Mohon tunggu...
Parlin Pakpahan
Parlin Pakpahan Mohon Tunggu... Lainnya - Saya seorang pensiunan pemerintah yang masih aktif membaca dan menulis.

Keluarga saya tidak besar. Saya dan isteri dengan 4 orang anak yi 3 perempuan dan 1 lelaki. Kami terpencar di 2 kota yi Malang, Jawa timur dan Jakarta.

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Kopi Luwak Liar Tak Hanya Kopi Luwak Bali

23 Juli 2024   19:31 Diperbarui: 23 Juli 2024   19:36 68
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kopi dan Luwak liar. (Sumber : fnb.co.id/)

Kopi Luwak Liar tak hanya Kopi Luwak Bali

Kopi Luwak Liar Indonesia telah lama memikat para pecinta kopi di seluruh dunia dengan cita rasa yang khas dan proses pengolahannya yang tidak biasa. Di balik secangkir kopi luwak ini, terdapat kisah panjang tentang keunikan, tradisi, dan kontroversi yang menyelimuti keberadaannya.

Luwak liar, atau musang pandan, adalah hewan nokturnal yang berperan penting dalam ekosistem hutan Indonesia. Hewan ini memiliki indera penciuman yang tajam, memungkinkannya untuk memilih biji kopi Arabika yang matang sempurna dari pepohonan di ketinggian 1200 dpl ke atas. Biji kopi pilihan ini kemudian difermentasi secara alami dalam pencernaan luwak, menghasilkan enzim yang memecah protein dan karbohidrat, menghilangkan rasa pahit, dan meningkatkan aroma kopi.

Setelah difermentasi, biji kopi dikeluarkan melalui kotoran luwak. Petani kopi yang berpengalaman kemudian mengumpulkan kotoran ini dengan hati-hati, memisahkan biji kopi, dan membersihkannya secara menyeluruh. Biji kopi yang telah dibersihkan kemudian dikeringkan dan diroasting atau disangrai, sehingga menghasilkan kopi luwak liar dengan rasa yang halus, lembut, dan kaya aroma.

Secangkir kopi luwak liar menawarkan pengalaman menyeruput kopi yang tak terlupakan. Rasanya yang kompleks dengan nuansa cokelat, karamel, dan rempah-rempah dipadu dengan aroma yang harum dan keasaman yang seimbang menjadikannya kopi favorit bagi para penikmat kopi yang mencari sensasi rasa yang berbeda.

Kontroversi

Di balik kepopulerannya, kopi luwak liar juga diselimuti kontroversi. Kualitas dan keaslian kopi ini sering dipertanyakan, dengan kekhawatiran akan adanya pencampuran dengan kopi biasa atau manipulasi proses untuk meningkatkan produksi.

Dalam obrolan ringan dengan Calvien dan Febrian di Poenokawan Roastery, kota Malang, belum lama ini. Calvien mengatakan Luwak liar atau Musang Pandan dimaksud malah terancam keberadaannya di Malang Raya ini, misalnya diburu hanya untuk barbeque atau daging bakar untuk menemani minum arak. Itu maka saya hanya mencobanya di Bondowoso, karena di daerah tersebut relatif aman. Nih kopinya Om, ada 5 kiloan saya bawa hari ini untuk dikirim ke pemesan di beberapa roastery yang membutuhkannya.

Saya mengamati kopi yang ditunjukkan Calvien, sebagaimana halnya Kopi Arabika Ateng atau Kopi Sigararutang, bentuk biji kopinya kecil tapi terkesan padat. Hanya biji kopi yang sudah bersih itu, tercium aroma alami Musang Pandan. Itu tak masalah karena Calvien memang petani profesional. Yang pasti biji kopi luwak liar itu sudah ok atau hygienis. Hanya tinggal diroasting saja.

Bagaimana Om, tanya Calvien dan Febrian hampir serentak. "Jujur, pengen nyoba sih, tapi pastinya akan lebih yahud dibandingkan Sigararutang yang kau budidayakan di Wagir Malang yang telah saya cicipi beberapa waktu lalu ketika ada Bimtek kopi dari pusat. Tapi karena saya tau ini komoditas muahal, maka Om nggak tega roasting-in dong buat Om barang seukuran secangkir espresso saja. He He .."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun