Penerapan Pembelajaran yang berpusat pada murid yang terintegrasi dengan google workspace for education
Berawal dari pernyataan : "perkembangan zaman menuntut kita untuk terus belajar hal-hal baru" maka menuliskan cerita pengalaman (praktik baik) yang saya implementasi di UPTD SMP Negeri 1 Sei Kepayang.Â
Setelah lulus Guru Penggerak Angkatan 4  dari kabupaten, saya terus berjuang untuk melakukan pengembagan diri dan  praktik baik di sekolah saya bertugas dan beberapa sekolah yang mengundang saya untuk melakukan pelatihan.Â
Modal pengembangan saya sebelum melakukan praktik baik sangat banyak, diantaranya : Guru belajar dan berbagi di SIM PKB (mulai 2020-sekarang), pelatihan dan pengimbasan Google Master Trainer (Juni s/d Agustus 2022), menjadi narasumber dan mentor di UPTD SMP Negeri 1 Sei Kepayang, UPTD SMP Negeri 1 panca Arga, UPTD SMP Negeri 3 tanjungbalai (2022) Kab. Asahan, Narasumber Unit Kegiatan Mahasiswa Katolik Universitas Negeri Medan (Nov 2022), Narasumber di Komunitas belajar.id (Maret 2023), webinar online, diseminasi tanoto foundation, MGMP IPA, dan kegiatan lainnya.
Saya sangat merespon baik dan memanfaatkan semua pengembangan diri yang saya dapatkan. Mulai dari materi pelatihan dan sertifikat pelatihan saya simpan di google drive dengan akun belajar.id.Â
Setelah itu saya melakukan pengimbasan dengan mempublikasikan  di media sosial baik facebook, Instagram maupun Youtube sehingga lebih banyak orang (guru) melihat dan menyimak praktik baik yang sudah kita lakukan dengan perlahan mereka terdorong untuk mengembangkan diri.Â
Kemudian sesudah pelatihan dan pengimbasan, saya melakukan refleksi dan evaluasi dari setiap pelatihan dan pengimbasan yang saya lakukan. Menerima masukan ataupun umpan balik dengan positif, maka kita melakukan tindak lanjut yang lebih baik dan lebih terstruktur. Â Dengan demikian ilmu dan pengalaman yang kita berikan semakin kita kuasai dan membuat lebih semangat lagi untuk melaksanakan pengembangan diri
Pembelajaran yang berpusat pada murid yang terintegrasi dengan Produk google mempunyai beberapa prinsip dalam penerapannya: pertama, Guru sebagai fasilitator atau pembimbing. Di sekolah diharapkan kita sebagai Guru menyiapkan fasilitas yang mendukung kelancaran pembelajaran baik itu infocus, alat dan bahan percobaan, LKPD, dan media lainnya.Â
Guru juga mendampingi dan memberi petunjuk (menuntun) agar proses pembelajaran berjalan dengan baik. Kedua, Murid harus berperan aktif dengan mengatur kelompok yang heterogen, model pembelajaran yang sesuai karakteristik materi dan kebutuhan murid dan metode saintifik. Beberapa contoh yang saya lakukan dengan pembelajaran dengan diskusi dan presentasi kelompok (rangsangan dari gambar LKPD melalui google slide, identifikasi masalah melalui jamboard, , mengumpulkan data dan mengolah data melalui google form dan mengkomunikasikan), percobaan dengan petunjuk dari LKPD dan  studi literatur.Â
Ketiga, Lingkungan Kelas yang menyenangkan dengan fisik kondisi kelas dan sekolah yang bersih, jauh dari kebisingan serta  kelas yang ditata dengan rapi. Disamping kondisi fisik, saya lebih fokus mengupayakan kondisi hati murid (well-being) dengan melakukan pembiasaan kegiatan di awal pembelajaran dengan Doa, ice breaking dan mindfulness.Â
Mindfulness ini dilakukan dengan posisi duduk rileks, badan tegak dan dengan teknik STOP (tarik nafas, tahan nafas dan rasakan sesuatu didalam tubuh disekitar kita, kemudian hembuskan nafas pelan-pelan) diiringi lagu instrumental.  Tujuan kegiatan ini bertujuan untuk mengatur pikiran dan emosi sehingga  murid lebih fokus sangat mengikuti proses pembelajaran. Rekan Guru lain ikut terlibat dalam menertibkan murid yang mengikuti program mindfulness.Â
Kegiatan dimulai oleh saya sebagai guru penggerak dan dilanjutkan oleh murid. Keempat,memenuhi kebutuhan murid dengan pembelajaran berdiferensiasi. Dalam pembelajaran berdiferensiasi menyajikan materi dengan gambar melalui google slide, video melalui youtube dan tulisan melalui google document  , saya membagi kelompok dengan gaya belajar yang berbeda.Â
