Pesta itu
Saya bertemu kembaliÂ
Pertemuan janji dan harapanÂ
Dari seseorang yang menganggap dirinya superman
Ya disana dibawah terik matahariÂ
Pesta selalu berhenti dan berjedaÂ
Pada panggung rekaan yang lumrah dan klasik
Padahal harusnya seiring sejalanÂ
mengawal untuk katakata
Di negeri ku negeri luar,Â
Jarak dari luar negeri ke luar lagi begitu
Janji berseliweran
Dikocok sambil loncat-loncat
Berjanji selama itu mampu
Kalau tak sanggup berilah mereka harapan
Tak apa kau dianggap pemberi harapan palsuÂ
Dari pada
Pemberi janji palsu.Â
Tukang obat di negeri ku negeri luar itu bercerita begitu berseloroh riang
Tak senyum
Kini harapan menyisakan kembalinyaÂ
Dan tak akan berhenti bahkanpun tak bisa
Harapan adalah harapan
HanyaÂ
Bukan janji yang nyalangÂ
kadang menjadi kebanggaan untuk yang akan selalu menyisakan rasa tak kenal saudara
Mana kau pilih
Sukasukamulah
Disini kita melihat dengan sederhana sebuah percaturan yang dinamakan panggung
Selamat bertemu untuk
Cerdaslah karena bertemu dengan kebodohan adalah hancur
Bertemu dengan tamak adalah petaka
Temuilah yang tetap mengunakan akal sehatnya
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H