Mohon tunggu...
Parlin Pakpahan
Parlin Pakpahan Mohon Tunggu... Lainnya - Saya seorang pensiunan pemerintah yang masih aktif membaca dan menulis.

Keluarga saya tidak besar. Saya dan isteri dengan 4 orang anak yi 3 perempuan dan 1 lelaki. Kami terpencar di 2 kota yi Malang, Jawa timur dan Jakarta.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Kunjungan Paus Fransiskus ke Timor Leste dan Skandal Sex Uskup Belo

2 September 2024   17:42 Diperbarui: 2 September 2024   17:46 813
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
 Paus Fransiskus dan Kardinal Virgilio do Carmo di Basilika St Petrus, Vatikan. (Sumber : kupang.tribunnews.com).

Kunjungan Paus Fransiskus ke Timor Leste dan Skandal Sex Uskup Belo

Membaca BBC edisi belum lama ini, rumah-rumah keluarga di Tasitolu, tak jauh dari Bandara Timor Leste, di daerah di mana Paus Fransiskus akan merayakan misa pada awal minggu kedua September ini.

Pihak berwenang dikatakan telah menghabiskan sekitar US $18 juta ( 13,6 juta) untuk kunjungan tiga hari Paus, yang dimulai pada 9 September mendatang.

"Kami sangat sedih," kata Zelda Correia, penduduk setempat, kepada BBC News. "Mereka bahkan menghancurkan barang-barang kami yang ada di dalam rumah. Sekarang kami harus menyewa rumah di dekat sini karena anak-anak saya masih sekolah di daerah ini," tambahnya.

Seorang juru bicara warga mengatakan 11 keluarga akan dipindahkan sebelum Paus Fransiskus tiba di Timor Leste. Pemerintah telah membayar mereka antara US $ 7.000 dan US $ 10.000 untuk rumah mereka. Jumlah tersebut tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan setiap rumah tangga.

Fase penggusuran berikutnya akan terjadi setelah Paus Fransiskus pergi dan itu akan melibatkan lebih dari 1.300 keluarga, kata sejumlah warga.

Rumah-rumah tersebut terletak di daerah lahan basah di pinggiran kota Dili. Selama satu dekade terakhir, ratusan orang pindah ke sana dari daerah pedesaan. Banyak yang datang mencari pekerjaan di ibukota dan membangun rumah sederhana di daerah tersebut. Pemerintah mengatakan mereka menempati tanah kosong dan tidak punya hak untuk tinggal di tanah tersebut.

Tantangan

Isu penggusuran di Timor Leste ini menunjukkan tantangan yang dihadapi negara berkembang dalam mengelola pertumbuhan kota, hak tanah, dan kebutuhan warga miskin. Sebuah pendekatan yang lebih inklusif dan fokus pada hak-hak manusia tentunya dapat menjadi solusi yang lebih berkelanjutan dan adil bagi semua pihak yang terlibat. Bukan seperti yang terjadi sekarang.

Seorang menteri pemerintah mengatakan penduduk telah diberitahu tentang rencana untuk membersihkan area tersebut pada bulan September 2023. "Sudah saatnya negara mengambil kembali propertinya," kata Germano Santa Brites Dias, Sekretaris Negara untuk Toponimi dan Organisasi Perkotaan. "Tahun lalu, kami berbicara dari hati ke hati dengan masyarakat dan sekarang mereka harus pergi dan kembali ke desa mereka," tambahnya.

Pernyataan Germano menunjukkan pendekatan yang kontroversial terhadap penggusuran warga di Tasitolu. Dia menekankan penduduk sudah diberitahu sejak tahun lalu untuk meninggalkan area tersebut dan kembali ke desa asal mereka, dan mengklaim negara berhak "mengambil kembali propertinya." Cara pemerintah mengkomunikasikan dan melaksanakan kebijakan ini pastilah menimbulkan pertanyaan serius tentang pemahaman mereka terhadap demokrasi dan hak asasi manusia.

Implikasi sosial-politik

Mengambil tindakan tegas seperti penggusuran tanpa mempertimbangkan dampaknya pada masyarakat dapat menyebabkan alienasi sosial dan memicu konflik politik. Ini dapat memperburuk kesenjangan antara elite pemerintah dan warga negara biasa, dan menciptakan polarisasi yang lebih dalam di masyarakat Timor Leste.

Jika pemerintah Timor Leste ingin dianggap sebagai pemerintahan yang demokratis dan matang, diperlukan kebijakan yang lebih berorientasi pada kesejahteraan rakyat dan penegakan hak asasi manusia. Meskipun mereka telah melakukan pemilu dan reformasi institusional, masih ada tantangan dalam bagaimana mengimplementasikan prinsip-prinsip demokrasi ini dalam kebijakan sosial dan ekonomi yang adil dan inklusif.

Tasitolu akan dibanjiri 700.000 warga

Diperkirakan 700.000 orang akan menghadiri misa terbuka Paus Fransiskus di Tasitolu, di mana area seluas 23 hektar, setara dengan sekitar 40 lapangan sepak bola, sedang dipersiapkan.

Selain rencana kontroversial pemerintah untuk mengusir warga, para kritikus juga mempertanyakan keputusan untuk menghabiskan uang dalam jumlah besar untuk kunjungan tersebut - termasuk US $ 1 juta untuk altar baru Paus Fransiskus.

Sementara menurut PBB, hampir separuh penduduk Timor Leste saat ini hidup di bawah garis kemiskinan nasional.

"Anggaran tahunan untuk meningkatkan produksi pangan di negara ini hanya sekitar US $ 4,7 juta," kata Mariano Fereira, seorang peneliti di Institut Pemantauan dan Analisis Pembangunan Timor-Leste, kepada UCA News. "Semua pengeluaran ini hampir tidak ada gunanya bagi ketersediaan pangan," tambahnya.

Ini tentu dilema besar dalam kebijakan pemerintah Timor Leste. Kritik terhadap pengeluaran yang berlebihan dan kurangnya perhatian terhadap masalah kemiskinan dan kebutuhan dasar rakyat menggarisbawahi tantangan mendasar dalam pengelolaan sumberdaya negara.

Gereja Katolik, di bawah kepemimpinan Paus Fransiskus, sering menekankan pada isu keadilan sosial, kemiskinan, dan hak asasi manusia. Pengeluaran besar untuk altar dan persiapan kunjungan ini, sementara banyak warga Timor Leste hidup dalam kemiskinan, bisa menarik kritik dari komunitas Katolik global dan mengundang pertanyaan tentang prioritas etika pemerintah Timor Leste.

Masalah ini menunjukkan perlunya keseimbangan yang lebih baik antara prioritas internasional dan kebutuhan domestik. Kebijakan yang mengutamakan kesejahteraan rakyat dan akuntabilitas bisa memberikan manfaat jangka panjang yang lebih besar bagi negara ini.

Paus Fransiskus dan Skandal Sex Uskup Belo

Yang awal September ini menandai perjalanan pertama kepausan ke Timor-Leste sejak Paus Yohanes Paulus II berkunjung pada tahun 1989, ketika negara itu masih di bawah Indonesia.

Timor-Leste, sebelumnya dikenal sebagai Timor Timur, berpenduduk 1,3 juta jiwa, yang sebagian besarnya beragama Katolik.

Ketika Indonesia memerintah di bekas koloni Portugis tersebut pada tahun 1975-1999, sekitar 80% penduduk Timor Timur yang beragama Katolik. Angka tersebut kini mencapai 97%.

Antusiasme terhadap kunjungan Paus dalam tempo dekat ini sangat besar, tetapi Paus didesak oleh para aktivis HAM untuk menangani skandal pelecehan sex baru-baru ini yang mencoreng nama Gereja Katholik di Timor Leste.

Pada tahun 2022, Vatikan mengakui pemenang Hadiah Nobel Perdamaian, Uskup Carlos Ximenes Belo, telah melakukan pelecehan seksual terhadap anak laki-laki.

Juru bicara Vatikan mengatakan gereja telah mengetahui kasus tersebut pada tahun 2019 dan telah memberlakukan tindakan disiplin pada tahun 2020, termasuk pembatasan pergerakan Belo dan larangan kontak sukarela dengan anak di bawah umur.

Tidak jelas apakah Paus Fransiskus akan meminta maaf atas skandal tersebut, bertemu dengan para korban atau bahkan apakah Uskup Belo akan muncul bersamanya di Dili.

Skandal ini jelas memunculkan berbagai reaksi dan harapan dari masyarakat Timor-Leste serta komunitas internasional.

1. Signifikansi kunjungan Kepausan di konteks sejarah Timor-Leste

Kunjungan ini adalah yang pertama sejak kunjungan Paus Yohanes Paulus II pada tahun 1989, saat Timor Timur masih berada di bawah kekuasaan Indonesia. Momen ini bukan hanya simbolis dari hubungan erat antara Timor-Leste dan Gereja Katolik, tetapi juga menegaskan peran Gereja dalam perjuangan kemerdekaan Timor-Leste. Sejak masa Indonesia pada 1975-1999, Gereja Katolik menjadi institusi yang penting dalam membangun identitas nasional dan solidaritas di tengah pergolakan dunia.

2. Transformasi keagamaan di Timor Leste

Ketika Timor Timur berada di bawah kekuasaan Indonesia, hanya sekitar 80% penduduk yang beragama Katolik. Dan angka ini melonjak menjadi 97% setelah kemerdekaan, menunjukkan bagaimana agama Katholik telah mengakar kuat di masyarakat. Ini menunjukkan bagaimana Gereja Katolik tidak hanya menjadi penopang spiritual, tetapi juga memainkan peran penting dalam pembangunan sosial dan budaya pasca-kemerdekaan.

3. Skandal pelecehan seksual dan tuntutan akuntabilitas

Skandal pelecehan seksual yang melibatkan Uskup Carlos Filippe Ximenes Belo, salah satu figur penting dalam sejarah kemerdekaan Timor Leste, merupakan isu yang sangat sensitif. Meski Vatikan telah mengambil tindakan disipliner terhadap Belo, kurangnya transparansi dan keterlibatan langsung dengan para korban menimbulkan kekecewaan. Dalam konteks kunjungan Paus, ada harapan Paus Fransiskus akan mengakui kesalahan institusional Gereja, meminta maaf, dan bertemu dengan para korban untuk menunjukkan komitmen terhadap keadilan dan penyembuhan.

4. Peluang dan tantangan bagi Gereja Katolik

Kunjungan Paus Fransiskus ke Timor Leste adalah peluang bagi Gereja Katolik untuk memperkuat hubungan dengan umat dan menunjukkan komitmennya terhadap reformasi dan penegakan hak asasi manusia. Namun, jika kunjungan ini mengabaikan atau tidak menanggapi masalah pelecehan dengan serius, hal itu dapat merusak kredibilitas Gereja dan memperlemah kepercayaan umat.

5. Potensi reaksi dari komunitas lokal dan internasional

Kunjungan ini menarik perhatian global, dan respons Paus terhadap skandal pelecehan akan sangat diawasi. Jika Paus Fransiskus memilih untuk mengabaikan skandal ini, itu bisa memicu kritik dari kelompok pegiat hak asasi manusia, korban pelecehan, dan umat Katholik yang kecewa. Sebaliknya, jika dia menangani masalah ini secara langsung dan penuh empati, hal itu dapat memperkuat citra Gereja sebagai institusi yang responsif dan bertanggungjawab.

6. Peran Paus Fransiskus dalam reformasi gereja

Paus Fransiskus dikenal karena sikapnya yang proaktif terhadap reformasi dalam Gereja, termasuk dalam menangani kasus-kasus pelecehan seksual. Namun, banyak yang menantikan apakah Paus akan membawa semangat reformasi ini ke Timor Leste dengan menunjukkan langkah nyata untuk mendukung korban dan mempromosikan keadilan.

7. Pertanyaan tentang keterlibatan Uskup Belo dalam kunjungan Ini

Ketidakjelasan apakah Uskup Belo akan muncul bersama Paus di Dili menciptakan ketegangan lebih lanjut. Jika Belo muncul, itu bisa dilihat sebagai pengabaian terhadap perasaan para korban dan menciptakan citra buruk bagi Gereja. Sebaliknya, menolak kehadiran Belo dan mengambil sikap tegas terhadap isu pelecehan dapat mengirim pesan kuat bahwa Gereja tidak akan menoleransi tindakan yang merugikan umatnya.

8. Dampak pada hubungan Gereja dan Negara di Timor-Leste

Gereja Katolik memiliki peran besar dalam kehidupan masyarakat Timor Leste, tetapi skandal seperti ini juga bisa menguji batas hubungan tersebut. Kunjungan Paus ini bisa menjadi momen refleksi bagi Gereja dan negara untuk memperkuat kerjasama mereka dalam melindungi hak asasi manusia dan mendorong pembangunan yang berkeadilan.

9. Harapan bagi komunitas korban

Kunjungan ini memberi harapan bagi komunitas korban untuk mendapatkan pengakuan dan keadilan yang layak. Keberanian Gereja dalam menghadapi masalah ini secara terbuka bisa menjadi langkah penting menuju penyembuhan bagi para korban dan mengembalikan kepercayaan publik terhadap Gereja.

Kunjungan Paus Fransiskus ke Timor Leste dalam tempo dekat ini berpotensi menjadi momen bersejarah yang membawa perubahan signifikan, tergantung pada bagaimana Gereja Katolik dan Paus Fransiskus menangani isu-isu sensitif yang dihadapi, termasuk skandal pelecehan seksual yang mencoreng reputasi Gereja di mata umat.

Joyogrand, Malang, Mon', Sept' 02, 2024.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun