Mohon tunggu...
Parlin Pakpahan
Parlin Pakpahan Mohon Tunggu... Lainnya - Saya seorang pensiunan pemerintah yang masih aktif membaca dan menulis.

Keluarga saya tidak besar. Saya dan isteri dengan 4 orang anak yi 3 perempuan dan 1 lelaki. Kami terpencar di 2 kota yi Malang, Jawa timur dan Jakarta.

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur Pilihan

Sivaraja dan Amstirdam Coffee and Roastery di Malang Raya

15 Januari 2025   19:50 Diperbarui: 15 Januari 2025   19:50 53
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Penulis (kr) dan Sivaraja (kn) di Amstirdam Coffee and Roastery, Soehat Indah, Malang. Foto : Parlin Pakpahan.

Sivaraja dan Amstirdam Coffee and Roastery di Malang Raya

Kemarin pagi tidak seperti biasanya aku bangun pagi dan siap meluncur ke Soehat Indah, dimana Sivaraja telah deal untuk ketemuan di pusat roastery kopinya disitu. Sebelumnya aku sempat ngopi pagi di Wak Abu Coffee yang belum sempat aku tahu apa arti penamaan itu.

Tak lama aku pun meluncur untuk ketemuan Siva di Soehat Indah. Tanpa banyak cingcong aku pun ketemu Sivaraja, seorang anak India kelahiran Malang. Siva bilang dia adalah generasi ketiga di Malang. Artinya Kakeknya, sudah di Malang di penghujung kolonialisme Belanda. Iya Arema kalau gitu, candaku. Siva tersenyum.

Apa keluarga anda  ada hubungannya dengan Raja Bally. Itu tuh salah satu legenda di Kajoetangan Heritages. Oh nggak tau. Sepertinya nggak ada tuh, tukasnya.

Sebagaimana diketahui perempat terakhir era kolonialisme Belanda di Malang raya, warga keturunan China dan Sebagian India dan Arab Yemen cukup dominan di kota Malang sebagai pebisnis tentunya.

Tampak depan Amstirdam Coffee and Roastery di Soehat Indah D 18, Malang. Foto : Parlin Pakpahan.
Tampak depan Amstirdam Coffee and Roastery di Soehat Indah D 18, Malang. Foto : Parlin Pakpahan.

Okelah Siva kita langsung aja ke focal point kita sejak kita ketemu di Amstirdam Coffee Joyoagung raya kemarin lalu. Bagaimana anda meroasting kopi yang banyak macamnya ini sehingga terasa berbeda di lidah penyecap saya.

Biasa-biasa saja Pak. Tapi terkait kopi saya mulai tertarik ketika studi di Ausie pada 2011. Herannya ketika itu kedai-kedai kopi disana banyak membicarakan kopi kita, entah itu Kopi Sumatera, Kopi Jawa, Kopi Sulawesi, Kopi Bali, Kopi Flores dll. Orang Ausie kagum dan suka kopi kita di samping kopi dari Amerika latin seperti Columbia dan Brazil. Saya sendiri baru tahu itu, apalagi disebutkan juga Kopi Malang.

Atas dasar itulah saya mendirikan Amstirdam Coffee yang sejak semula memang diawali di tempat ini yi Soekarno-Hatta Indah D 18, tak jauh dari Kampus Unibraw. Amstirdam Coffee and Roastery berdiri sejak 2011. Nama Amstirdam adalah kependekan dari 4 kecamatan penghasil kopi di Malang raya, yi Ampel Gading, Sumber Manjing, Tirtoyudo dan Dampit. Kedai kopi ini memiliki misi untuk menyajikan kopi terbaik Malang sebelum diperdagangkan di dalam negeri dan di luar negeri.

Wow mantap kali misi itu. Sivaraja pun melanjutkan narasinya tentang dunia perkopian.Ia meroasting berbagai jenis kopi, entah yang origine Arabika, Robusta, khususnya kopi lokal seperti Robusta Dampit, Kawi, Arabika Arjuno, Robusta Tirtoyudo dll. Lama kelamaan semakin meluas, dimana Siva mulai mendatangkan Kopi Gayo, Kopi Sulawesi, Kopi Papua, Kopi Flores dll. Intinya ia mendatangkan coffee bean dan ialah yang meroastingnya di Roasterynya di Soehat Indah.

Aku dan Sivaraja kemudian beranjak ke ruang sebelah dimana ia meroasting kopi Amstirdam. Ruang roasting itu tak terlalu besar, dan petugasnya pun tak banyak. Tapi satu hal yang sangat mengesankan bagiku, yi mesin roasting yang kata Siva mampu meroasting coffee bean sebanyak 5 Kg sekali roasting. Ini mesin roasting dari Vietnam Pak. Lha Vietnam .. merk apa itu, tanyaku. Nordic, sahut Siva. Benar dugaanku bahwa Vietnam adalah anak emas Perancis dalam soal perkopian. Lihat saja mesin roasting yang dikasi merk Nordic ini. Maklumlah Vietnam adalah jajahan Perancis tempo doeloe.

Alfian barista di Amstirdam Coffee, Joyoagung raya, Merjosari, Malang. Foto : Parlin Pakpahan.
Alfian barista di Amstirdam Coffee, Joyoagung raya, Merjosari, Malang. Foto : Parlin Pakpahan.