Dimana kelompok visual menyelesaikan tugas dan presentasi di depan kelas pembuatan tape dengan gambar dan tulisan, sedangkan kelompok visual melakukan presentasi dari produk penugas berupa video, demikian juga kelompok melakukan presentasi dengan demonstrasi di depan kelas. Selama proses pendampingan dan monitoring tugas kelompok, saya memanfaatkan aplikasi google classroom.Â
Kemudian penugasan ini digabungkan dengan menghasilkan produk tape sesuai dengan pilihan mereka baik tape ketan dan tape ubi yang dikumpulkan melalui google form. Kelima, Sumber belajar berbasis aset. Sumber bagi murid dengan memanfaatkan aset di sekitar sekolah, misalnya : wawancara kepada guru, orang tua, ke sawah (observasi) dan  ke puskesmas, buku paket, bahan ajar, Internet dan perpustakaan. Misalnya materi IPA kelas VIII tentang penerapan hukum Pascal memanfaatkan karton bekas, jarum suntik, pewarna, selang dan air. Model tiruan darah dengan bahan air, botol mineral bekas, pewarna makanan. Kelas VII: Ekosistem : menggunakan tali plastik dan kertas hvs bekas.Â
Keenam, Dukungan dari kepala sekolah, rekan sejawat,orangtua dan murid. Apapun hal baru yang kita lakukan harus ada koordinasi dengan Kepala sekolah agar memberikan arahan tentang gerakan bersama dalam Pembelajaran yang berpusat pada murid dilakukan oleh seluruh rekan sejawat di UPTD SMP Negeri sei Kepayang.Â
Kemudian berkolaborasi dengan rekan sejawat untuk membantu pembelajaran yang berpusat pada murid untuk memanfaatkan android secara khusus guru piket agar satu arahan petunjuk dengan penggunaan android terhadap murid. Berkoordinasi dengan orang tua untuk kelancaran pembelajaran dengan memberikan kesempatan kepada murid untuk menggunakan android,paket internet dan biaya/ materi tugas kelompok. Terakhir dukungan dari murid sebagai subjek dalam pembelajaran agar terus berperan aktif.Â
Ketujuh, Melaksanakan Refleksi. Setelah melakukan seluruh pembelajaran diakhiri dengan refleksi agar selalu menghasilkan perbaikan pembelajaran pada pertemuan berikutnya. Model refleksi yang dilakukan adalah model 4 F/ 4P (Facts/ Peristiwa, Feelings/Perasaan , Findings/pembelajaran, dan Future/Penerapan) saya menuliskannya di google document kemudian dikumpulkan menjadi portofolio refleksi saya di google slide ; https://sites.google.com/guru.smp.belajar.id/parluhutansihombing/beranda . Refleksi kepada murid yang sering saya laksanakan  dengan meminta siswa memilih stiker kemudian bertanya: " Apakah pembelajaran hari ini menyenangkan?" , "Apa manfaat materi pembelajaran hari ini" Kesulitan yang dihadapi dari materi pembelajaran hari ini?", serta "Apa Upaya kedepan perbaikan pembelajaran pertemuan berikutnya?". Jawaban murid dikirim melalui Wa karena keterbatasan waktu.
Semua praktik baik tentang penerapan Pembelajaran yang berpusat pada murid yang terintegrasi dengan Produk google saya publikasikan di media sosial baik facebook; https://web.facebook.com/luhut.parluhutansihombing ,Instagram; https://www.instagram.com/parluhutan_sihombing_dp16/?hl=id  maupunYoutube ; https://www.youtube.com/channel/UCFUg3iUBRtYrqwb_z8bhqog dan media kompasiana; https://www.kompasiana.com/parluhutansihombing4387. Dengan sering berbagi maka lebih banyak orang (guru) melihat dan menyimak praktik baik yang sudah kita lakukan dengan perlahan mereka terdorong untuk mengembangkan diri.Â
Demikian cerita pengalaman saya ini setelah lulus menjadi Guru Penggerak. Semangat buat kita semua Guru hebat, tidak perlu harus menunggu diarahkan dan didorong melakukan hal baru, lakukanlah mulai dari yang kecil dan berdayakan apa yang ada di sekitar sekolah kita. Kita tetap ingat prinsipnya tergerak, bergerak dan menggerakkan. Salam dan bahagiaÂ
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H