Mohon tunggu...
parman rudiansah
parman rudiansah Mohon Tunggu... Guru - Guru

Hobi membaca, tidak suka berisik, dan menulis puisi bagian caraku menafsir tabir

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Ibu

22 Oktober 2024   12:50 Diperbarui: 22 Oktober 2024   12:54 30
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Menghambur milyaran magma

Entah dari mana

Mawar merah beterbangan mewarnai

Pelepas dahaga Sunda kelapa

Air liurku menetes

Membasahi sampai menggorok tanah

Kerikil melepuh kepanasan seketika

Aspal yang ku injak meleleh

Bersama dengan melelehnya semen yang memeluk grendaseba

Kampanye kuda liar bersemi lagi

Dadaku dikadali seekor keledai

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun