Mohon tunggu...
Parlin Pakpahan
Parlin Pakpahan Mohon Tunggu... Lainnya - Saya seorang pensiunan pemerintah yang masih aktif membaca dan menulis.

Keluarga saya tidak besar. Saya dan isteri dengan 4 orang anak yi 3 perempuan dan 1 lelaki. Kami terpencar di 2 kota yi Malang, Jawa timur dan Jakarta.

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Sas-sus Orangutan Raksasa Kaltim

10 Juli 2024   18:11 Diperbarui: 10 Juli 2024   18:15 274
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sas-sus Orangutan Raksasa Kaltim

Orangutan sebesar rumah di Kalimantan Timur menjadi viral luarbiasa karena ditayangkan di medsos. Sayang, video itu sudah dihapus oleh peng-uploadnya. Maka ada yang mempersoalkan angle kamera, ada kemungkinan lain mengapa Orangutan itu bisa besar sekali yakni gigantisme. Itu pendapat Prof Ibnu Maryanto peneliti di Puslit Biologi LIPI/BRIN. Tapi ia menegaskan gigantisme adalah kondisi yang jarang terjadi.

Penyebab Orangutan mengalami gigantisme sangatlah beragam. Berbagai faktor seperti tempat tinggal, hingga makanan yang mereka konsumsi dapat mempengaruhi terjadinya gigantisme, misalnya Orangutan tersebut tinggal di kawasan sawit, hutan sekunder atau kebun.

Pihak BKSDA Kaltim sejauh ini masih mencari lokasi di mana Orangutan tersebut divideokan. Juga sudah dilakukan upaya identifikasi dan penelusuran dari media sosial dan lainnya. WRU (Wildlife Rescue Unit) juga turut mencari dimana lokasi pembuatan video itu.

Sebagaimana disinggung di muka, gigantisme pada Orangutan dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti tempat tinggal. Orangutan yang hidup di area dengan sumber makanan berlimpah, seperti perkebunan sawit atau hutan sekunder, memiliki peluang lebih besar untuk mengalami gigantisme karena asupan nutrisi yang memadai. Konsumsi makanan yang tinggi kalori dan protein dapat mendorong pertumbuhan tubuh yang lebih besar, termasuk pada Orangutan. Atau kemungkinan lain yi mutasi genetik yang mempengaruhi hormon pertumbuhan, sehingga Orangutan tumbuh lebih besar dari biasanya.

Yang membatasi kita dalam spekulasi ini bahwa gigantisme adalah kondisi yang sangat jarang terjadi. Faktor lain seperti sudut pandang kamera pada postur tubuh Orangutan juga dapat memberikan kesan Orangutan tersebut jauh lebih besar daripada kenyataannya.

Maka perlu dilacak keberadaan Orangutan raksasa tersebut untuk melakukan investigasi lebih lanjut dan memastikan penyebab di balik ukurannya yang besar. Faktor Gen juga bisa dijadikan pertimbangan mengapa ada Orangutan raksasa yang hampir setinggi rumah.

Kalau ada Orangutan raksasa, mengapa binatang raksasa lain pendahulunya seperti Dinosaurus, bisa punah. Cukup banyak yang menyangkal kepunahan Dinosaurus akibat hujan meteorit. Dinosaurus punah menurut para penyangkal ini adalah karena ekosistem tidak lagi mendukung kehidupan mereka. Berbeda halnya dengan Ikan Paus misalnya, dia tetap berpostur raksasa karena cukup nutrisi yang dalam hal ini didukung oleh eko sistem kelautan yang menopang kehidupan mereka. Lihat juga binatang besar lainnya seperti Gajah dan Jerapah. Mereka masih ada tapi semakin menyusut karena ekosistem tidak lagi mendukung seperti dulu.

Tapi kini sim sala bim tiba-tiba muncul Orangutan raksasa. Memang rumit menjelaskan hal yang penuh perbantahan seperti ini. Orangutan sejauh yang diketahui peradaban, tak ada yang berukuran raksasa. Jadi tak ada teori kepunahan disini. So, kemungkinan mutasi genetik pada Orangutan raksasa di Kalimantan Timur patut dipertimbangkan.

Mutasi pada gen yang mengatur pertumbuhan, seperti gen IGF-1 (Insulin-like Growth Factor 1). Ini adalah protein yang dikodekan oleh gen IGF-1. Protein ini memainkan peran penting dalam pertumbuhan dan perkembangan berbagai jaringan dalam tubuh, termasuk otot, tulang, dan organ. Gen ini dapat menyebabkan individu tertentu tumbuh secara signifikan lebih besar daripada populasi rata-rata.

