Mohon tunggu...
Parlin Pakpahan
Parlin Pakpahan Mohon Tunggu... Lainnya - Saya seorang pensiunan pemerintah yang masih aktif membaca dan menulis.

Keluarga saya tidak besar. Saya dan isteri dengan 4 orang anak yi 3 perempuan dan 1 lelaki. Kami terpencar di 2 kota yi Malang, Jawa timur dan Jakarta.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Melongok BSD City Melalui EastVara dan Sambak Injaya

5 Januari 2025   18:58 Diperbarui: 5 Januari 2025   19:31 128
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Penulis berfoto di bawah naungan Sakura di EastVara, BSD City. Foto : Mulia.

Usai dari EastVara Kenia mengajak mampir ke Sambal Bakar Indonesia Jaya yang tak jauh dari EastVara. Apa lagi ini. Koq sambal harus dibakar segala. Pendek cerita kami bertigapun kebagian tempat di ruang AC, Yang satu ada konsep lesehahan. Yang kedua ada yang berkonsep small gathering. Dan yang ketiga, nah ini dia untuk keluarga bahkan keluarga besar dengan menggabungkan beberapa meja untuk ulang tahunan misalnya. Kebetulan ada yang berultah rupanya. Waduh rame bukan main, tapi nggak diusik sama manajemen, yang penting jangan ramai kelewatan keq nonton tinju di Las Vegas.

Kenia dan Mulia bersantap di Sambak Injaya, BSD city. Foto : Parlin Pakpahan.
Kenia dan Mulia bersantap di Sambak Injaya, BSD city. Foto : Parlin Pakpahan.

Begitu pesenan dimainkan, aku milih Sambak atau Sambal bakar Gurame, Kenia dan Mulia pilih ayam goreng dan dadar jagung, dengan nasi pulen tentunya. Dapur yang memanjang di luar terlihat meriah dengan kegesitan Chef untuk menyiapkan pesanan. Yang suka di tempat terbuka nggak sedikit. Cukup banyak juga yang mengajak pasangannya makan di bagian depan yang terbuka. Dengan parkiran yang lumayan lebar, jalanan di depan nggak bakal menghasilkan debu yang akan mengganggu kita bersantap. Inilah kelebihan sebuah tempat dengan pandangan ke depan yang masih terbuka lebar, sehingga kita pun berfantasi, itulah bakal RTH-nya.

Aku yang tadinya nggak lapar ketika sajian tiba, koq jadi laper. Wadahnya seperti Hot Plate tempo doeloe. Gurame yang kupesan ditaruh di semacam wajan kecil tradisional yang sepertinya sudah dimodifikasi seperti Hot Plate tempo doeloe yang bisa menyimpan panas cukup lama. Makan punya makan dan suap punya suap, lumayan dah cah kangkungnya enak, guramenya pas dengan sambal bakar dimaksud yang ternyata dibakar bersama terong dan lembaran kubis. Soal rasa sambal bakar tsb, itu relatif. Maka ketika ditanya Mulia bagaimana poinnya Pak. Aku bilang biasa-biasa saja. Artinya bukan menjengkal, tapi inilah Indonesa Jaya memang harus ada sambal dan sambal, baru afdol. He .. He ..

BSD City (Bumi Serpong Damai) telah menjadi salah satu proyek pengembangan kota satelit paling sukses di Indonesia sejak diperkenalkan pada masa Orde Baru. Keberhasilannya tidak hanya terletak pada tata ruang yang terencana, tetapi juga pada inovasi modern dalam mengintegrasikan berbagai fungsi kota, seperti perumahan, komersial, hiburan, dan transportasi.

Yang berultah di Sambak Injaya, BSD city. Foto : Parlin Pakpahan.
Yang berultah di Sambak Injaya, BSD city. Foto : Parlin Pakpahan.

Dari gambaran tersebut di atas, ada beberapa poin penting yang dapat dianalisis dari perkembangan BSD City, terutama dalam konteks modernisasi.

Integrasi Transportasi dan Aksesibilitas

Jembatan layang pejalan kaki yang menghubungkan Stasiun Cisauk dengan Pasar Modern BSD City adalah contoh nyata dari upaya pengembangan kota berbasis transit-oriented development (TOD). Konsep ini menempatkan transportasi publik sebagai poros utama pembangunan untuk mengurangi ketergantungan pada kendaraan pribadi dan meningkatkan mobilitas warga.

Hal ini terlihat dari konektivitas Stasiun Cisauk yang langsung terhubung ke fasilitas komersial seperti Pasar Modern, memungkinkan pengguna KRL untuk berbelanja atau menikmati fasilitas modern tanpa harus menggunakan kendaraan tambahan.

Penulis dan Mulia sedang menikmati booth kecil Otten Coffee, BSD city. Foto : Kenia Pakpahan.
Penulis dan Mulia sedang menikmati booth kecil Otten Coffee, BSD city. Foto : Kenia Pakpahan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun