"Bukannya itu berarti bahwa Raja Salman (Raja Saudi yang sekarang) berbeda dengan raja sebelumnya? berani mengambil sikap tidak hanya sekedar membangun benteng seharga ratusan milyar dollar di perbatasan." tanya saya kembali.
"Tidak, mereka sama saja"
Terdiam saya mendengar jawaban sahabat saya itu. Saya memang sangat menaruh harap pada Raja Saudi yang baru itu. Berharap adanya perubahan, tak sekedar menjadi 'boneka' yang mencari aman dari Amerika.
"Coba kamu lihat Suriah sekarang, dimana peran mereka? apa yang mereka lakukan? mungkin tak perlu jauh-jauh ke Suriah, perhatikan saja Gaza, emangnya ada dari arablar yang membatu negeri yang tengah terjajah itu?"
Lagi-lagi saya terdiam. Saya paham bahwa berondongan pertanyaan itu memang tak butuh jawaban ataupun bantahan. Itu memang fakta adanya.
Sebelum kami berpisah, saya mengucap padanya,
"Semoga situasi negerimu segera membaik, tidak menjadi Suriah kedua"
"Itu yang terjadi, mereka sengaja membiarkan Yaman seperti Suriah"
"......."
*) Arablar (Turkish) merujuk pada negara-negara arab peninsula (Saudi Arabia, Kuwait, UEA, Qatar, Yordan, dan Sudan) yang tergabung dalam operasi Decisive Storm (Badai Penentuan) di Yaman.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H