Apa pertemuan tanda keinginan
Apa yang dikejar
Kenapa ke ada an mewakili utuh yang nyatanya bias
Begitu bukan
Tak selamanya manis abadi
Apalagi dianggap tersimpan kekal
Atas apa?
Dasarnya
Menanti
Di pojok sana. Kamu
Aku tau sekalipun tak kulihat
Kepalaku sakit rasanya
Batu pualam tlah lempar ke sauh
Ruparasa tlah hadir
Malam tlah bertolak
Menyingsing rembulan. Dipucuk bertengger
Kapan
Pertanyaan ku tanpa jawab
Siapa juga
Aku tercabik disayat sembilu
Nona
Ketika cerita bermuara
Antara pautan dan takut
Takut begitu kuat. Sangat
Lihat mataku saja
Pejamkan matamu
Memandang sketsa rona lukisan
Selendang tlah diikat
Sekarang
Lepas tanganku
Aku toh tlah janjikan
Kau tak izinkan
Maukah kau ikut bersama
Mengarungi samudra lepas
Tanganmu luka
Nona
Aku pergi tuk kembali
Samudra amat ganas
Perhatikan matamu berair
Dekaplah aku milikmu
Sekalipun ini menyiksa tahulah
Ini tidak seperti yang kamu ucapkan
Aku menjeda waktu
Janjiku bukan padamu
Aku memintamu darinya
Tunggu aku
Tetaplah disini
Aku hanya sebentar
Pastikan Senyummu masih sama