Mohon tunggu...
JQ Soenardi
JQ Soenardi Mohon Tunggu... Buruh - Rektor Universitas Kehidupan
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Menulis adalah berkerja di kesunyian Dalam hening dan senyap namun terasa

Selanjutnya

Tutup

Diary

Bukti Kewalian Nun Munib (KH Ali Munib As'ad)

12 Februari 2024   20:20 Diperbarui: 12 Februari 2024   20:21 106
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kesaksian ku tentang kewalian Nun Munib ( KH Ali Munib As'ad )

Pekan lalu di ajak teman sowan ke Nun An untuk kepentingan tertentu yang mungkin tidak bisa saya sebutkan karena rahasia, sebetulnya saya sudah lama tidak silaturahmi ke beliau, kurun waktunya sekitar dua tahunan lebih, ya bisa di bilang ini pertemuan cinta untuk mengobati rasa rindu ku

Hal yang membuat terkesan adalah ketika Nun An menanyakan kepada ku; "prihal kok bisa sowan ke sini," aku menjawab, "dulu saya pernah sowan ke panjenengan cuma sudah lama." 

Lantas beliau menceritakan, "dulu saya pernah sowan ke Abahnya sampean, Nun Munib ( KH Ali Munib As'ad meminta izin untuk mengamalkan wirid yang pernah di susun oleh Nun Munib, Nun Maimun dan Nun Basid, Alhamdulillah saya di izinkan ( ijazah ) boleh mengamalkan wirid tersebut yang isi buku amalannya beragam mengenai doa-doa top."

Nun An menjawab "Abah dulu menyusun buku amalan itu sekitar tahun tujuh puluhan dan buku itu sangat langka, banyak di cari oleh para santri dan alumni." dalam hati ku berkata "Alhamdulillah saya di takdirkan bisa dapat buku tersebut dan di izinkan untuk mengamalkan."

Satu hal yang membuat ku terkenang dengan Nun Munib adalah, pada suatu hari aku di ajak teman untuk sowan ke Beliau berangkatnya di sore hari, sebelum ke dalem aku tidur, aku bermimpi menghampiri beliau dalam suasana tamu keadaan ramai, posisi ku sampai di gerbang, dalam hati ku berkata " kalau Nun Munib wali ( kekasih Allah ) beliau pasti memanggil ku, dan hal itu ternyata benar, Nun Munib memanggil ku, lantas aku terbangun dari tidur, ( tapi dalam hal ini perlu di pertegas, bahwasanya aku bukan seorang Wali, melainkan aku hanya di beri tau oleh Allah, Nun Munib adalah kekasih Allah )

Dalam keadaan riang gembira segera aku bergegas untuk sowan ke Beliau menuju dalem, tanpa berpikir panjang aku menghampiri kawan ku yang ingin sowan agar  secepat mungkin untuk ngadep ke Beliau, ternyata setelah sampai di dalem, aku di kabari oleh khadamnya ( santri yang menjadi pelayan ) kalau Nun Munib lagi sakit, dan tak lama kemudian mendengar kabar beliau sudah wafat

Diri ku saat itu penuh penyesalan, kenapa sejak dulu aku tidak sering sowan ke beliau untuk mendapatkan doa berkah dan wirid yang lebih banyak, sepertinya Allah menyembunyikan kekasihnya sebelum di ketahui banyak orang lalu memanggilnya lebih cepat

Di akhir tulisan ini aku akan berpuisi;

Nun Munib adalah ruang sunyi

Dalam dzikir keabadian cinta

Nun Munib adalah ruang waktu

yang memancarkan

seberkas cahaya kasih sayang

 

20:04

12/02/2024

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun