Boleh dikata sesudah berjalan empat tahun sebagai destinasi wisata, perkembangan Jalan Basuki Rahmat tak mengubah apapun kecuali kesemrawutan pengunjung dan pedagang kaki lima yang meluber ke mana-mana.
Ini jelas tak sesuai ekspektasi semula bahwa semua arus turisme kota yang mengarah ke Kajoetangan Heritages harus tertib, sehingga mereka dapat dapat cangkruk di bangku-bangku wisata yang tersedia di sepanjang Jalan Basuki Rahmat dan selebihnya akan dapat memasuki Kampung Kajoetangan Heritages dari 2 gang utama yang bertuliskan Kampung Kajoetangan Heritages.
Sabtu 7 Juli yang lalu aku dolan-dolan ke Kampung Kajoetangan Heritages. Ketemu seorang Nando di Poenokawan Cafe. Sepertinya daerah kantong itu lumayan ramai pada malming tersebut, tapi tidak seperti seharusnya, karena coba lihat di Jalan Basuki, tumpukan orang justru ada disitu, sedangkan bagian dalam yaitu Kampung Kajoetangan Heritages malah ramai ala kadarnya. Artinya orang hanya sekadar datang dan foto selfie, karena obyek heritages memang banyak disitu.
Apalagi di belakang cafe Poenokawan ada kali kecil yang diterangi lampu di sepanjang koridornya yang berdua sisi. Pokoknya ada kesan "Belanda Mini di Tengah kota". Disitu pula dipajang sebuah prasasti yang ditandatangani Menparekraf Sandiaga Uno pada April 2023. Dalam prasasti itu dinyatakan Kampung Kajoetangan Heritages adalah salah satu desa wisata terbaik dari 75 Desa Wisata terbaik di negeri ini.
Menurut Nando kreativitas warga di kantong wisata ini perlu ditingkatkan agar pengunjung datang lagi. Perlu ada perubahan yang difasilitasi pemerintah tentunya. Kalau hanya ini-ini saja yang dilihat ya orang tentu akan jenuh dan takkan datang lagi. Turis kelihatan datang hanya untuk berfoto selfie.
Utamanya para gadis-gadis remaja ya seperti itu. Setelahnya palingan mereka hanya minum es dan minuman segar lainnya. Sementara kopi dan lainnya tak disentuh mereka, kecuali Rumahmakan Mbah Ndut di gang utama jalan masuk kesini, ada memang turis yang frequently makan disitu.
Saya kira warga Kajoetangan sekarang ini terlihat apatis karena terkondisi aksesibilitas yang tak merata, yi pengaturan di poros utama Jln Basuki, kata Nando.
Sebagai salah satu pelaku usaha Nando benar, demikian juga kesanku. Pemkot Malang perlu menyentuh warga dengan memfasilitasi hal-hal yang baru, termasuk bagaimana pengaturan terbaik untuk poros utama Jalan Basuki Rahmat. Karena jelas prasasti yang ditandatangani Menparekraf Sandiaga Uno pada April 2023 lalu sepertinya tak ada gunanya, meski disebut disitu Kampung Kajoetangan Heritages adalah salah satu Desa Wisata Terbaik di Indonesia.
Menurut Nando ada baiknya remaja yang suka berfoto selfie dan datang berkunjung kesini justeru harus diajak rembugan agar kita tahu apa saja yang perlu diperbaharui.