1. Keterbatasan dana. Pembangunan dan pengelolaan museum membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Solusinya adalah mencari dukungan dari pemerintah, perusahaan swasta, dan masyarakat.
2. Kurangnya sumberdaya manusia. Tidak semua daerah memiliki tenaga ahli di bidang museumologi. Solusinya adalah mengadakan pelatihan bagi pengelola museum dan menjalin kerjasama dengan perguruan tinggi.
3. Pelestarian koleksi. Koleksi museum perlu dijaga agar tetap awet dan tidak rusak. Solusinya adalah menerapkan sistem pengelolaan koleksi yang baik dan melakukan perawatan secara berkala.
Pengembangan Museum Tilhang Gultom di Danau Toba
Untuk mengembangkan Museum Tilhang Gultom di tanah Batak, perlu dilakukan langkah-langkah berikut.
1. Riset mendalam/melakukan riset yang komprehensif tentang kehidupan dan karya Tilhang Gultom, serta konteks sosial budaya di mana ia hidup.
2. Keterlibatan masyarakat Batak. Melibatkan masyarakat Batak dalam proses perencanaan, pembangunan, dan pengelolaan museum.
3. Kerjasama dengan pemerintah daerah. Mendapatkan dukungan dari pemerintah daerah untuk menyediakan lahan, fasilitas, dan promosi.
4. Menampilkan kekayaan budaya Batak. Selain karya-karya Tilhang Gultom, museum juga bisa menampilkan berbagai aspek budaya Batak lainnya, seperti tarian, musik, dan kerajinan tangan.
5. Menggabungkan dengan destinasi wisata lain. Museum bisa diintegrasikan dengan destinasi wisata lain di sekitar Danau Toba untuk menarik lebih banyak pengunjung.
Museum budaya populer memiliki peran yang sangat penting dalam pelestarian warisan budaya bangsa. Dengan pengelolaan yang baik, museum-museum ini tidak hanya menjadi tempat wisata yang menarik, tetapi juga menjadi pusat edukasi dan inspirasi bagi generasi mendatang.