Mohon tunggu...
parluhutan sihombing
parluhutan sihombing Mohon Tunggu... Guru - Guru IPA SMP

Guru IPA yang terus berupaya mengembangkan diri

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Penerapan Pembelajaran yang Berpusat pada Murid Terintegrasi dengan Google Workspace For Education

17 Maret 2023   01:24 Diperbarui: 17 Maret 2023   01:28 179
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Kegiatan dimulai oleh saya sebagai guru penggerak dan dilanjutkan oleh murid. Keempat,memenuhi kebutuhan murid dengan pembelajaran berdiferensiasi. Dalam pembelajaran berdiferensiasi menyajikan materi dengan gambar melalui google slide, video melalui youtube dan tulisan melalui google document  , saya membagi kelompok dengan gaya belajar yang berbeda. 

Dimana kelompok visual menyelesaikan tugas dan presentasi di depan kelas pembuatan tape dengan gambar dan tulisan, sedangkan kelompok visual melakukan presentasi dari produk penugas berupa video, demikian juga kelompok melakukan presentasi dengan demonstrasi di depan kelas. Selama proses pendampingan dan monitoring tugas kelompok, saya memanfaatkan aplikasi google classroom. 

Kemudian penugasan ini digabungkan dengan menghasilkan produk tape sesuai dengan pilihan mereka baik tape ketan dan tape ubi yang dikumpulkan melalui google form. Kelima, Sumber belajar berbasis aset. Sumber bagi murid dengan memanfaatkan aset di sekitar sekolah, misalnya : wawancara kepada guru, orang tua, ke sawah (observasi) dan  ke puskesmas, buku paket, bahan ajar, Internet dan perpustakaan. Misalnya materi IPA kelas VIII tentang penerapan hukum Pascal memanfaatkan karton bekas, jarum suntik, pewarna, selang dan air. Model tiruan darah dengan bahan air, botol mineral bekas, pewarna makanan. Kelas VII: Ekosistem : menggunakan tali plastik dan kertas hvs bekas. 

Keenam, Dukungan dari kepala sekolah, rekan sejawat,orangtua dan murid. Apapun hal baru yang kita lakukan harus ada koordinasi dengan Kepala sekolah agar memberikan arahan tentang gerakan bersama dalam Pembelajaran yang berpusat pada murid dilakukan oleh seluruh rekan sejawat di UPTD SMP Negeri sei Kepayang. 

Kemudian berkolaborasi dengan rekan sejawat untuk membantu pembelajaran yang berpusat pada murid untuk memanfaatkan android secara khusus guru piket agar satu arahan petunjuk dengan penggunaan android terhadap murid. Berkoordinasi dengan orang tua untuk kelancaran pembelajaran dengan memberikan kesempatan kepada murid untuk menggunakan android,paket internet dan biaya/ materi tugas kelompok. Terakhir dukungan dari murid sebagai subjek dalam pembelajaran agar terus berperan aktif. 

Ketujuh, Melaksanakan Refleksi. Setelah melakukan seluruh pembelajaran diakhiri dengan refleksi agar selalu menghasilkan perbaikan pembelajaran pada pertemuan berikutnya. Model refleksi yang dilakukan adalah model 4 F/ 4P (Facts/ Peristiwa, Feelings/Perasaan , Findings/pembelajaran, dan Future/Penerapan) saya menuliskannya di google document kemudian dikumpulkan menjadi portofolio refleksi saya di google slide ; https://sites.google.com/guru.smp.belajar.id/parluhutansihombing/beranda . Refleksi kepada murid yang sering saya laksanakan  dengan meminta siswa memilih stiker kemudian bertanya: " Apakah pembelajaran hari ini menyenangkan?" , "Apa manfaat materi pembelajaran hari ini" Kesulitan yang dihadapi dari materi pembelajaran hari ini?", serta "Apa Upaya kedepan perbaikan pembelajaran pertemuan berikutnya?". Jawaban murid dikirim melalui Wa karena keterbatasan waktu.

Semua praktik baik tentang penerapan Pembelajaran yang berpusat pada murid yang terintegrasi dengan Produk google saya publikasikan di media sosial baik facebook; https://web.facebook.com/luhut.parluhutansihombing ,Instagram; https://www.instagram.com/parluhutan_sihombing_dp16/?hl=id   maupunYoutube ; https://www.youtube.com/channel/UCFUg3iUBRtYrqwb_z8bhqog dan media kompasiana; https://www.kompasiana.com/parluhutansihombing4387. Dengan sering berbagi maka lebih banyak orang (guru) melihat dan menyimak praktik baik yang sudah kita lakukan dengan perlahan mereka terdorong untuk mengembangkan diri. 

Demikian cerita pengalaman saya ini setelah lulus menjadi Guru Penggerak. Semangat buat kita semua Guru hebat, tidak perlu harus menunggu diarahkan dan didorong melakukan hal baru, lakukanlah mulai dari yang kecil dan berdayakan apa yang ada di sekitar sekolah kita. Kita tetap ingat prinsipnya tergerak, bergerak dan menggerakkan. Salam dan bahagia 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun