"Kamis mindfulness" adalah Program yang berdampak pada murid
PERISTIWA (FACT)
Menurut Ki Hajar Dewantara, Pendidikan diartikan sebagai tuntunan dalam hidup tumbuhnya anak-anak; menuntun segala kodrat yang ada pada anak-anak, agar mereka dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya baik sebagai manusia maupun sebagai anggota masyarakat. Pendidikan yang memerdekakan pada hakikatnya pembelajaran berpihak pada murid yang sudah dikembangkan oleh Ki Hajar Dewantara sejak tahun 1922 di perguruan Taman Siswa. Sebuah praktik baik dalam pendidikan yang memerdekakan setidaknya harus memperhatikan aspek suara (voice), pilihan (choice), dan kepemilikan murid (ownership). Â Maka salah pendidikan yang memerdekakan adalah Pembelajaran sosial emosional berbasis kesadaran penuh (mindfulness).
Kesadaran penuh (mindfulness) menurut Kabat - Zinn (dalam Hawkins, 2017, hal. 15) dapat diartikan sebagai kesadaran yang muncul ketika seseorang memberikan perhatian secara sengaja pada kondisi saat sekarang dilandasi rasa ingin tahu dan kebaikan. Kesadaran penuh (mindfulness) muncul saat seorang sadar sepenuhnya pada apa yang sedang dikerjakan, atau dalam situasi yang menghendaki perhatian yang penuh. Misalnya, seorang anak yang terlihat asyik bermain peran dengan menggunakan boneka tanpa terganggu oleh suara sekitarnya, murid yang sedang memainkan musik, menikmati alur cerita dalam bacaan, menikmati segelas teh hangat, atau menikmati pemandangan matahari terbenam, atau guru yang sedang mendengarkan murid dengan penuh perhatian. Â Intinya adalah adanya perhatian yang dilakukan secara sadar dengan dilandasi rasa ingin tahu dan kebaikan.
Situasi murid di UPTD SMP Negeri 1 Sei Kepayang  pada saat ini sebagian besar disibukkan dengan Smartphone seperti : bermain game, tiktok, fb, wa, instagram dan aplikasi lainnya, beberapa murid (kelas VII) masih merasa belum diterima di sekolah, beberapa murid mudah marah (terbawa suasana), beberapa murid mengalami masalah dalam keluarga, dan sebagian besar  belum mampu menemukan solusi akan permasalahan hidup.Â
Berkenaan dengan hal diatas, maka UPTD SMP Negeri 1 Sei Kepayang merencanakan program " Kamis Mindfulness". Program ini adalah salah program yang berdampak pada murid  yang dilaksanakan dalam kegiatan kokurikuler setiap hari kamis dengan 30 menit sebelum pembelajaran. Program ini dilakukan dengan langkah perencanaan, pelaksanaan, dan sampai evaluasi. Program ini merupakan program yang memperhatikan aspek suara (voice), pilihan (choice), dan kepemilikan murid (ownership).Â
Pada tahap perencanaan, calon guru penggerak bersama perwakilan murid meminta izin  kepada kepala sekolah tentang program kamis mindfulness, selanjutnya melakukan pembinaan teknik pelaksanaan mindfulness dengan teknik STOP : Stop (Berhenti), Take a Breath (mengambil nafas), Observe (mengamati) Proceed (memproses). Secara lengkap dengan langkahnya 1)menghentikan segala aktivitas yang sedang dilakukan; 2)menarik nafas dalam; 3)merasakan bagian tubuh mulai dari ujung jari kaki sampai ujung rambut; 4)merasakan nafas masuk dan keluar; 5)merasakan suara ada di lingkungan sekitar; 6)mengucap syukur dalam hati,  7)diakhir dengan tarik nafas. Kegiatan ini diiringi dengan lagu instrumental yang menyentuh hati.Â
Setelah melakukan pembinaan teknik pelaksanaan, dilanjutkan dengan diskusi bersama murid  untuk menentukan pilihan bentuk-bentuk mindfulness yang akan dilakukan, kemudian menyusun jadwal perwakilan dari setiap secara bergantian memimpin kegiatan mindfulness sesuai kreasi, kodrat dan zamannya, mengajak rekan guru untuk berperan sebagai penuntun agar kegiatan berlangsung lancar dan tertib.
   Tujuan program kamis mindfulness adalahÂ
Melatih warga sekolah  agar lebih fokus dalam melaksanakan aktivitas  sehari-hari.
Meningkatkan kesehatan psikologis, seperti meningkatkan daya ingat dan dapat mengelola rasa sakit dengan cara mengenali emosi diri
Membangun pola pikir yang lebih positif, bekerja semakin produktif untuk mencapai tujuan, dan lebih bahagia dalam menjalani kehidupan nyata.
Meningkatkan kemampuan Kepemimpinan Murid demi terwujudnya Profil Pelajar Pancasila.
