Sementara luas Kampung Kajoetangan Heritage berkisar antara 4 hingga 6 hektar. Kota Malang memiliki luas wilayah administratif 254,76 kilometer persegi (BPS, 2021). So, proporsi luas Kampung Kajoetangan Heritage dibandingkan Kota Malang dapat dilakukan dengan menggunakan nilai-nilai perkiraan luas tersebut. Perhitungan menunjukkan proporsi luas Kampung Kajoetangan Heritage berkisar antara 0,015% hingga 0,023% dibandingkan dengan luas Kota Malang.
Meskipun areanya tergolong kecil dibandingkan dengan luas Kota Malang secara keseluruhan, Kampung Kajoetangan Heritages memiliki nilai sejarah dan budaya yang signifikan. Pelestarian dan pengembangan kawasan ini perlu dilakukan dengan mempertimbangkan konteks tata ruang dan kelestarian budayanya.
Ini pulalah masalahnya. Sebagaimana diketahui Kampung Kajoetangan diresmikan sebagai kampung heritage oleh Pemkot Malang pada 19 April 2018. Peresmian ini dilakukan bertepatan dengan HUT Kota Malang ke-1001.
Pengembangan Kampung Kajoetangan Heritages sebagai destinasi wisata kota telah dimulai beberapa tahun sebelumnya. Berbagai upaya dilakukan oleh masyarakat dan komunitas setempat untuk melestarikan nilai sejarah dan budaya kawasan tersebut.
Peresmian di tahun 2018 menjadi momen penting yang menandai pengakuan resmi Kampung Kajoetangan sebagai aset budaya dan daya tarik wisata Kota Malang. Sejak saat itu, berbagai kegiatan dan program pengembangan terus dilakukan untuk meningkatkan kualitas dan daya tarik kawasan ini bagi wisatawan.
Kita lihat poros utama sebagai deretan pertokoan telah diubah total. Trotoar di kedua sisi Jalan Basuki Rahmat telah diperlebar. Sepanjang trotoar dihias dengan lampu kota era 1900-an khas Belanda, juga telah dilengkapi dengan bangku duduk untuk wisatawan. Arus lalu lintas pun telah diubah menjadi satu arah saja di mulai dari Alun-Alun Merdeka hingga ke ujung Jalan Basuki, lalu berbelok ke arah Semeru.
Dari arah Jakgung Soeprapto tak boleh lagi lanjut ke Jalan Basuki, melainkan harus berbelok ke kiri atau ke kanan di perempatan Lafayette. Cafe-cafe telah dihidupkan kembali, demikian pula toko-toko dihidupkan dengan mengharuskan ada caf di dalamnya. Itu semua untuk dan atas nama kepentingan turisme kota.
Revitalisasi trotoar di sepanjang Jalan Basuki Rahmat, termasuk di bilangan Kajoetangan, dilakukan oleh Pemkot Malang pada 2019. Menyusul lalulintas sistem satu arah di Jalan Basuki Rahmat, mulai diterapkan oleh Pemkot Malang pada 2020.