Israel melihat Houthi sebagai ancaman yang harus dikendalikan, terutama jika mereka menggunakan rudal balistik untuk menyerang Israel. Namun, serangan lebih lanjut terhadap Houthi di Yaman bisa melibatkan Israel dalam konflik yang lebih luas di Semenanjung Arab, yang juga bisa memperumit hubungannya dengan negara-negara di kawasan seperti Arab Saudi dan negara-negara Teluk lainnya. Kita tahu sendiri betapa "jaga Image"nya Arab Saudi terhadap kawasan khususnya dan dunia pada umumnya.
5. Strategi Israel
Dalam jangka pendek, Israel akan terus menargetkan infrastruktur militer Houthi untuk melemahkan kemampuan mereka. Operasi ini kemungkinan akan dilakukan secara presisi dan menggunakan intelijen yang canggih untuk memastikan bahwa serangan tersebut menghantam target utama tanpa memperluas konflik. Israel juga akan berhati-hati untuk menjaga hubungan dengan negara-negara Arab yang mungkin tidak ingin terlibat langsung dalam konflik yang lebih besar.
Tindakan Israel dalam menggempur Houthi adalah bagian dari strategi preventive strike untuk mencegah potensi ancaman langsung ke Israel, seperti serangan rudal balistik. Israel akan melanjutkan operasi ini jika Houthi terus menunjukkan kemampuan untuk menyerang. Namun, operasi ini juga harus dilakukan secara hati-hati untuk menghindari eskalasi yang lebih luas, terutama jika Iran meningkatkan dukungan terhadap Houthi.
Di luar analisis itu kita sekarang berharap kepada siapa lagi kalau bukan kepada Bibi dan Herzi Halevi. Masalahnya, Kepala Ularnya (Khamenei) masih tertinggal bahkan ngumpet di Iran. Apa bukan itu saja yang diledakkan terlebih dahulu agar semua anggota gang poros perlawanan Iran dapat dikempesin (bukan dihabisi) semuanya tanpa mengeluarkan beaya yang tak perlu.
Saya pikir Mossad bisa berimprovisasi di sini seperti Gershwin berimprovisasi dalam Rhapsody in Blue.
Lihat:
https://www.thenationalnews.com/news/mena/2024/09/29/israel-gaza-war-yemen-houthis/