Putera India kelahiran Malang ini memang tak pernah berhenti mengeksplorasi dunia perkopian, khususnya terkait roastingan. Saya pun terkagum-kagum ketika Siva berkata jujur dari pengalaman eksploratifnya yang tak mengenal lelah itu, ia telah mempunyai 2000-an data base hasil roastingan. Saya tahu persis kalau roastingannya seperti ini rasanya akan seperti itu, dan roastingannya seperti itu rasanya akan seperti ini, dst.

Wah ini salah satunya bisa jadi branded nanti didunia perkopian, tukasku. Kami duapun tergelak.

Relevansi lokal dalam perspektif global

Amstirdam Coffee and Roastery yang didirikan oleh Sivaraja menunjukkan bagaimana keunggulan lokal dapat diolah dan dipromosikan hingga menarik perhatian pasar global. Nama "Amstirdam" yang merepresentasikan empat kecamatan penghasil kopi di Malang raya, yi Ampel Gading, Sumber Manjing, Tirtoyudo, dan Dampit, menjadi bentuk branding yang tidak hanya unik tetapi juga berbasis akar budaya dan geografi lokal. Ini selaras dengan tren global yang menghargai kopi spesialti berbasis asal (origin-based specialty coffee).

Keunggulan kompetitif melalui roasting

Penguasaan roasting adalah faktor pembeda utama dalam industri kopi spesialti. Kemampuan Sivaraja mengelola 2000-an data hasil roasting adalah bentuk inovasi berbasis data yang berpotensi menciptakan standar baru dalam dunia perkopian. Dengan memanfaatkan teknologi analitik data ini, ia dapat menciptakan profil rasa yang konsisten dan memenuhi selera pasar yang beragam, baik domestik maupun internasional.

Mesin roasting Amstirdam berkapasitas 5Kg sekali roasting. Mesin bermerk Nordic ini buatan Vietnam berlisensi Perancis. Foto : Parlin Pakpahan.
Mesin roasting Amstirdam berkapasitas 5Kg sekali roasting. Mesin bermerk Nordic ini buatan Vietnam berlisensi Perancis. Foto : Parlin Pakpahan.

Edukasi pasar domestik dan ekspansi pasar global

Narasi Sivaraja yang menyebutkan pengakuan internasional terhadap kopi Indonesia di Australia menyoroti potensi besar kopi nusantara yang belum sepenuhnya disadari di dalam negeri. Kopi seperti Gayo, Flores, dan Dampit memiliki nilai jual tinggi di pasar internasional. Namun, edukasi pasar domestik harus tetap menjadi prioritas, agar masyarakat Indonesia lebih menghargai kopi lokal.

Keberlanjutan dan kesejahteraan petani kopi

Dalam konteks nasional, penting untuk memastikan nilai tambah dari proses roasting dan branding kopi seperti yang dilakukan Amstirdam Coffee juga dirasakan oleh petani di empat kecamatan tersebut. Skema fair trade, edukasi petani tentang teknik panen, dan kolaborasi dalam mengembangkan kopi spesialti menjadi langkah penting untuk menciptakan keberlanjutan dalam ekosistem perkopian.

Peluang branded coffee di Pasar internasional

Pernyataan Sivaraja tentang potensinya menciptakan kopi dengan profil rasa unik yang dapat di-brand secara global adalah peluang besar. Dengan strategi pemasaran yang efektif, Amstirdam Coffee bisa menjadi duta kopi Malang Raya di pasar dunia, bersanding dengan merek-merek premium dari Kolombia atau Ethiopia. Penggunaan label Geographic Indication (GI) pada kopi lokal dapat meningkatkan daya tarik di pasar internasional.

Eksplorasi dan inovasi berkelanjutan

Semangat eksploratif Sivaraja yang terus mencoba berbagai metode roasting adalah esensi dari inovasi dalam industri ini. Inovasi ini dapat diperluas ke teknik penyeduhan, pengemasan, dan pemasaran berbasis digital, yang semuanya memainkan peran penting dalam memenangkan pasar di era modern.

Di akhir tulisan ini saya kira perlu bagi Siva dan siapapun industrialis kopi di negeri ini untuk memperkuat branding lokal dengan fokus pada branding berbasis asal geografis untuk meningkatkan daya saing kopi lokal; jangan pula lupa mengedukasi dan berkolaborasi dengan petani; dan berinvestasi dalam pelatihan dan kemitraan dengan petani untuk menjaga kualitas biji kopi; melakukan digitalisasi dan pemasaran global dengan memanfaatkan teknologi digital untuk menjangkau pasar global dan meningkatkan brand awareness; menjaga sustainability sebagai nilai tambah dengan mengintegrasikan nilai keberlanjutan dalam seluruh rantai produksi dan distribusi; melakukan inovasi berbasis data dengan mengembangkan sistem berbasis data untuk menciptakan profil rasa unik dan konsisten.

Dengan langkah-langkah tersebut, Amstirdam Coffee dapat menjadi pionir dalam industri perkopian nasional dan global, memanfaatkan keunggulan lokal untuk meraih pengakuan internasional.

Sejauh ini Amstirdam Coffee telah mempunyai 4 cabang di Malang raya, yi Amstirdam Joyoagung raya, Amstirdam di Mergan,Ijen; Amstirdam di Bareng,Klojen, dan satunya lagi boleh jadi Amstirdam di Batu.

Ciao Sivaraja .. semogalah dikau bisa sebesar Otten bahkan lebih besar dari itu. Bayangkan 2000-an data base terkait roastingan. Itu saja sudah melampaui Starbuck.

Joyogrand, Malang, Wed', Jan' 15, 2025.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun