Mohon tunggu...
Parlin Pakpahan
Parlin Pakpahan Mohon Tunggu... Lainnya - Saya seorang pensiunan pemerintah yang masih aktif membaca dan menulis.

Keluarga saya tidak besar. Saya dan isteri dengan 4 orang anak yi 3 perempuan dan 1 lelaki. Kami terpencar di 2 kota yi Malang, Jawa timur dan Jakarta.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Melongok BSD City Melalui EastVara dan Sambak Injaya

5 Januari 2025   18:58 Diperbarui: 5 Januari 2025   19:31 156
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tampilan Otten Coffee di EastVara, BSD city. Foto : Parlin Pakpahan.

Melongok BSD City Melalui EastVara dan Sambak Injaya

Catatan selama di Jakarta memang nggak banyak, tapi ada kuselipkan satu-dua yang memang perlu kucatat seperti nostalgia Blok M kemarin. Dan pada dolan-dolan acak kemarin Sabtu 4 Januari ybl, dimana sepertinya aku dibawa Kenia dan Mulia melintasi sebuah jalan layang buat pejalan kaki yang melintasi Setasiun Cisauk hingga ke Pasar Modern BSD City. Jalan layang ini menghubungkan kita dengan Intermoda di internal BSD city ini aku taksir kl 1 Km saja panjangnya. Aku sempat mencicipi makanan ringan disini.

Yang mengesankan disini adalah cara pengintegrasian area Cisauk dan sekitarnya dengan BSD city melalui jembatan layang tsb. Aku lihat tadi Kenia bertegur sapa dengan seorang Ibu asal Samanea. Artinya mereka yang settled lumayan jauh seperti Parungpanjang, juga berbelanja disini di Pasar Modern. Bayangkan turun dari KRL langsung ke jalan layang dan sampai di Pasar modern untuk membeli apa saja keperluan dapur kita yang serba hygienis seperti yang aku lihat UMKM disini sudah ditata serba hygienis tidak seperti pasar basah tradisional.

Ikon EastVara, BSD city. Foto : Kenia Pakpahan.
Ikon EastVara, BSD city. Foto : Kenia Pakpahan.

Tak lama di Pasar Modern yang dihuni UMKM modern itu, kamipun keluar dari pintu 1 dan di depan sudah menunggu kenderaan online dengan city car Ignis buatan Jepang, kami pun meluncur yang kata Kenia ke EastVara. Saya nggak ngerti apa itu EastVara. Tapi besar kemungkinan itu penamaan sebuah property baru di BSD city. Daerah satelit ini sudah cukup lama dikembangkan bahkan sejak Orde Soeharto saya kira.

Sepanjang perjalanan dari Pasar modern, sepertinya kami melewati kawasan lama yang pohon kanopi di kiri-kanan jalan sudah bagus. Selebihnya adalah tanah-tanah kosong yang sudah diratakan dan dibentuk untuk persiapan apa nanti sesuai tata ruang BSD City. Di tikungan tertentu ntah dimana itu saya lihat jalanan sudah dibentuk 2 jalur dan ROWnya saya kira sudah memenuhi persyaratan teknis sebuah tataruang modern. Tak lama kemudian kami pun sampai di EastVara yang disebut pengembang sebagai Cahaya Asia. Kalau kata orang sih EastVara itu sebagiannya dari bahasa Sanskrit yang artinya pemimpin.

Luas supermall ini kl 4 Ha, di area Pagedangan, Tangerang. BSD city memang di kawasan Tangerang sudah dari sononya. Ada kesan semuanya serba lapang dan mall ini dikembangkan dengan warna-warni cerah, bahkan ada tempat terbuka yang seakan kita di Jepang karena ada pepohonan Sakura yang dicopypaste sesuai aslinya.

Cafe Joe and Dough yang bergaya Italiano dan bermusik Americano. Foto : Parlin Pakpahan.
Cafe Joe and Dough yang bergaya Italiano dan bermusik Americano. Foto : Parlin Pakpahan.

Saya pikir untuk gathering disini bersama keluarga atau rekan-rekan bisnis, cocoklah. Bawa small family misalnya nggak sampai ngabisin 1 juta rupiah, kita sudah bisa nongkrong di Bebek Pinggir Sawah, atau Joe and Dough sebuah Franchise yang ditata Italiano tapi bermusik Americano. So kue-kue lezat khas Italia cepat masuk ke perut kita, dan espressonya pun mantap. Namanya ja Italiano. Kita pun bisa sembari belanja di tenant-tenant khusus yang menjajakan barang dalam maupun luar negeri. Tuh Otten Coffee aja nggak mau ketinggalan, meski mengisi tenant kecil tapi tampilannya kopi banget karena Otten besar di dunia perkopian memang.

Karena di dalam nggak boleh merokok, saya pun keluar untuk mencoba menatap sekali lagi tampilan EastVara. Just one word "keren", karena aku bisa duduk santai memandang ke depan yang terasa plong karena tanah kosong di depan kita keqnya dipersiapkan untuk mengisi BSD city untuk tahap pengembangan ke sekian di sekitar Pagedangan.

Usai dari EastVara Kenia mengajak mampir ke Sambal Bakar Indonesia Jaya yang tak jauh dari EastVara. Apa lagi ini. Koq sambal harus dibakar segala. Pendek cerita kami bertigapun kebagian tempat di ruang AC, Yang satu ada konsep lesehahan. Yang kedua ada yang berkonsep small gathering. Dan yang ketiga, nah ini dia untuk keluarga bahkan keluarga besar dengan menggabungkan beberapa meja untuk ulang tahunan misalnya. Kebetulan ada yang berultah rupanya. Waduh rame bukan main, tapi nggak diusik sama manajemen, yang penting jangan ramai kelewatan keq nonton tinju di Las Vegas.

Kenia dan Mulia bersantap di Sambak Injaya, BSD city. Foto : Parlin Pakpahan.
Kenia dan Mulia bersantap di Sambak Injaya, BSD city. Foto : Parlin Pakpahan.

Begitu pesenan dimainkan, aku milih Sambak atau Sambal bakar Gurame, Kenia dan Mulia pilih ayam goreng dan dadar jagung, dengan nasi pulen tentunya. Dapur yang memanjang di luar terlihat meriah dengan kegesitan Chef untuk menyiapkan pesanan. Yang suka di tempat terbuka nggak sedikit. Cukup banyak juga yang mengajak pasangannya makan di bagian depan yang terbuka. Dengan parkiran yang lumayan lebar, jalanan di depan nggak bakal menghasilkan debu yang akan mengganggu kita bersantap. Inilah kelebihan sebuah tempat dengan pandangan ke depan yang masih terbuka lebar, sehingga kita pun berfantasi, itulah bakal RTH-nya.

Aku yang tadinya nggak lapar ketika sajian tiba, koq jadi laper. Wadahnya seperti Hot Plate tempo doeloe. Gurame yang kupesan ditaruh di semacam wajan kecil tradisional yang sepertinya sudah dimodifikasi seperti Hot Plate tempo doeloe yang bisa menyimpan panas cukup lama. Makan punya makan dan suap punya suap, lumayan dah cah kangkungnya enak, guramenya pas dengan sambal bakar dimaksud yang ternyata dibakar bersama terong dan lembaran kubis. Soal rasa sambal bakar tsb, itu relatif. Maka ketika ditanya Mulia bagaimana poinnya Pak. Aku bilang biasa-biasa saja. Artinya bukan menjengkal, tapi inilah Indonesa Jaya memang harus ada sambal dan sambal, baru afdol. He .. He ..

BSD City (Bumi Serpong Damai) telah menjadi salah satu proyek pengembangan kota satelit paling sukses di Indonesia sejak diperkenalkan pada masa Orde Baru. Keberhasilannya tidak hanya terletak pada tata ruang yang terencana, tetapi juga pada inovasi modern dalam mengintegrasikan berbagai fungsi kota, seperti perumahan, komersial, hiburan, dan transportasi.

Yang berultah di Sambak Injaya, BSD city. Foto : Parlin Pakpahan.
Yang berultah di Sambak Injaya, BSD city. Foto : Parlin Pakpahan.

Dari gambaran tersebut di atas, ada beberapa poin penting yang dapat dianalisis dari perkembangan BSD City, terutama dalam konteks modernisasi.

Integrasi Transportasi dan Aksesibilitas

Jembatan layang pejalan kaki yang menghubungkan Stasiun Cisauk dengan Pasar Modern BSD City adalah contoh nyata dari upaya pengembangan kota berbasis transit-oriented development (TOD). Konsep ini menempatkan transportasi publik sebagai poros utama pembangunan untuk mengurangi ketergantungan pada kendaraan pribadi dan meningkatkan mobilitas warga.

