Mohon tunggu...
Parlin Pakpahan
Parlin Pakpahan Mohon Tunggu... Lainnya - Saya seorang pensiunan pemerintah yang masih aktif membaca dan menulis.

Keluarga saya tidak besar. Saya dan isteri dengan 4 orang anak yi 3 perempuan dan 1 lelaki. Kami terpencar di 2 kota yi Malang, Jawa timur dan Jakarta.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Mencari Batak Tempo Doeloe via Dr. Philip Oder Lumbantobing

12 Juli 2024   18:29 Diperbarui: 12 Juli 2024   18:32 113
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Itulah fokus utama disertasi Dr. Philip Oder Lumban Tobing. Ia fokus pada jejak Hindu dalam kepercayaan Batak Toba, meskipun tak sepenuhnya Hindu karena telah berasimilasi dengan kepercayaan lokal. Hal ini terlihat dari beberapa aspek, seperti Konsep Ketuhanan. Keberadaan Debata Mula Jadi na Bolon sebagai dewa tertinggi dalam kepercayaan Batak Toba memiliki kemiripan dengan konsep Brahman dalam agama Hindu; Struktur Kosmologi. Pembagian alam semesta menjadi tiga tingkatan dunia (atas, tengah, bawah) dalam kepercayaan Batak Toba mirip dengan konsep Triloka dalam agama Hindu; Ritual dan Upacara. Beberapa ritual dan upacara dalam kepercayaan Batak Toba, seperti penggunaan sesajen dan dupa, memiliki kemiripan dengan ritual Hindu.

Kepercayaan Batak Toba telah mengalami proses akulturasi dan asimilasi dengan budaya dan kepercayaan lokal selama berabad-abad. Hal ini menghasilkan beberapa perbedaan, seperti penekanan pada Leluhur. Kepercayaan Batak Toba memiliki penekanan yang kuat pada penghormatan kepada leluhur, yang tidak ditemukan dalam agama Hindu; Animisme. Kepercayaan Batak Toba juga memiliki unsur animisme, yaitu kepercayaan bahwa benda-benda tertentu memiliki roh. Hal ini tidak sesuai dengan ajaran agama Hindu.

Kepercayaan Batak Toba menunjukkan pengaruh Hindu yang telah berasimilasi dengan budaya dan kepercayaan lokal. Asimilasi ini menghasilkan suatu sistem kepercayaan yang unik dan berbeda dari agama Hindu.

Kepercayaan Batak Toba adalah contoh menarik dari akulturasi dan asimilasi budaya. Meskipun memiliki pengaruh Hindu, kepercayaan ini  telah berkembang menjadi sistem kepercayaan yang unik dengan ciri khasnya sendiri.

Pesisir timur atau barat

Sampai sekarang belum juga tersingkap masuk dari mana pengaruh Hindu itu, apakah dari arah pesisir timur Sumatera utara atau dari arah pesisir barat Sumatera Utara, karena artefak yang dapat dilihat sejauh ini hanyalah di Padanglawas yang disebut-sebut sebagai jejak Sriwijaya di Sumatera utara. Inipun berupa candi-candi Buddha dan bukan candi Hindu. Dan di daerah Toba sendiri jejak itu tak pernah kelihatan, kecuali buku laklak atau buku dari kulit kayu yang bertuliskan huruf Batak dan pengaruh Hindunya kentara seperti kepercayaan terhadap The High God seperti yang diteliti Dr Tobing.

Spekuasi pun berkembang seperti : 1. Jalur Perdagangan. Daerah Toba terhubung dengan pesisir barat Sumatera Utara melalui jalur perdagangan darat yang ramai, di mana kerajaan Hindu seperti Barus berada. Pedagang Hindu yang melintasi jalur ini kemungkinan membawa serta budaya dan kepercayaan mereka, termasuk konsep dewa-dewa Hindu, ritual keagamaan, dan simbol-simbol suci. Danau Toba yang luas memungkinkan perdagangan maritim dengan daerah lain. Pedagang Hindu dari India atau Sumatera Selatan dapat mengunjungi Toba dengan perahu, membawa pengetahuan dan kepercayaan baru, termasuk agama Hindu; 2. Misionaris. Kemungkinan adanya misionaris Hindu yang secara aktif menyebarkan agama mereka di Toba. Misionaris ini mendirikan kuil, menerjemahkan kitab suci Hindu ke bahasa Batak, dan mengajarkan konsep-konsep Hindu kepada masyarakat setempat; 3. Pengaruh Budaya. Masyarakat Batak Toba mungkin tertarik dengan beberapa aspek budaya Hindu, seperti konsep ketuhanan yang kompleks, ritual keagamaan yang indah, dan simbol-simbol suci yang penuh makna. Mereka mengadopsi unsur-unsur ini ke dalam kepercayaan lokal mereka, menyesuaikannya dengan konteks dan budaya mereka sendiri.; 4. Bukti yang terbatas. Kurangnya artefak Hindu di Toba dapat disebabkan oleh beberapa faktor. Bahan-bahan seperti kayu dan tekstil mudah lapuk. Artefak mungkin terkubur di bawah tanah dan belum ditemukan.

Masyarakat Batak Toba memiliki tradisi lisan yang kuat. Pengetahuan dan kepercayaan diwariskan secara turun-temurun melalui cerita rakyat dan nyanyian. Hal ini mungkin menyebabkan hilangnya bukti fisik pengaruh Hindu.

Pengaruh Hindu dalam kepercayaan Batak Toba merupakan hasil dari proses akulturasi dan asimilasi yang kompleks selama berabad-abad. Jalur perdagangan, misionaris, dan pengaruh budaya menjadi faktor penting dalam penyebaran unsur-unsur Hindu. Meskipun bukti fisik terbatas, jejak Hindu masih dapat ditemukan dalam berbagai aspek kepercayaan dan budaya Batak Toba, menunjukkan warisan budaya yang kaya dan beragam.

Relevansi Artefak Padanglawas

Meskipun Padanglawas terletak di luar wilayah Toba, artefak yang ditemukan di sana dapat memberikan beberapa wawasan tentang sejarah orang Batak Toba.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun