Mohon tunggu...
Slamet Parmanto
Slamet Parmanto Mohon Tunggu... Administrasi - traveller

part time traveller, full time dreamer\r\n\r\nparmantos.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Dondurma: Nikmatnya Turkish Ice Cream

3 November 2015   14:02 Diperbarui: 3 November 2015   14:12 169
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 [caption caption="Dondurma (dok.pribadi)"][/caption]Siapa di dunia ini yang tidak suka es krim. Semua orang pasti suka. Kalaupun ada berarti dia punya alergi terhadap susu atau mungkin dinginnya es. Bagi saya es krim adalah salah satu sumber kebahagian, apalagi di saat cuaca panas. Saya mengenal es krim sejak TK tahun 90-an, gara-garanya TK Pertiwi tempat saya sekolah dulu terletak persis di belakang kantor kecamatan, nah di samping kantor ini terdapat toko cina yang jualan es krim. Dan seingat saya, waktu itu hanya toko tersebut satu-satunya yang jualan es krim se-Slogohimo, nama kecamatan kami.

Uang saku saya jaman tersebut hanya sekitar 50 perak seharga 1 es krim, tapi kalau dibelikan jajanan semacam pecel atau chiki-chikian udah lumayan banyak dan ngenyangin. Entah karena toko satu-satunya yang jualan es krim terus harganya dinaikin seenaknya atau memang harganya segitu. Dari sini, saya belajar yang namanya ngirit demi sebongkah es krim.

Jatah jajan pecel saya kurangi, karena waktu itu saya belum ada keberanian menuntut kenaikan UMR kepada Ibuk, sebagai pemberi upah uang saku. Maklum waktu itu masih jamannya Pak Harto. Ngga nyambung. Apalagi sebelum berangkat sekolah, saya selalu diwanti-wanti Ibuk agar tidak jajan es tung tung dan sejenisnya. Nek mangan es mengko gampang pileren, kata beliau.

Udah gitu aja, sekapur sirih hubungan saya dengan es krim. Intinya, saya itu suka es krim.

Kali ini, saya ingin cerita tentang Dondurma atau Turkish Ice Cream. Menurut wikipedia, dondurma dibuat dari campuran susu, gula, salep dan mastic. Dua yang terakhir ini, saya kesusahan untuk menjelaskan. Tapi yang jelas, salep sendiri di Turki biasa disajikan sebagai minuman hangat atau orang-orang menyebutnya hot ice cream, lucu ya masa ice cream panas. Kemudian, campuran tadi biasa disebut sebagai maras. Maras sendiri berasal dari kata Kahramanmaras, kota asal-muasal dondurma.

Bedanya dondurma dengan ice cream biasa adalah terletak pada tekstur. Dondurma memiliki tekstur lembut namun lebih kenyal, sehingga susah untuk meleleh. Dengan tekstur ini memungkin es krim tidak mudah jatuh meskipun dijungkir balikan dalam setiap atraksi penyajiannya yang khas (lihat video).

Atraksi penyajian inilah yang menurut saya lebih menarik. Kita ‘dipaksa’ melihat atraksi triks dari si penjual yang ngeselin tapi menghibur. Mengapa saya katakan ‘dipaksa’ karena kadang si penjual ini, sering kali tidak melihat umur. Dari anak kecil sampai yang sepuh-sepuh dikerjain oleh si penjual. Soalnya ada teman saya yang merasa ‘sepuh’ ngambek tidak jadi beli karena dikerjain si abang-abang penjualnya. Saran dari saya cukup sederhana, kalau kalian merasa ‘sepuh’ mending jangan sekali-kali beli dondurma. Kalau tidak, udah ngga dapet es krim malah dapet mangkel karena dikerjain. :D

Dondurma biasanya disajikan dalam 4 varian rasa; vanila, coklat, strawberry dan orange. Kalian bisa memilih satu atau dua rasa, bahkan memilih semua rasa atau orang sini biasa menyebutnya karisik (campur). Untuk harga, tergantung jumlah rasa yang diinginkan. Untuk satu rasa biasanya dihargai 1 TL (Rp. 6000), kalau dua rasa ya 2 TL dan seterusnya. Nah, dondurma yang saya beli ini karasik seharga 3.5 TL, yang saya beli fresh sore tadi di Luna Park. Just it, check it out!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun