Mulai dari makanan tradisional seperti nasi pecel, bakso, hingga makanan kekinian seperti mie instan kekinian, boba, atau makanan fusion.
Tempat makan biasanya berada di sekitar kampus, pusat perbelanjaan, atau kawasan kos-kosan.
Banyak tempat makan yang menawarkan konsep yang unik dan menarik, seperti konsep vintage, industrial, atau minimalis.
Media sosial menjadi alat promosi yang sangat efektif bagi pelaku usaha kuliner.
Faktor yang mempengaruhi perkembangan kuliner mahasiswa
Meningkatnya daya beli mahasiswa seiring dengan pertumbuhan ekonomi membuat mereka memiliki lebih banyak pilihan dalam memilih tempat makan.
Media sosial seperti Instagram dan TikTok menjadi platform utama untuk menemukan tempat makan baru dan berbagi pengalaman kuliner.
Perubahan gaya hidup mahasiswa yang lebih individualistis dan modern mendorong munculnya konsep-konsep kuliner yang lebih personal dan unik.
Persaingan yang ketat di antara pelaku usaha mendorong mereka untuk terus berinovasi dan meningkatkan kualitas produk dan layanan.
Contoh Sukses
Dapur Cobek di Jln Siguragura 26 Malang, tak jauh dari kampus UIN, ITN, UM dan Unibraw. Tampilannya 100% dunia mahasiswa. Parkiran gratis, ruang makan cukup luas dengan meja kayu dari pohon-pohon tua yang tumbang yang divintage sedemikian rupa menjadi cocok buat gathering kawanan mahasiswa, bahkan kalau ada acara wisuda, ortu mahasiswa tak sedikit yang datang ke Dapur Cobek. Menu yang tersaji boleh dikata semuanya terjangkau kantong mahasiswa mulai dari sate udang, telur crispy, nasi uduk, dan yang Istimewa adalah sambal khas Nusantara yang baru digiling di atas cobek setelah pengunjung memilih makanan di rak kaca di jajaran kasir.