Gigantisme pada Orangutan adalah fenomena yang sangat jarang terjadi. Besar kemungkinan faktor lain, seperti sumber makanan berlimpah di sekitar lokasi video dan sudut pandang kamera yang menipu. Itulah yang berkontribusi terhadap kesan Orangutan tersebut raksasa.

Gigantisme bukan hanya fenomena yang jarang terjadi pada Orangutan. Beberapa hewan lain juga menunjukkan gigantisme, seperti Ankole-Watusi. Sapi raksasa dari Afrika ini memiliki tanduk yang panjang dan melengkung, dan dapat mencapai ketinggian bahu hingga 2 meter; Maine Coon. Kucing ras domestik ini terkenal dengan ukurannya yang besar, dengan jantan dewasa dapat mencapai berat hingga 11 kg; Burung Hantu Selandia Baru yang disebut Moa. Burung raksasa yang dinyatakan punah ini pernah hidup di Selandia Baru dan mencapai ketinggian hingga 3 meter.

Penelitian lebih lanjut dengan analisis DNA Orangutan raksasa ini dapat membantu menentukan apakah mutasi genetik memang berperan dalam pertumbuhannya yang luarbiasa.

Adapun kepunahan Dinosaurus dan hewan raksasa lainnya adalah sebuah misteri yang kompleks. Meskipun teori hujan meteorit adalah yang paling populer, teori ini tidak luput dari kritik. Para ilmuwan terus mencari bukti dan mengembangkan teori alternatif untuk menjelaskan peristiwa kepunahan massal ini.

Faktor-faktor yang mungkin berperan antara lain perubahan iklim. Bukti geologis menunjukkan periode kapur akhir mengalami perubahan iklim yang signifikan, termasuk pemanasan global dan pendinginan regional. Perubahan ini dapat mengganggu habitat dan sumber makanan dinosaurus; Aktivitas vulkanik. Letusan gunung berapi besar dapat mengeluarkan gas beracun dan debu yang menutupi sinar matahari, sehingga mengganggu fotosintesis dan rantai makanan; Kompetisi dengan mamalia. Kemunculan mamalia yang lebih gesit dan adaptif pada periode kapur akhir dapat menggantikan dinosaurus sebagai predator dan herbivora dominan; Penyakit. Wabah penyakit yang mematikan juga dapat berkontribusi terhadap kepunahan dinosaurus.

Kasus dinosaurus, ikan paus, gajah, dan jerapah menunjukkan nasib hewan raksasa tidak selalu sama. Dinosaurus punah sekitar 66 juta tahun lalu, kemungkinan besar karena kombinasi faktor yang kompleks, termasuk hujan meteorit, perubahan iklim, aktivitas vulkanik, dan kompetisi dengan mamalia.

Ikan paus tetap berkembang hingga saat ini karena ekosistem laut masih mendukung kehidupannya. Ikan paus memiliki sumber makanan yang berlimpah (plankton) dan predator alami yang sedikit.

Gajah dan jerapah populasinya menurun drastis dalam beberapa dekade terakhir karena hilangnya habitat dan perburuan liar. Ekosistem daratan saat ini tidak lagi mendukung populasi gajah dan jerapah sebesar di masa lampau.

Kepunahan dan keberadaan hewan raksasa dipengaruhi oleh berbagai faktor yang kompleks, termasuk genetika, lingkungan, dan interaksi dengan spesies lain.

Penelitian ilmiah yang berkelanjutan sangat penting untuk memahami dengan lebih baik faktor-faktor yang berkontribusi terhadap kepunahan dinosaurus dan kelangsungan hidup hewan raksasa lainnya.

Orangutan raksasa yang viral itu bagaimanapun harus segera dilacak keberadaannya, sebelum spekulasi tentangnya melesat lebih jauh ke lautan fantasi yang semakin menyesatkan.

Lihat :

https://inet.detik.com/science/d-7431790/orang-utan-sebesar-rumah-bisa-jadi-gigantisme

https://en.wikipedia.org/wiki/Acromegaly

https://www.britannica.com/question/How-did-most-dinosaurs-go-extinct

https://www.nationalgeographic.com/science/article/why-dinosaurs-extinction-is-an-ongoing-puzzle

Joyogrand, Malang, Wed', July 19, 2024.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun