Mohon tunggu...
Parlin Pakpahan
Parlin Pakpahan Mohon Tunggu... Lainnya - Saya seorang pensiunan pemerintah yang masih aktif membaca dan menulis.

Keluarga saya tidak besar. Saya dan isteri dengan 4 orang anak yi 3 perempuan dan 1 lelaki. Kami terpencar di 2 kota yi Malang, Jawa timur dan Jakarta.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Keren Kopi Sigararutang Versi Wagir Malang

22 Juni 2024   18:39 Diperbarui: 22 Juni 2024   18:54 371
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kopi Sigararutang versi Wagir Malang yang siap petik. Foto : Calvein Tangka.

Keren Kopi Sigararutang Versi Wagir Malang

Febrian Eka The Owner Poenokawan Coffee Roastery di bilangan Joyoagung, Malang, sudah mengingatkan akan ada Bimbingan Teknis dan Cupping Coffee pada 20 Juni ini di Poenokawan termasuk di Popeye Coffee di Villa Bukit Tidar. Itu semua dalam rangka sertifikasi nasional untuk Barista, Trader dan Pembudidaya Kopi berkelanjutan di Malang Raya dan Jawa Timur.

Karena mengejar deadline sebuah notes, baru sore hari 20 Juni aku ke Poenokawan. Wuih banyak banget nih orang, dan keqnya keren-keren tampilannya. Ee rupanya itu adalah jam terakhir Bimtek hari pertama untuk para Barista, Trader dan pembudidaya kopi berkelanjutan yang bertempat di Poenokawan. Hanya Wahyu petugas Poenokawan yang ada disitu. "Luali aku rek, saiki toh Bimtek e yu," sesalku kepada Wahyu. "Iyo uis, sesok meneh tapi nang duwur di Bukit Tidar di Popeye Coffee, kata Wahyu.

Kopi Sigararutang versi Wagir Malang yang siap petik. Foto : Calvein Tangka.
Kopi Sigararutang versi Wagir Malang yang siap petik. Foto : Calvein Tangka.

Begitu lo cerito ne. Barulah keesokan harinya Jumat 21 Juni aku siap melihat seperti apa sih Bimtek bersertifikasi nasional itu. Bimtek ini adalah hari kedua sekaligus hari terakhir atau penutup untuk kegiatan sertikasi perkopian untuk Malang Raya dan Jawa Timur.

Setelah nyasar ke Capella Coffee, Bukit Tidar, aku diberi  petunjuk keluar portal, langsung aja Pak lurus ke depan memotong jalan kembar dan di ujung belok kanan, nah itu dia bangunan pertama yang bernama Popeye Coffee.

Ok ketemu sudah Popeye. Aku masuk dan langsung menyalami para peserta sertifikasi nasional perkopian bertempat di Popeye Coffee. Ada Krisandi dari Asosiasi Lembaga Sertifikasi Nasional bidang perkopian selaku Fasilitator, ada wajah yang baru kukenal saat itu yi Calvein Tangka The Owner Popeye Coffee, ada Ferry dan Aryo dari Sidoardjo dan Surabaya, ada Wahyu Gunawan dari Bali dan beberapa anak lainnya. Jadi total dengan para pemain kopi lainnya kemarin yang dibimtek di Poenokawan. Ya, sekitar 30-an orang Barista, Trader dan Pembudidaya Kopi di Malng Raya, Jawa Timur dan Bali yang mendapat sertifikat nasional terkait profesi mereka sekarang.

Krisandi dari Assosiasi Lembaga Sertifikasi Nasional dan seorang peserta Bimtek Perkopian di  Popeye Coffee. Foto : Parlin Pakpahan
Krisandi dari Assosiasi Lembaga Sertifikasi Nasional dan seorang peserta Bimtek Perkopian di  Popeye Coffee. Foto : Parlin Pakpahan

Mereka para Barista itu ya tambah oke kalau misalnya dapat pekerjaan baru katakanlah di Jakarta atau Bali dst, begitu juga para Trader dan pembudidaya kopi, karena itu semua adalah keakhlian yang harus bersertifikasi nasional.

