Aku dan Sivaraja kemudian beranjak ke ruang sebelah dimana ia meroasting kopi Amstirdam. Ruang roasting itu tak terlalu besar, dan petugasnya pun tak banyak. Tapi satu hal yang sangat mengesankan bagiku, yi mesin roasting yang kata Siva mampu meroasting coffee bean sebanyak 5 Kg sekali roasting. Ini mesin roasting dari Vietnam Pak. Lha Vietnam .. merk apa itu, tanyaku. Nordic, sahut Siva. Benar dugaanku bahwa Vietnam adalah anak emas Perancis dalam soal perkopian. Lihat saja mesin roasting yang dikasi merk Nordic ini. Maklumlah Vietnam adalah jajahan Perancis tempo doeloe.
Putera India kelahiran Malang ini memang tak pernah berhenti mengeksplorasi dunia perkopian, khususnya terkait roastingan. Saya pun terkagum-kagum ketika Siva berkata jujur dari pengalaman eksploratifnya yang tak mengenal lelah itu, ia telah mempunyai 2000-an data base hasil roastingan. Saya tahu persis kalau roastingannya seperti ini rasanya akan seperti itu, dan roastingannya seperti itu rasanya akan seperti ini, dst.
Wah ini salah satunya bisa jadi branded nanti didunia perkopian, tukasku. Kami duapun tergelak.
Relevansi lokal dalam perspektif global
Amstirdam Coffee and Roastery yang didirikan oleh Sivaraja menunjukkan bagaimana keunggulan lokal dapat diolah dan dipromosikan hingga menarik perhatian pasar global. Nama "Amstirdam" yang merepresentasikan empat kecamatan penghasil kopi di Malang raya, yi Ampel Gading, Sumber Manjing, Tirtoyudo, dan Dampit, menjadi bentuk branding yang tidak hanya unik tetapi juga berbasis akar budaya dan geografi lokal. Ini selaras dengan tren global yang menghargai kopi spesialti berbasis asal (origin-based specialty coffee).
Keunggulan kompetitif melalui roasting
Penguasaan roasting adalah faktor pembeda utama dalam industri kopi spesialti. Kemampuan Sivaraja mengelola 2000-an data hasil roasting adalah bentuk inovasi berbasis data yang berpotensi menciptakan standar baru dalam dunia perkopian. Dengan memanfaatkan teknologi analitik data ini, ia dapat menciptakan profil rasa yang konsisten dan memenuhi selera pasar yang beragam, baik domestik maupun internasional.
Edukasi pasar domestik dan ekspansi pasar global
Narasi Sivaraja yang menyebutkan pengakuan internasional terhadap kopi Indonesia di Australia menyoroti potensi besar kopi nusantara yang belum sepenuhnya disadari di dalam negeri. Kopi seperti Gayo, Flores, dan Dampit memiliki nilai jual tinggi di pasar internasional. Namun, edukasi pasar domestik harus tetap menjadi prioritas, agar masyarakat Indonesia lebih menghargai kopi lokal.