Dalam aksi nyata dimulai pada hari kamis, 15 juli 2022 (awal Tahun Pembelajaran 2022/2023). Kegiatan ini diikuti peserta utama seluruh murid kelas VII sampai kelas IX dan peserta sukarela beberapa orang rekan guru. Dalam melaksanakan perdana (minggu ke-1) program ini dipandu oleh calon guru penggerak dan dibantu anggota komunitas. Secara umum sudah baik walaupun masih ada beberapa murid  yang agak sulit diajak kerjasama agar kegiatan berjalan dengan tertib dan lancar.Â
Pelaksanaan minggu ke-2, kamis 21 juli 2022 dipandu oleh perwakilan murid kelas IX. Pada tahap ini murid yang dipilih menjadi pemandu masih merasa malu karena menjadi pemimpin kegiatan di antara murid guru dan seluruh warga sekolah, beberapa murid merasa lucu hingga tertawa, dan beberapa murid  mengganggu teman yang lainnya. Kemudian calon guru penggerak bersama rekan guru memberikan arahan dan motivasi agar mengikuti kegiatan dengan penuh kesadaran dan saling menghargai sesama teman. Setelah arahan dan motivasi disampaikan oleh rekan guru, kemudian kegiatan diulangi kembali dan hasilnya  berjalan dengan lancar dan tertib.Â
Hasil (dampak) dari aksi nyata pada program ini sesuai hasil wawancara dan refleksi yang disampaikan oleh perwakilan murid dan guru yang mengikuti kegiatan. Secara garis besar  peserta menyampaikan merasa senang, fokus, tidak terbawa suasana hati sedih karena dimarahi orangtua (tenang), bahagia, menyejukkan hati karena alunan musik instrumental, nyaman dan merasa diri diterima di lingkungan sekolah karena pertanyaan pemandu serta bertanggung jawab atas tugas diberikan kepada kita (kepemimpinan). Disamping dampak diatas, beberapa murid juga menyampaikan sempat terbawa suasana hingga tertidur. Kemudian beberapa guru termotivasi ingin mengintegrasikan pembelajaran kompetensi sosial emosional berbasis kesadaran penuh dalam proses pembelajaran.Â
Evaluasi kegiatan ini dari beberapa guru dan murid menyampaikan saran  agar jarak duduk antara murid lebih jauh, lagu yang bervariasi, teknik yang bervariasi (berdiri) dan tempat duduk yang lebih nyaman. Kepala sekolah juga menyampaikan pesan agar program dilaksanakan dengan penuh komitmen agar kedepan menjadi salah satu promosi sekolah untuk penerimaan murid baru.   Â
B. PERASAAN (FEELING)
   Setelah dua kali melaksanakan program ini  saya merasa bahagia, bersyukur dan semangat karena murid, guru-guru dan kepala sekolah sehingga kegiatan ini lancar dan tertib. Rekan guru yang juga merasa termotivasi agar melakukan teknik mindfulness di kelas. Kepala sekolah juga merasa berharap program dilaksanakan dengan penuh komitmen agar kedepan menjadi salah satu promosi sekolah untuk penerimaan murid baru.
C. PEMBELAJARAN (FINDING)
   Setelah melakukan aksi nyata Kamis Mindfulness, ada banyak pembelajaran yang sangat memotivasi saya dalam aktivitas mengajar di sekolah. Setelah kegiatan berlangsung dua minggu, beberapa murid-murid mulai menunjukkan perubahan perilaku sosial, pikiran dan emosinya sendiri. Hal ini terlihat ketika waktu jam istirahat di sekolah, murid yang selalu membiasakan budaya positif dengan memberikan salam, sapa dan senyum. Di dalam kelas, murid mampu memahami konsep diri yang membuat agresi berkurang, sehingga bisa bekerjasama dengan baik dalam diskusi kelompok, meningkatnya konsentrasi dengan semakin banyak yang bertanya. Pembelajaran selanjutnya yang mengingatkan saya agar program tidak dimonopoli oleh pihak guru tetapi melibatkan murid dalam proses perencanaan dan pelaksanaan kegiatan program yang berdampak pada murid sehingga terwujud  profil pelajar Pancasila.
  D. PENERAPAN (FUTURE)
Penerapan kedepan, saya akan terus melakukan praktik baik dengan melakukan pembiasaan budaya positif tentang mindfulness seperti :mempelajari pembelajaran sosial emosional berbasis kesadaran penuh dalam bentuk dan teknik yang berbeda yang sehingga dapat mendorong murid untuk lebih aktif dalam pembelajaran serta menunjukkan perubahan perilaku menjadi murid yang cerdas berkarakter, melibatkan murid secara lebih optimal dengan sering mengevaluasi kegiatan dan  menerima umpan balik dari rekan sejawat dan orang tua, selanjutnya saya juga perlu menjalin kolaborasi dengan wali kelas untuk memberikan sosialisasi tentang manfaat Kamis mindfulness, kemudian menjalin komunikasi yang dengan baik agar program kamis mindfulness dimonitoring dengan baik. Semua tindakan diatas, adalah upaya untuk meningkatkan program kamis mindfulness yang berdampak pada murid.
Salam dan bahagia
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H