. Dengan alasan jihad mereka diprovokasi. Tentunya ditambah fasilitas akomodasi dan tawaran tertentu. Tawaran yang diberikan tentunya sesuai kelas. 

Jika pengikut pemberian sebatas tersedianya transportasi, nasi kotak dan uang saku dianggap cukup. Lain lagi dengan pemimpinnya, pondok pesantren atau jabatan diantaranya mungkin menjadi tawaran yang lebih realistis.

Mungkin ada sebagian yang benar-benar tulus dengan perjuangannya. Mereka membuat kita salut, sekaligus kita menyayangkan atas ulah pihak-pihak yang telah tega memanfaatkan mereka.

Label Ustadz, Kiyai, Ulama atau santri memang menjadi magnet tersendiri. Dukungan mereka dapat dibangakan dan dieksploitasi untuk meraih simpati dan dukungan masyarakat lebih luas. Namun demikian, dukungan tersebut perlu dibuktikan kebenarannya. Apakah banyaknya masa yang berkumpul berbanding lurus dengan hasil pemilu atau hanya dukungan semu.

Sumber informasi: http://palembang.tribunnews.com/amp/2017/07/30/dialog-antara-rasulullah-dan-iblis-kejujuran-iblis-bikin-merinding-ternyata-begini-serangan-iblis?page=4