Mohon tunggu...
parman rudiansah
parman rudiansah Mohon Tunggu... Guru - Guru

Hobi membaca, tidak suka berisik, dan menulis puisi bagian caraku menafsir tabir

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Gelas Kaca

31 Agustus 2024   13:42 Diperbarui: 31 Agustus 2024   13:45 49
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Aku melihat pagi yang kelam

Pagi yang menyuguhkan lencana penuh kotoran

Bau busuk yang berjalan dalam aliran got

Semenjak aku tahu hidup hanya pementasan drama

Semuanya

Aku bangkit dari tidur rotusku

Aku menemukan diriku tinggal bangkai

Pernah kau melihat nirwana di ujung selatan

Atau kau pernah melihat neraka di ujung barat

Aku bahkan melihat penciptanya nikmat menjilatinya

Rongkah aku tak sanggup menikmati

Karena mungkin yang dia adalah aku sendiri

Mereka bilang sebentar lagi

Mereka bilang sudah terjadi

Mmerekapun bilang itu pasti sebuah tekateki

Tapi aku tahu bahwa yang menghayal sebenarnya khayalannya sendiri

Dan kau bebas menghayal

Aku sendiri terjaga

Kau tahu dalam khayalku aku tetaplah sadar

Mengigau, melamun adalah tumpah darahku

Adakah yang jalas dan tampak nyata

Sayangnya hanya kepompong

Jamuan malam

Gersang aku serak rasanya

Tenggorokanku tergorok api neraka

Bibirku tergilas rayuan nirwana yang rasanya simalakama

Masihkah aku bermimpi

Orang macam apa aku ini

Atau kalian ini orang macam apa

Macam apakah orang ini

Grasi, amnesti, abolisi

Iku ingin segera bebas dari cengkraman merah sial

Sementara ini

Biarlah serutu menemani langkahku

Menemani pagiku, malamku, siangsoreku

Aku terus saja berdoa pada diriku sendiri

Untuk bangkit yang sulit

karawang

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun