Mohon tunggu...
parman rudiansah
parman rudiansah Mohon Tunggu... Guru - Guru

Hobi membaca, tidak suka berisik, dan menulis puisi bagian caraku menafsir tabir

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Biarkan Saja

1 Oktober 2024   07:20 Diperbarui: 1 Oktober 2024   08:10 25
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Matahari enggan lagi menguap pagi ini

Awan hitam melegam tak bergeming

Kini aku meluncur keserupan menyambut kehampaan

Dimana kenyataan terbahak menyaksikan diri yang tak pernah jera dari lamunan

Inilah sebuah kegaduhan ekspresi

Kewarasanku tak bertolak barang segaris

Bertengger diam

Aku dibangunkan gerombolan tokek bersiul diujung genteng

Mengharap atas hari penuh cahaya

Mendung di ufuk Ciremai

Siapa berani meninggalkan kasur empuk

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun