Lagu ini bukan hanya produk musik; ia telah menjadi bagian dari pengalaman budaya kolektif. Video musiknya yang ikonik, lengkap dengan elemen horor dan tarian khas, terus menjadi referensi pop yang tak lekang oleh waktu.
Pola konsumsi musiman
Kenaikan "Thriller" dan albumnya di tangga lagu setiap Oktober menunjukkan pola konsumsi musiman yang kuat. Selama Halloween, masyarakat mencari konten yang sesuai dengan suasana, dan "Thriller" menjadi pilihan klasik. Setelah perayaan berlalu, konsumsi menurun karena alasan tematik, bukan kualitas musik. Ini adalah bukti bagaimana budaya musiman dapat mempengaruhi kebiasaan mendengarkan.
Performa Album vs Singel
Peningkatan posisi album "Thriller" di berbagai tangga lagu menunjukkan popularitas "Thriller" sebagai lagu andalan turut memicu konsumsi album penuh. Penggemar yang tertarik dengan lagu tersebut sering kali memilih mendengarkan album secara keseluruhan atau membeli album, sehingga mendongkrak angka di kategori penjualan dan streaming album. Namun, lagu "Thriller" sendiri menunjukkan penurunan peringkat setelah Halloween, karena tidak lagi menjadi "lagu wajib" setelah momen musiman berlalu.
Efek streaming vs unduhan digital
Pergeseran konsumsi dari unduhan digital ke platform streaming juga terlihat dari performa album dan singel di tangga lagu berbasis streaming versus unduhan. Album "Thriller" menunjukkan daya tahan lebih baik pada platform streaming dibandingkan singelnya, yang bisa jadi karena pendengar memilih untuk menikmati pengalaman lengkap dari album tersebut daripada hanya satu lagu tertentu.
Michael Jackson legenda yang terus hidup
Kehadiran "Thriller" dan karya Michael Jackson lainnya di tangga lagu meskipun ia sudah lama tiada adalah bukti dari status legendarisnya.
Musik Michael Jackson terus dikenali lintas generasi, didukung oleh pemasaran strategis, rilis ulang, dan kolaborasi dengan platform musik modern.
Album "Thriller" tetap relevan karena produksi Quincy Jones dan inovasi musiknya masih dianggap mutakhir.