Kepada Fasilitator pusat Krisandi saya hanya mengatakan bahwa kedatangannya ke kota Malang jelas sangatlah penting. Anda tahu kan Malang adalah destinasi sekaligus persimpangan wisata untuk Indonesia Tengah hingga Bali dan NTT. Dan yang berprofesi di bidang perkopian tentu banyak apalagi kalau digabung se-Jawa Timur hingga Bali.

"Saya dan Febri, zoom-zoom-an dengan pusat Pak, maka setelah pusat acc Bimtek di Malang, Krisandi yang ditugasin jadi fasilitator", kata Calvein.

Calvein Tangka (mid) dan Wahyu Gunawan (Kn) sedang bercengkerama di  ruang santai Popeye Coffee.
Calvein Tangka (mid) dan Wahyu Gunawan (Kn) sedang bercengkerama di  ruang santai Popeye Coffee.

"Emang kalau anak-anak datang ke Jakarta bayar sertifikasinya berapa Kris"

"Lumayan Pak bisa kena charges Rp 2 juta. Kalau panggilan gini ya separuhnyalah. Sementara transportasi Jakarta-Malang PP dan akomodasi saya selama di Malang kan ditanggung pihak Assosiasi.

"Kuranglebih satu bulan saya dan Febri sibuk berkomunikasi kesana kemari di Malang dan Jawa Timur, termasuk Bali, sehingga peserta yang mengikutinya lumayanlah. Kebanyakan dari Sidoardjo dan Surabaya", kata Calvein.

Aryo (kn), peserta Bimtek perkopian dari Surabaya. Foto : Parlin Pakpahan.
Aryo (kn), peserta Bimtek perkopian dari Surabaya. Foto : Parlin Pakpahan.

"Iya ya Bali ada juga nih Wahyu. Kirain mereka som-som mentang-mentang Pulau Dewata, taunya anak baik nih si Wahyu. He He .. Biarlah yang lain sementara ini mengabaikannya ntar juga sadar sendiri bahwa sertifikasi nasional sangatlah penting terkait profesi mereka ke depan."

Akupun menyilakan Krisandi melanjutkan kegiatan terakhirnya yi memfasilitasi para peserta untuk mendapatkan sertifikasi di hari kedua atau terakhir Bimtek perkopian itu. Akupun menuju ke corner melihat koleksi kopi Popeye. Waw banyak macamnya, ada Kopi Malang dari seluruh penjuru Malang Raya ntah itu Dampit, Kawi, Arjuno dll. Ada kopi dari seberang, ntah itu dari Gayo, Kintamani Bali, Flores dll. Tapi sepintas tadi aku dengar Calvein menyebut nama Kopi Ateng. Akupun bertanya apa Kopi Sigararutang yang dimaksud. Calvein mengiyakan, seraya menjelaskan ".. Bibitnya doang dari Toba Pak, tapi Sigararutang yang sekarang ada adalah hasil panen kebun kopiku di Wagir, Malang. Aku mencoba membudidayakannya disana, ternyata bisa, tapi ntahlah bagaimana rasanya", kata Calvein seraya bergegas kedalam dan mengambil satu kantong plastik coffee bean Sigararutang. Aku menjamah dan meraba biji kopi itu. Bentuk dan besarannya persis Sigararutang habitat tanah Batak. Dan sekarang yang kupandang-pandang ini adalah habitat baru Sigararutang yi Wagir, Malang.

Ferry dan isteri, peserta bimtek perkopian dari Sidoardjo. Foto : Parlin Pakpahan.
Ferry dan isteri, peserta bimtek perkopian dari Sidoardjo. Foto : Parlin Pakpahan.

"Kopi Sigararutang di habitat aslinya Lingkar Toba pendek Calvein, paling setinggi saya 165 Cm. Bagaimana kau lihat kopi ini tumbuh di Wagir?"

"Lebih tinggi dari aslinya kalau begitu. Yang tumbuh di Wagir ya ini dia hasilnya, dan tinggi pohon bisa sampai 2 meteran Pak."

"Wow dia beradaptasi lagi dengan habitat barunya, meski sama-sama di ketinggian pegunungan yang relatif sama yi 800-1000 dpl. Bagaimana ada yang sudah diroasting agar saya mencobanya selaku tester", tanyaku.

"Oh sudah, sudah Pak. Tinggal digiling aja. Dijadiin Kopi Tubruk, Atau Americano atau bagaimana Pak", tanya Calvein.

"Thanks Calvein. Dibikinin Espresso ajalah, karena racikan Espresso cocok untuk merasakan Kopi Sigararutang atau Kopi Arabila Batak atau Kopi Ateng, atau sekarang ini merasakan Kopi Sigararutang yang berhabitat baru di Wagir, Malang. Saya masih dipenuhi tandatanya besar, kalau coffee bean yang saya lihat tadi bentuknya persis sama dengan aslinya. Saya hanya berharap semoga rasa kopinya tetap sama, atau kalau bisa lebih baik lagi ketimbang aslinya di lingkar Toba sana".

Yehezkiel sang Barista Popeye pun segera disuruh Calvein untuk meracik Espresso dari Kopi Sigararutang versi Malang itu.

"Bagaimana Calvein sampai ada idemu membudidayakan Kopi Sigararutang di Wagir?"

"Coba-coba aja Pak, karena Kopi Sigararutang atau Kopi Ateng ini kan sudah punya nama besar. Apa salahnya kalau saya coba di Malang," sahut Calvein.

Yehezkiel, Barista di Popeye Coffee, Bukit Tidar, Malang. Foto : Parlin Pakpahan.
Yehezkiel, Barista di Popeye Coffee, Bukit Tidar, Malang. Foto : Parlin Pakpahan.

"Lalu bagaimana, apakah ada tanaman kanopi untuk melindunginya. Kalau di tanah Batak pohon kanopi dimaksud yang umum adalah pohon Pinus dari jenis Mercusii", tanyaku.

"Sama Pak, pohon kanopi untuk kebun kopi saya di Wagir ya pohon pinus juga, tapi jenisnya ntahlah," sahut Calvein.

"Sudah benar itu apapun jenisnya. Di Timor Timur tanaman kanopi yang memayungi perkebunan kopi di Ermera dan Liquica ya Eucalyptus Alba. Itu tuh yang batangnya putih dan daunnya segede daun jambu klutuk.Tau sendirilah kalau nggak dinaungi, hasil kopinya nanti kurang bagus", sahutku.

"Thanks infonya Pak", sahut Calvein.

"Espressonya sudah siap minum nih Pak," Yehezkiel menawarkan kopi racikannya.

Waw busanya keren banget nih kopi. Akupun mencicipi espresso Sigararutang versi Wagir itu dengan perlahan-lahan penuh perasaan. Bayangkan Kopi Arabika Batak yang ditanem di Wagir, Malang. Kuregukk lagi ... Kureguk lagi .. Kureguk lagi .. dan akhirnya tandas sudah secangkir Espresso Sigararutang versi Wagir yang diracik Barista Popeye Coffee yi saudara Yehezkiel.

"Luarbiasa .. Luarbiasa .. Keren Calvein .. Keren banget nih Sigararutang versi Wagir. Selaku Tester penilaianku sementara ini rasanya setengah digit di atas Emak Bokapnya di tanah Batak sana. Yang pasti Sigararutang versi Wagir ini di atas Sigararutang versi tanah Batak.

Terima kasih Pak. Ntar kapan waktu kita berwisata ke Wagir melihat kebun kopiku disana ya Pak.

O iya setuju sekali Calvein. Kau anak Manado keren memang dan berlanggam N'jowo lagi. Maklumlah Opamu dulu orang Balai Besar Jember di masa  Belanda. Tau sendirilah kan Wong Londo yang menemukan Kopi Robusta Dampit, Malang, dan sekarang kaulah Penemu Kopi Sigararutang versi Wagir, Malang. Ntar kita cari nama barunya yang super keren ya Calvein.

Salam Perkopian Nusantara. Horas!

Joyogrand, Malang, Sat', June 22, 2024.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun