Mohon tunggu...
Parlin Pakpahan
Parlin Pakpahan Mohon Tunggu... Lainnya - Saya seorang pensiunan pemerintah yang masih aktif membaca dan menulis.

Keluarga saya tidak besar. Saya dan isteri dengan 4 orang anak yi 3 perempuan dan 1 lelaki. Kami terpencar di 2 kota yi Malang, Jawa timur dan Jakarta.

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Abah Anton-Dimyati Masih Unggulan Pilkada Kota Malang 2024

1 Oktober 2024   17:26 Diperbarui: 1 Oktober 2024   17:28 52
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Paslon Abah Anton-Dimyati (Abadi) dalam sebuah deklarasi. (Sumber : Putri Ayu via siarindomedia.com).

Heri Cahyono-Ganis Rumpoko berusaha menjadikan Gen Z sebagai tumpuan harapan mereka. Ini strategi yang inovatif, karena Gen Z memiliki potensi besar sebagai generasi pemimpin masa mendatang. Namun, mereka perlu menunjukkan bagaimana Gen Z dapat memainkan peran nyata dalam kebijakan-kebijakan pemkot yang lebih praktis. Fokus yang terlalu abstrak pada generasi ini bisa membuat mereka kurang mendapatkan dukungan luas dari pemilih yang lebih tradisional.

Keunggulan Abah Anton terletak pada basis para loyalis yang kuat dan rekam jejak yang dianggap berhasil oleh sebagian besar warga, meskipun tantangan utama tetap soal kontroversi masa lalu. Sedangkan pasangan Wali dan Heri-Ganis perlu melakukan langkah-langkah strategis yang lebih konkret jika ingin mengejar ketertinggalan mereka.

Deklarasi yang dilakukan oleh Abah Anton dan Dimyati Ayatullah belum lama ini menegaskan posisi mereka sebagai pasangan calon yang berkomitmen pada pembangunan Kota Malang dengan fokus pada ekonomi kerakyatan dan kesejahteraan masyarakat.

Abah Anton mengedepankan program yang fokus pada penguatan ekonomi lokal, terutama dengan mendorong pertumbuhan UMKM melalui event internasional. Ini adalah langkah strategis, mengingat UMKM memang menjadi tulang punggung ekonomi di banyak daerah, termasuk Kota Malang.

Mengadakan event internasional dapat meningkatkan daya saing UMKM dan memacu ekonomi, namun pelaksanaannya harus direncanakan matang agar manfaatnya dirasakan secara luas oleh masyarakat.

Klaim Abah Anton tentang pembangunan koridor alun-alun dan proyek-proyek infrastruktur seperti jalan kembar di Kedungkandang menunjukkan pendekatan yang berbasis hasil nyata. Ini penting sebagai modal kampanye, karena bukti nyata dari proyek-proyek sebelumnya dapat meningkatkan kepercayaan masyarakat pada kemampuan pasangan ini dalam melanjutkan pembangunan. Penataan ruang publik, seperti Ramayana dan PKL, juga sejalan dengan upaya meningkatkan kenyamanan kota.

Visi untuk mengatasi kemacetan dan penataan kabel semrawut tanpa perlu memperluas jalan menunjukkan pendekatan inovatif. Solusi semacam ini memerlukan perencanaan yang cermat, terutama karena anggaran sering kali menjadi kendala. Jika pasangan ini mampu menunjukkan solusi yang efektif, ini bisa menjadi nilai tambah bagi mereka.

Dimyati menekankan pentingnya kolaborasi dengan anak muda sambil menjaga nilai-nilai agama. Ini adalah pendekatan yang mencerminkan keseimbangan antara inovasi dan tradisi, serta dapat menarik perhatian generasi muda sambil tetap mempertahankan basis dukungan konservatif.

Dimyati juga menyoroti peran Corporate Social Responsibility (CSR) sebagai sumber pendanaan non-APBD untuk pembangunan. Ini adalah strategi yang cerdas karena CSR dapat memberikan kontribusi signifikan tanpa membebani anggaran daerah. Namun, keberhasilan program ini sangat bergantung pada kemampuan pemkot untuk menjalin kemitraan yang solid dengan sektor swasta.

Pernyataan mengenai pentingnya kolaborasi dengan pemerintah propinsi dan pusat menunjukkan kesadaran akan keterbatasan anggaran daerah. Kemitraan yang baik dengan pemerintah tingkat lebih tinggi bisa mempercepat pembangunan kota. Namun, pasangan ini perlu memastikan bahwa kolaborasi tersebut tidak hanya di atas kertas, tetapi juga menghasilkan dukungan konkret.

Secara keseluruhan, Abah Anton dan Dimyati menawarkan visi pembangunan yang mencakup aspek kesejahteraan ekonomi, penataan kota, inklusi generasi muda, dan kolaborasi lintas sektor. Namun, tantangan utama mereka adalah bagaimana mewujudkan rencana-rencana ini secara efektif, terutama dalam menghadapi keterbatasan anggaran dan potensi resistensi dari pihak-pihak lain yang memiliki visi berbeda.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun