Bisnis Perkafean di Kota Malang : Peluang dan Tantangan
Berdasarkan laman resmi Pemerintah Kota (Pemkot) Malang, terdapat sekitar 300 ribu mahasiswa dari seluruh Indonesia yang datang ke kota Malang untuk menimba ilmu. Angka tersebut tersebar dalam lebih dari 50 perguruan tinggi yang ada di kota ini.
Dengan anak-anak muda yang terus berdatangan tak berkeputusan, pelaku bisnis pun mulai tertarik untuk membuka kafe. Pasalnya, gaya hidup masyarakat terus berubah seiring berjalannya waktu. Kini, kafe tidak hanya dipandang sebagai tempat makan dan minum sederhana saja.
Para pelaku bisnis berlomba-lomba untuk membangun kafe di Kota Malang. Ada yang menawarkan produk-produk unik yang tidak ada di kafe lainnya. Ada juga yang tidak berfokus pada makanan dan minuman, tapi lebih menjual suasana dan kenyamanan yang menyesuaikan karakteristik konsumen. Tiap kafe menawarkan keunikannya masing-masing yang membedakan mereka dengan kafe pada umumnya.
Bisnis kafe dapat melesat jika pelaku bisnis memiliki kreativitas yang tinggi dan menguntungkan konsumen. Sebaliknya, beberapa kafe akan gagal dan rontok apabila mereka tidak bisa menyaingi inovasi kafe-kafe kompetitornya.
Populasi mahasiswa yang besar
Dengan sekitar 300 ribu mahasiswa, Kota Malang menjadi salah satu pusat anak muda yang memiliki kebutuhan akan tempat berkumpul, belajar, atau sekadar menghabiskan waktu.
Gaya hidup mahasiswa yang sering mengunjungi kafe untuk nongkrong atau bekerja mendukung tingginya permintaan terhadap kafe dengan konsep yang menarik.
Kota stop-over wisatawan
Sebagai pintu masuk menuju berbagai destinasi wisata seperti Gunung Bromo, Batu, dan Taman Nasional Semeru, Kota Malang menjadi tempat singgah yang ideal.