Kembali ke Abah Anton. Saat ditanya soal kasus korupsinya di masa lalu pada kesempatan pendaftaran itu, Anton menjawab, apa yang dituduhkan dan dilihat tak seperti kenyataannya. "Saya tidak seperti apa yang kalian lihat," ujarnya.
Anton menegaskan, ia bertekad melanjutkan program dan pembangunan Kota Malang yang sempat terhenti usai ditinggalkan olehnya saat berkasus dulu. "Kami percaya, kami diminta, kami diharapkan masyarakat ada sebuah kelanjutan program pembangunan itu," kata Anton.
Sayangnya CNN Indonesia salah mengutip masa lalu Anton yang pernah ditangkap KPK berdasarkan pengembangan perkara dugaan suap pembahasan APBD perubahan Pemkot Malang tahun anggaran 2015. CNN mengatakan, Anton terbukti memberikan janji atau hadiah kepada anggota DPRD Kota Malang hingga menyeret 41 anggota DPRD.Â
Padahal itu bukan janji, hanya Anton sebagai pemegang otoritas keuangan tertinggi membubuhkan tanda tangannya untuk SIAP yang nyatanya dijadikan bancakan oleh DPRD Kota Malang. Sekda yang menjabat ketika itulah yang menggiring sang Wali Kota membubuhkan tanda tangannya
Majelis Hakim Pengadilan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) Surabaya menghukum Anton selama dua tahun penjara. Dia juga didenda sebesar Rp200 juta subsider empat bulan kurungan. Selain itu, Anton juga dicabut hak politiknya selama dua tahun terhitung setelah dia menjalani masa hukuman.
Anton kemudian dinyatakan bebas usai menjalani masa penahanan dua tahun subsider empat bulan pada 29 Maret 2020.
Langkah signifikan
Bagaimanapun, hadirnya kembali Mochamad Anton alias Abah Anton sebagai calon Wali Kota Malang dalam Pilkada 2024 menjadi langkah signifikan bagi peta politik Kota Malang. Anton, yang pernah menjabat sebagai Wali Kota Malang (2013-2018) dan sempat terlibat kasus korupsi yang justeru tak diketahuinya, karena lugunya si Abah, mendapat dukungan kuat dari masyarakat, tokoh, dan ulama setempat.Â
Ini menunjukkan popularitasnya tetap tinggi meskipun memiliki rekam jejak hukum. Dukungan dari empat partai koalisi (PKB, Demokrat, PAN, dan Partai Umat) mengindikasikan adanya strategi politik untuk meraih kembali kepercayaan warga dan melanjutkan program pembangunan yang sempat tertunda.
Munculnya kembali Anton menunjukkan adanya upaya kuat dari tokoh-tokoh lokal untuk mempertahankan pengaruh politik mereka, meskipun telah menghadapi berbagai kontroversi.Â
Elektabilitas Anton yang masih tinggi dapat menjadi tantangan bagi kandidat lain, terutama jika dia berhasil meyakinkan masyarakat bahwa dia mampu melanjutkan pembangunan dengan integritas yang lebih baik.