Hal ini terlihat dari konektivitas Stasiun Cisauk yang langsung terhubung ke fasilitas komersial seperti Pasar Modern, memungkinkan pengguna KRL untuk berbelanja atau menikmati fasilitas modern tanpa harus menggunakan kendaraan tambahan.

Penulis dan Mulia sedang menikmati booth kecil Otten Coffee, BSD city. Foto : Kenia Pakpahan.
Penulis dan Mulia sedang menikmati booth kecil Otten Coffee, BSD city. Foto : Kenia Pakpahan.

Menggabungkan akses pejalan kaki dengan fungsi komersial memberikan nilai tambah, baik untuk pengguna maupun pengembang.

Peningkatan Kualitas Hidup

Pasar Modern BSD City dengan konsep UMKM hygienis mencerminkan transformasi dari pasar tradisional ke arah yang lebih bersih, teratur, dan ramah konsumen. Hal ini menjadi daya tarik utama, terutama bagi kelas menengah yang mendambakan kenyamanan tanpa meninggalkan kebutuhan sehari-hari yang terjangkau.

Konsep Tata Ruang Modern

Pengembangan kawasan seperti EastVara menyoroti pendekatan modern dalam urban planning seperti penggunaan lahan yang efisien. Area kosong yang disiapkan untuk tahap pengembangan berikutnya menunjukkan perencanaan jangka panjang.

Tampilan Otten Coffee di EastVara, BSD city. Foto : Parlin Pakpahan.
Tampilan Otten Coffee di EastVara, BSD city. Foto : Parlin Pakpahan.

Warna-warni cerah, area terbuka, dan penghijauan (misalnya pohon Sakura) tidak hanya meningkatkan daya tarik visual, tetapi juga menciptakan ruang interaksi sosial.

Mall seperti EastVara yang menggabungkan hiburan, kuliner, dan belanja menjadi pusat aktivitas masyarakat, memperkuat konsep kota mandiri.

Diversifikasi hiburan dan kuliner

Kehadiran tenant-tenant internasional dan lokal, seperti Joe and Dough, Otten Coffee dan Bebek Pinggir Sawah, menunjukkan kemampuan BSD City dalam menarik berbagai segmen masyarakat. Penawaran kuliner yang beragam menegaskan bahwa kawasan ini tidak hanya berorientasi pada satu kelompok, tetapi mencakup berbagai preferensi.

Yang lesehan di Sambak Injaya, BSD city. Foto : Parlin Pakpahan.
Yang lesehan di Sambak Injaya, BSD city. Foto : Parlin Pakpahan.

Kontribusi pada ekonomi lokal

Keberadaan UMKM di Pasar Modern dan berbagai tempat kuliner di BSD City menunjukkan keberhasilan kawasan ini dalam memberdayakan ekonomi lokal. Ini sejalan dengan visi kota satelit sebagai pusat pertumbuhan ekonomi baru yang mendukung pengusaha kecil dan menengah.

Tantangan lingkungan dan sosial

Meskipun modernisasi membawa banyak manfaat, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan.

Wilayah dapur Sambak Injaya, BSD city, yang sangat sibuk. Foto : Parlin Pakpahan
Wilayah dapur Sambak Injaya, BSD city, yang sangat sibuk. Foto : Parlin Pakpahan

Area kosong di sekitar EastVara yang disiapkan untuk pengembangan berikutnya harus mempertimbangkan keseimbangan antara pembangunan dan ruang hijau.

Pembangunan yang terlalu fokus pada kelas menengah atas bisa menciptakan eksklusivitas, yang berpotensi memperbesar kesenjangan sosial.

BSD City telah menjadi model pengembangan kota satelit modern yang berhasil mengintegrasikan berbagai elemen perkotaan dengan baik. Namun, untuk menghadapi tantangan ke depan ini, pengelola BSD City perlu terus berinovasi dengan memperhatikan keberlanjutan lingkungan, inklusivitas sosial, dan peningkatan transportasi publik yang lebih luas. Proyek-proyek seperti EastVara dan jembatan laying Cisauk menunjukkan potensi besar BSD City sebagai pusat kehidupan modern yang mendukung gaya hidup urban dengan tetap memberdayakan ekonomi lokal.

Samanea Hill, Bogor barat, Sun', Jan' 05, 2025.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun