Reaksi komunitas internasional dan kemungkinan dukungan atau oposisi dari kekuatan global seperti Amerika Serikat, Rusia, dan negara-negara Eropa juga mempengaruhi keputusan Iran.
Iran harus mempertimbangkan risiko eskalasi yang dapat menyebabkan kerusakan besar di Iran. Perang terbuka akan membawa kerugian yang tidak sebanding dengan manfaat yang diharapkan.
Tekanan publik dan elite politik di dalam negeri dapat mempengaruhi keputusan Iran untuk berperang. Sentimen nasionalis dapat mendorong tindakan agresif, sementara keinginan untuk stabilitas dapat menekan tindakan tersebut.
Singkatnya, Iran akan menghindari perang terbuka, karena semakin menyadari potensi kerugian manusia dan material dalam perang terbuka sangat besar, dan hasilnya tidak dapat diprediksi dengan pasti.
Meskipun terbunuhnya Ismail Haniyeh di Iran adalah sebuah pukulan telak bagi Iran dan menunjukkan kemampuan militer Israel yang canggih, kemungkinan perang terbuka antara Iran dan Israel masih relatif kecil. Iran cenderung menghindari konflik langsung yang dapat menyebabkan kerugian besar dan eskalasi yang tidak terkendali.
Iran dipastikan akan terus menggunakan taktik asimetris dan memperkuat aliansi regionalnya untuk menghadapi tekanan dari Israel. Strategi ini memungkinkan Iran untuk menjaga posisinya di Timur Tengah tanpa terjebak dalam konflik militer yang berisiko tinggi.
Joyogrand, Malang, Fri', August 02, 2024.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H